Pekan ke-32 Serie-A 2022/23 akan menjadi sajian spesial bagi SSC Napoli. Melawan Salernitana di Stadion Diego Armando Maradona, Minggu (30/4), Napoli bisa mengunci scudetto (juara) bilamana menang dan sementara SS Lazio kalah. Meskipun Serie-A musim ini menyisakan enam pertandingan lagi. Para pendukung Napoli pun sudah menyiapkan perayaan juara setelah terakhir kali diraih pada musim 1989/90.
Salah satunya adalah peti mati dan salib dengan logo-logo klub Serie-A 2022/23 lainnya. "Untuk seluruh tim Italia, rasa sakit yang luar biasa. Setelah bertahun-tahun, kami menempatkan kalian di salib kayu," berikut tulisan yang tertera pada diorama kuburan tersebut.
https://twitter.com/localteamtv/status/1651558806139150336?s=20">
https://twitter.com/localteamtv/status/1651558806139150336?s=20
Napoli sendiri berada di puncak klasemen sementara Serie-A musim ini dengan koleksi 78 poin. Di sisi lain, Luciano Spalletti sebagai pelatih, tidak ingin tergesa-gesa merayakan gelar juara Serie-A musim ini. "Saya tidak suka merayakannya terlebih dahulu. Jika kita semua merayakannya bersama-sama, maka akan ada kegembiraan dua kali lipat," ujarnya seperti dikutip dari Football-Italia.
Mereka unggul 17 poin atas Lazio di peringkat kedua. Klub berjuluk Partenopei ini memang terus berlari memuncaki klasemen di sejauh Serie-A 2022/24. Kiprah apik Napoli ini tak lepas dari peran-peran yang berbeda di internal mereka. Meskipun langkah mereka di Liga Champions 2022/23 harus terhenti di perempat final oleh AC Milan dengan agregat 2-1. Sebelumnya, Napoli berkali-kali gagal meraih scudetto.
Dalam 10 tahun terakhir, klub sepak bola kebanggaan Kota Naples ini sebanyak empat kali berakhir sebagai runner-up. Yaitu pada 2012/13, 2015/16, 2017/18, dan 2018/2019. Bahkan Napoli sempat bertengger lama di puncak klasemen pada 2015/16 dan 2017/18. Namun musim ini adalah konsistensi yang menjadi kunci Giovanni Di Lorenzo dkk. Berikut faktor-faktor yang menjadi konsistensi Napoli pada Serie-A 2022/23.
Baca Juga:Keteguhan Hati Jadi Kunci Sukses De Zerbi
Bursa Transfer yang Tepat Dari Cristiano Giuntoli
Ditinggal sejumlah pemain kunci, Napoli justru bisa tampil lebih berbahaya dengan rekrutan anyar. Bayangkan, Spalletti harus banyak kehilangan separuh pemain-pemain andalannya pada musim lalu. Adam Ounas, Andrea Petagna, Arkadiusz Milik, David Ospina, Dries Mertens, Fabian Ruiz, Kalidou Koulibaly, Lorenzo Insigne, dan lainnya, pergi meninggalkan Napoli saat musim panas 2022.
Sebagai gantinya, Partenopei memboyong Giacomo Raspadori, Giovanni Simeone, Khvicha Kvaratskhelia, Kim Min-jae, Leo Ostigard, Mathias Olivera, dan Tanguy Ndombele. Kedatangan pemain-pemain itu tidak lepas dari kejelian Cristiano Giuntoli selaku Direktur Olahraga Napoli. Ia merupakan orang yang jeli dalam pencarian bakat.
Keahliannya itu disanjung Carlo Ancelotti yang membawa Napoli menjadi runner-up Serie-A 2018/19. "Saya pernah mengujinya dengan memberikan satu nama pemain belakang dari divisi tiga Liga Turki. Beberapa hari kemudian, dia berhasil mengetahuinya sampai seberapa sering pemain itu pergi ke kamar mandi dalam satu hari," ujarnya seperti dikutip dari Corriere dello Sport.
Lihat saja musim ini, siapa sih yang mengetahui Kvaratskhelia dan Min-Jae? Dua pemain itu menjadi rekrutan paling menonjol karena selalu menjadi andalan Napoli di sejauh musim ini. Kvaratskhelia didatangkan untuk mengisi pos sayap kiri sepeninggal Insigne yang menjadi ikon Napoli selama bertahun-tahun.
