Bagi publik sepakbola Inggris, Stadion Wembley ibarat kuil suci. Sebagai stadion Nasional Inggris, Wembley dianggap hanya layak menjadi venue pertandingan besar selain seluruh laga yang dimainkan tim nasional Inggris. Namun pada 1991, Federasi Sepakbola Inggris (FA) membuat sebuah keputusan kontroversial dengan mengizinkan pertandingan semifinal Piala FA 1991, yang mempertemukan Tottenham Hotspur dengan Arsenal, digelar di Stadion Wembley.
Pertandingan antara Spurs melawan Arsenal masuk dalam buku sejarah sebagai laga semifinal Piala FA pertama yang berlangsung di Wembley. Inilah yang menyulut kontroversi dari keputusan FA di tahun 1991. Apalagi satu pertandingan semifinal lainnya antara Nothingham Forrest melawan West Ham United digelar di markas Aston Villa, Villa Park.
Kegaduhan terjadi, banyak yang menganggap bahwa nilai-nilai tradisional pertandingan di Wembley tercoreng akibat keputusan tersebut. Sepanjang sejarah, Stadion Wembley hanya diperuntukkan menggelar pertandingan final turnamen domestik Inggris.
Tapi FA tidak punya pilihan lain. Tragedi Hillsborough pada 1989 memicu FA mengeluarkan keputusan kontroversial tersebut. Pascatragedi Hillsborough, FA meminta agar klub menghilangkan pagar pembatas dan tribun berdiri di stadion masing-masing. Hal tersebut membuat renovasi besar-besaran terjadi di hampir seluruh stadion di Inggris.
Pertimbangan lain FA menggelar pertandingan semifinal Piala FA 1991 antara Tottenham melawan Arsenal di Wembley, karena kapasitas stadion yang lebih mumpuni menampung suporter Spurs dan Arsenal di pertandingan tersebut.
Duel antara Tottenham melawan Arsenal memiliki nilai gengsi yang tinggi, hingga berpotensi menyedot animo penonton dengan jumlah besar. Enggan kejadian Hillsborough kembali terulang, FA akhirnya mengambil sikap dengan memutuskan pertandingan tersebut digelar di Wembley.
Kala itu, pertandingan dimenangkan Tottenham dengan skor meyakinkan 3-1. Spurs melaju ke final untuk menghadapi Nothingham Forrest yang pada pertandingan semifinal lainnya mengalahkan West Ham empat gol tanpa balas. Di partai final yang juga berlangsung di Wembley, Tottenham meraih kemenangan tipis 2-1 atas Nothingham.
Baca juga: Mengenal Stadion Wembley, Rumah Sepakbola Inggris
Selang dua tahun kemudian, Tottenham dan Arsenal kembali bertemu di semifinal Piala FA 1993. Pertandingan tersebut kembali digelar di Wembley, namun tidak hanya laga Tottenham melawan Arsenal saja yang berlangsung di Wembley. Saat itu, FA pun memutuskan laga semifinal lainnya antara Sheffield Wednesday melawan Sheffield United digelar di Wembley.
Dalam pertandingan semifinal Piala FA 1993, Arsenal balik meraih kemenangan atas Tottenham, setelah gol semata wayang Tony Adams mengantar The Gunners ke partai puncak. Di final, Arsenal jumpa Sheffield Wednesday yang lolos setelah mengalahkan Sheffield United, 2-1. Dalam pertandingan final yang berlangsung di Wembley itu, Arsenal keluar sebagai juara.
Semifinal Piala FA 1993 pun tercatat sebagai bentrokan terakhir Tottenham dan Arsenal yang berlangsung di Wembley. Sejak saat itu, selama 25 tahun lamanya Tottenham dan Arsenal tak pernah lagi bersua di Wembley dalam pertandingan kompetitif.
Penantian selama seperempat abad Tottenham dan Arsenal kembali bersua di Wembley pun akhirnya tercapai. Pada Sabtu (10/2) malam WIB, Wembley kembali bersiap menjadi menjadi saksi bisu panasnya bentrokan antara dua kesebelasan asal London Utara itu.
Kembalinya Wembley sebagai venue duel antara Tottenham melawan Arsenal pun menjadi bumbu tersendiri jelang laga bertajuk Derbi London Utara itu, meski secara teknis Wembley adalah "kandang" Tottenham pada musim ini. Hal ini menarik karena ada fakta lain menyebut bahwa kedua kesebelasan memiliki torehan impresif saat bermain di Wembley.
