Rivalitas Indonesia dan Malaysia adalah salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Pada Piala AFF 2010, kedua negara bertemu sebanyak tiga kali. Sekali di fase grup, dan dua kali di final.
Indonesia mengawali Piala AFF 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan kemenangan meyakinkan atas rivalnya tersebut, tidak tanggung-tanggung, yaitu dengan skor 5-1. Meski sempat ketinggalan melalui gol Norshahrul Idlan Talaha pada menit ke-18, Indonesia mampu mencetak dua gol di babak pertama dan tiga gol lagi di babak kedua.
Gol bunuh diri Mohn Asraruddin Putra Omar menjadi gol pembuka Indonesia di turnamen dua tahunan tersebut. Selanjutnya Cristian El Loco Gonzáles, Muhammad Ridwan, Arif Suyono, dan Irfan Bachdim berhasil mencetak gol-gol balasan.
Bachdim saat itu bisa dibilang sebagai pemain yang paling disoroti dan menjadi pujaan suporter sepakbola tanah air.
Dengan maraknya pemberitaan timnas, ditambah media sosial yang baru booming, membuat popularitas Bachdim menular dengan alami kepada timnas. Semua suporter dari segala kalangan seperti bersatu mendukung Indonesia, seperti slogan yang tertera di logo Garuda di dada: Bhinneka Tunggal Ika.
Pada hakekatnya skuat Indonesia asuhan Alfred Riedl saat itu memang memiliki kualitas yang sangat baik. Sehingga kemenangan 5-1 di pertandingan pembuka —menghadapi Malaysia pula— menjadi modal berharga mengarungi Piala AFF 2010. Semua orang bersemangat.
Selanjutnya Indonesia berhasil menang 6-0 melawan Laos dan menang 2-1 melawan Thailand yang diperkuat Teerasil Dangda, Sinthaweechai Hathairattanakool, Suchao Nuchnum, dan Theeraton Bunmathan muda. Indonesia memuncaki Grup A dengan poin sempurna (9), disusul Malaysia (4), Thailand (2), dan Laos (1).
Di babak semifinal, Indonesia menang dua kali dengan skor 1-0 menghadapi Filipina. Kedua pertandingan dilangsungkan di Gelora Bung Karno karena Filipina tak memiliki kandang yang dinilai layak saat itu.
Saat itu Filipina sudah diperkuat oleh James dan Phil Younghusband, serta Neil Etheridge. Pada semifinal lainnya Malaysia juga mengalahkan Vietnam dengan agregat 2-0.
Hasil-hasil itu membuat Indonesia kembali bertemu rival abadinya, Malaysia, di partai pucak. Pertandingan final leg pertama digelar di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur.
Malam Penuh Kekecewaan di Bukit Jalil
Menjelang laga yang berlangsung pada pada 26 Desember 2010 itu, Indonesia lebih diunggulkan mengingat Tim Garuda merupakan kesebelasan yang paling produktif di turnamen dua tahunan tersebut, di mana mereka mencetak 15 gol dan hanya kebobolan dua gol. Sebaliknya, Malaysia terseok-seok untuk mencapai final.
Namun apa daya, hasil akhir laga berbau kontroversi tersebut berkata lain. Indonesia harus takluk tiga gol tanpa balas dari Malaysia.
Riedl saat itu memasang duet Gonzáles dan Bachdim di lini depan. Di lini tengah, terdapat Oktovianus Maniani, Firman Utina, Ahmad Bustomi, dan Muhammad Ridwan. Sementara Mohammad Nasuha, Zulkifli Sukur, Hamka Hamzah, dan Maman Abdurachman dipercaya manajer asal Austria tersebut untuk mengisi lini pertahanan dengan Markus Haris Maulana berperan sebagai penjaga gawang.
Pada babak pertama, anak asuh Riedl sebenarnya tidak bermain buruk. Indonesia berhasil mengimbangi perlawanan Malaysia sembari sesekali mengancam gawang yang dikawal Khairul Fahmi.
Pada babak kedua, Indonesia tampil lebih menekan. Pada menit ke-47, Firman Utina memberikan umpan kepada Irfan Bachdim melalui tendangan bebas. Bola pun diteruskan Irfan kepada Gonzales. El Loco yang berdiri bebas dengan mudahnya menceploskan bola ke gawang Khairul Fahmi. Akan tetapi hakim garis mengangkat bendera menandakan bahwa gol tersebut dianulir.
Semenit berselang, giliran Ahmad Bustomi yang mengancam gawang Malaysia. Namun sepakannya masih bisa diamankan dengan mudah oleh Fahmi. Setelah peluang tersebut, justru Malaysia yang mendominasi jalannya laga. Kesebelasan berjuluk Harimau Malaya tak henti-hentinya menekan lini pertahanan Indonesia. Pada menit ke-50, Safee Sali mengirimkan umpan kepada Norshahrul. Namun umpan tersebut tidak dapat diselesaikan dengan baik oleh Norshahrul dan bola pun melebar di sisi kiri gawang Indonesia.