Kvaratskhelia menjadi kompatriot mematikan di lini depan bersama Victor Osimhen. Kvaratskhelia mencetak 12 gol dan 10 asis dari 27 pertandingan bersama Napoli di Serie-A 2022/23. Ditambah juga dengan dua gol dan empat asis Liga Champions 2022/23. Pemain asal Georgia ini merupakan pemilik rating tertinggi di Napoli musim ini di atas Osimhen via situs Whoscored.
https://twitter.com/SSCNapoliNGA/status/1645029235818389505?s=20
Selain gol dan asis, Kvaratskhelia melepaskan 2,7 tembakan tepat sasaran per laga. Statistik lainnya adalah 1,7 umpan kunci dan 2 dribel sukses di setiap pertandingannya. Artinya, ia menjadi solusi serangan Napoli selain Osimhen yang memang sudah tajam sejak musim lalu. Sementara Min-jae, di luar dugaan mampu menutupi kesedihan para pendukung Napoli sepeninggal Koulibaly.
Tanpa mengesampingkan Amir Rrahmani yang juga tampil bagus pada musim ini, kedatangan Min-jae tetap menyempurnakan pertahanan Napoli. Sebab bek tengah asal Korea Selatan ini adalah pemain inti dengan rating ketiga tertinggi. Atribut 1,6 tekel ditambah 1,2 intersepsi per laga menjadi bukti permainan apik dari Min-jae.
Bahkan Min-jae juga mencetak dua gol dan dua asis dalam 30 laga Serie-A 2022/23. Sekiranya, dua pemain baru di dalam susunan 11 Napoli secara reguler ini melengkapi skuad Napoli yang sudah diperkuat Andre-Frank Zambo Anguissa, Alex Meret, Mario Rui, Osimhen, dan lainnya.
Sementara rekrutan selain Kvaratskhelia dan Min-jae, menjadi opsi lain untuk menjadi alternatif substitusi untuk rotasi pemain yang tidak kalah bagusnya. Jika ditelaah, skuad Napoli pada musim ini pun tidak banyak dari pemain-pemain negara 10 besar ranking FIFA. Namun mereka memiliki semangat orang-orang Neapolitan yang luar biasa.
Selain dukungan dari para suporter, gaya permainan mereka sering menjadi kuburan bagi lawan-lawannya di kandang maupun tandang.
Evolusi Taktik Luciano Spalletti
Tidak akan ada yang mengira bahwa Spalletti berada selangkah lagi menggenggam scudetto musim ini. Meski tergolong sebagai salah satu pelatih terbaik dari Italia, namun prestasi Spalletti tidaklah sementereng Ancelotti. Modal dua gelar juara Liga Primer Rusia dan dua piala domestik lainnya bersama Zenit St. Petersburg, masih dirasa kurang prestise.
Apalagi dengan dua gelar Coppa Italia dan satu Piala Super Italia bersama AS Roma, sudah terlalu jauh waktu untuk dibanggakan. Maka pada musim ini, sebetulnya Napoli bukanlah favorit juara jika dibandingkan AC Milan, Inter Milan, Juventus, bahkan Roma sekalipun. Namun Spalletti kali ini membuktikannya atas pondasi yang dibangun kepada skuad dan filosofi taktiknya.
Spalletti sendiri memiliki filosofi sepak bola menyerang dan permainan yang cepat dari sayap. Filosofi yang sudah membuatnya mencuri perhatian ketika melatih Udinese sejak 2002 sehingga direkrut Roma pada 2005. Bersama Roma juga ia digadang-gadang sebagai penemu false 9 di Italia kepada seorang Francesco Totti.
https://twitter.com/NerazzurriR9/status/1651660165987311630">https://twitter.com/NerazzurriR9/status/1651660165987311630
Maka Spalletti sebetulnya bukanlah pelatih kelas medioker. Ia bisa disebut sebagai salah satu filsuf sepak bola Italia atas beberapa penemuan taktik dan filosofinya. Lalu bersama Napoli, Spalletti mampu berevolusi menjadi lebih variatif lagi. Pelatih kelahiran 7 Maret 1959 itu tidak hanya mengandalkan agresivitas serangan melalui sayap saja seperti yang sudah-sudah.