Catatan apik Tottenham dan Arsenal di Wembley
Pada musim 2017/18, Wembley ditetapkan menjadi markas sementara bagi Tottenham. Renovasi Stadion White Hart Lane menjadi alasan Tottenham ‘mengungsi’ ke Wembley setidaknya untuk dua musim ke depan – 2017/18 dan 2018/19.
Spurs sempat mengalami kesulitan meraih kemenangan saat tampil di stadion berkapasitas 90 ribu kursi itu. Delapan pertandingan kandang di awal musim 2017/18 berakhir dengan catatan empat kemenangan, dua kalah, dan dua imbang.
Kepayahannya Tottenham bermain di Wembley, konon dipengaruhi luas lapangan yang lebih lebar dua meter dari White Hart Lane. Di bawah asuhan Mauricio Pochetino, Tottenham dikenal permainan yang mengandalkan pressing lateral dengan memanfaatkan lebar lapangan. Dalam membangun serangan, The Lily White pun kerap mengandalkan kecepatan dua bek sayap mereka.
Tottenham sempat mengusulkan mempersempit lebar lapangan Wembley, untuk menunjang pola permainan khas mereka. Namun usulan tersebut ditolak FA dan 19 petinggi klub Liga Primer Inggris lainnya. Tottenham, tidak memiliki pilihan lain selain beradaptasi secepat mungkin dengan lebar lapangan markas sementara mereka itu.
Baca juga: Strategi Pressing Spurs Terancam karena Dimensi Lapangan Wembley Terlalu Lebar
Perlahan tapi pasti, Spurs berhasil beradaptasi dengan lebar lapangan Wembley. Bahkan, stadion nasional Inggris itu kini menjadi tempat yang ramah bagi The Lily Whites. Dari 12 pertandingan kandang terakhir yang dilakoni, Tottenham tak terkalahkan dengan catatan 10 menang dan dua imbang. Selain itu, dari 12 pertandingan tersebut Tottenham mampu mencetak 32 gol dan hanya kebobolan enam kali.
Catatan impresif Tottenham saat tampil di Wembley menjadi modal berharga jelang pertandingan menghadapi Arsenal. Apalagi, sejak tahun 2015, rekor Arsenal saat melakoni laga tandang menghadapi lima tim besar Inggris: Tottenham, Chelsea, Liverpool, Manchester United, dan Manchester City, terbilang buruk. Dari 15 laga tandang menghadapi lima kesebelasan tersebut, Arsenal tak pernah meraih sekalipun kemenangan dengan catatan sembilan kalah dan enam pertandingan berakhir imbang.
Meski begitu, Tottenham diharapkan tidak terlalu jemawa. Rekor impresif Tottenham di Wembley dan catatan minor penampilan tandang Arsenal kala menghadapi lima kesebelasan besar Inggris di laga tandang, tak menjamin Tottenham bisa meraih kemenangan dengan mudah atas Arsenal di laga nanti.
https://twitter.com/panditfootball/status/961546602841178112
Pada kenyataannya, Arsenal pun memiliki ukiran penampilan impresif di Wembley. Sejak tahun 2009, The Gunners tak terkalahkan dari sembilan pertandingan yang dilakoni di Wembley. Tak ayal, stadion tersebut ibarat kandang kedua bagi Arsenal. Kali terakhir Arsenal meraih hasil impresif di Wembley adalah saat mereka dua kali menghajar Chelsea, di final Piala FA 2017 dan Community Shield 2018.
Rasio kemenangan Arsenal di Wembley pun mencapai 70 persen, terhitung sebagai rasio kemenangan tertinggi dari enam kesebelasan besar Liga Primer Inggris lainnya. Manajer Arsenal, Arsene Wenger, membenarkan bahwa Wembley ibarat rumah kedua bagi Arsenal. Pelatih berkebangsaan Prancis itu menuturkan bahwa Wembley memberikan kenyamanan bagi Arsenal dalam bermain.
"Kami hanya memiliki sedikit beban, karena kami selalu tampil baik di sana (Wembley). Saya tak merasakan atmosfer laga tandang ketika bermain di Wembley," terang Wenger, dilansir dari Metro.
***
Melihat fakta yang telah disebutkan di atas, terpapar jelas bahwa Wembley merupakan stadion yang ramah bagi Spurs dan Arsenal. Tuah Wembley benar-benar dirasakan kedua kesebelasan London Utara itu. Namun, kedua kesebelasan akan bentrok pada Sabtu malam nanti. Menarik tentunya melihat kepada siapakah Wembley memberikan tuahnya. Apalagi, kemenangan sangat dibutuhkan kedua kesebelasan tersebut untuk menjaga asa finis di urutan empat besar di akhir klasemen Liga Primer Inggris musim ini.
Komentar