Pada menit ke-61, Malaysia memecah kebuntuan. Safiq Rahim mengirimkan umpan lambung kepada Norshahrul Idlan, bola pun jatuh di kaki Maman Abdurahman dan seharusnya bisa diantisipasi dengan baik. Namun bola dengan mudahnya direbut kembali oleh Norshahrul dan diumpan kepada Safee. Safee yang berdiri bebas lalu melepaskan sepakan kaki kanan yang tak mampu dihentikan Markus. Setelah gol pertama tercipta, pemain Indonesia tampak bermain lesu dan tidak memberikan perlawanan berarti kepada Malaysia.
Pada menit ke-65, Safee memainkan skema umpan satu dua cantik dengan Ashari. Safee berhasil melewati Markus, beruntung bola masih bisa dibuang keluar lapangan oleh Hamka Hamzah.
Tiga menit berselang Norshahrul kembali mengacak-acak lini pertahanan Indonesia dan lagi-lagi mengirimkan umpan kepada Mohammad Ashari yang berdiri bebas. Ashari pun melayangkan sepakan keras dan membuat kedudukan menjadi 2-0 untuk Malaysia.
Semenit kemudian Norshahrul kembali menusuk ke kotak penalti Indonesia. Bola diberikan kepada Safiq, akan tetapi sepakan Safiq masih melayang di atas mistar gawang. Pada menit ke-71, Indonesia mencoba memperkecil kedudukan melalui sepakan Muhmammad Ridwan. Namun sepakannya masih melebar di sisi kanan gawang Malaysia.
Langkah Indonesia untuk merengkuh gelar Piala AFF untuk pertama kalinya semakin berat pada menit ke-73 kala tandukan Safee kembali mengoyak gawang Indonesia. Tak lama setelah itu, Alfred Riedl berinisiatif memasukkan Arif Suyono untuk menambah kreativitas serangan.
Pemain yang akrab disapa Keceng tersebut pun masuk menggantika Okto. Pada menit ke-86, Arif melayangkan sepakan spekulatif dari luar kotak penalti. Akan tetapi bola berhasil diamankan dengan baik oleh Khairul.
Dengan selisih tiga gol dan tidak mencetak satupun gol tandang, langkah Indonesia untuk meraih gelar juara Piala AFF 2010 kian berat.
Lini Belakang Menjadi Sorotan
Pertahanan Indonesia yang hanya kebobolan dua gol pada laga tersebut tidak bisa berkutik di hadapan para pemain depan Malaysia yang gesit dan kreatif.
Dua gol yang tercipta pada laga tersebut pun tak lepas dari kesalahan pemain belakang Indonesia. Pada gol pertama, Maman sebenarnya dalam posisi menguntungkan untuk membuang bola atau mengopernya kepada Markus. Namun bola malah dibiarkan lewat begitu saja.
Norshahrul yang melihat kecerobohan Maman pun langsung berlari dan merebut bola kembali. Bola pun diumpan kepada Safee yang berdiri bebas tanpa penjagaan yang berarti.
Selain Maman yang melakukan blunder, Hamka juga kerap kehilangan fokus dan kesulitan dalam mengawal pergerakan Safee. Pada gol tersebut Hamka terlihat antara salah menembak arah bola atau terpeleset. Muhammad Nasuha, seorang full-back yang memiliki kecepatan, juga kerap terlihat ragu untuk melaku ke depan.
Begitu juga pada saat terciptanya gol kedua. Norshahrul berhasil mengelabui tiga sampai empat pemain Indonesia yang mengepungnya. Norhahrul pun melepaskan umpan yang memantul lebih dulu di kaki pemain Indonesia. Ashari Samsudin yang lagi-lagi tanpa penjagaan langsung menyambar bola dan melepaskan tembakan keras.
Selain lini belakang, lini tengah dan lini depan Indonesia juga minim kreativitas. Indonesia kesulitan untuk menembus pertahanan Malaysia yang disiplin. Indonesia malah kerap kali melalakukan umpan panjang tak terukur dan sering kehilangan bola di lini tengah.
Singkatnya, hampir seluruh pemain Indonesia pada laga leg pertama itu tampil buruk dan tidak percaya diri. Tidak mudah tentunya membalikkan skor 0-3 di leg kedua meski Indonesia punya modal kemenangan 5-1 dengan lawan yang sama di stadion yang sama pula (GBK) pada pertandingan perdana Piala AFF 2010.
Pada leg kedua yang digelar 29 Desember itu, Indonesia hanya bisa menang 2-1 dari Malaysia. Pada babak pertama, Indonesia mendapatkan penalti, namun sepakan Firman Utina bisa diselamatkan Khairul.
Gol pembuka justru dicetak oleh Malaysia melalui Safee pada menit ke-54. Indonesia hanya mampu mencetak dua gol melalui Mohammad Nasuha (menit ke-72) dan Ridwan (menit ke-87).
Dengan skor 2-1 seperti itu, Tim Garuda kalah agregat 2-4. Indonesia pun harus rela rivalnya berbahagia mengangkat trofi Piala AFF.
(ham/dex)
Komentar