Melalui formasi 4-3-3, Spalletti menginstruksikan agar para pemainnya membangun serangan dari lini belakang yang menjadi tiga bek. Mengapa menjadi tiga bek? Sebab salah satu full-back Napoli akan bergerak ke tengah sehingga sisi lainnya akan merapat kepada Rrahmani dan Min-Jae. Biasanya, Di Lorenzo yang paling sering membantu dua bek tengah tersebut.
Aliran tiga bek tengah ditambah satu kiper itu akan dibantu Stanislav Lobotka sebagai deep-lying playmaker. Mereka (khususnya Lobotka) yang akan mengirim bola ke sisi lapangan sepertiga akhir lawan. Atau langsung kepada Osimhen jika mendapatkan celah sebagai ujung tombak di lapangan. Ketika bola dialirkan ke sisi lapangan, di sinilah filosofi taktik Spalletti tetap kentara.
Yaitu dimana kombinasi di sisi sayap menjadi senjata yang mematikan bagi mantan Pelatih Inter tersebut. Faktor ini jugalah yang membuat Kvaratskhelia sangat menonjol bersama Napoli di sejauh musim ini. Keleluasaan yang didapatkan pemain 22 tahun itu membuat bakatnya keluar semaksimal mungkin bersama Partenopei. Mantan pemain Dinamo Batumi ini pun memiliki banyak opsi ketika berkombinasi.
Kvaratskhelia didukung oleh Rui dan Piotr Zielinski ketika melakukan kombinasi serangan cepat di sayap kiri. Kvaratskhelia pun diberikan keleluasaan untuk menembak langsung ke arah gawang lawan atau melepaskan umpan kepada Osimhen atau Hirving Lozano. Tentunya keleluasaan Kvaratskhelia lebih didapatkannya daripada Lozano di sisi kanan.
Sebab Kvaratskhelia mencatatkan 2,7 tembakan tepat sasaran per laga dibandingkan Lozano yang hanya 1,4. Sementara Lozano nampak dibatasi Spalletti dengan memberikan umpan-umpan kepada Osimhen atau Kvaratskhelia. Hal ini dibuktikan oleh umpan silang Lozano lebih sering daripada Kvaratskhelia.
Jika Kvaratskhelia melepaskan 0,4 umpan silang per laga, sementara Lozano melakukan 0,7 di setiap pertandingannya. Tipis memang. Namun terbilang wajar karena Spalletti lebih mengutamakan serangan dari sisi kiri daripada kanan.
Artinya, agresivitas serangan Napoli ditentukan oleh Lobotka. Lalu ditumpukan kepada Kvaratskhelia dan diselesaikan oleh predator semacam Osimhen. Agresivitas serangan Napoli juga diimbangi dengan kekuatan di lini tengah dan tebalnya pertahanan.
Trio Anguissa, Zielinski, dan Lobotka, mampu menunjang serangan dengan baik dengan mobilitas tinggi. Bonusnya, mereka memiliki sepakan-sepakan jarak jauh mumpuni sehingga ikut membuka keran-keran gol Napoli. Ketika bertahan, mereka kokoh untuk menekan lini tengah lawan. Lobotka memiliki tekel yang akurat dengan 2,3 per laga sehingga lawan mudah kehilangan bola.
Sementara Anguissa memiliki visi bertahan yang bagus atas 1,2 intersepsi per laga. Dua statistik itu merupakan yang tertinggi di Napoli. Artinya, para bek Partenopei tugasnya semakin mudah ketika bertahan. Apalagi Spalletti menuntut transisi cepat dan tepat ketika bertahan.
Salah satu full-back yang ikut agresif ketika menyerang, dituntut segera kembali ke posnya ketika bertahan. Waktu untuk mereka kembali pun dirasa cukup karena kekuatan para gelandang saat melakukan aksi bertahan yang dijelaskan tadi.
"Spalletti telah mencapai keseimbangan permainan dan kerja sama tim yang luar biasa. Dia memainkan sepakbola internasional dengan efektif dan sukses. Karena begitu banyak yang mencoba, begitu sedikit yang berhasil. Dia telah mencapai sesuatu yang bahkan tidak dipercaya pada awalnya," ujar Fabio Cannavaro.
Tentunya ini yang membuat Alex Meret dari kiper cadangan sangat percaya diri menjadi kiper utama. Alhasil, Napoli merupakan klub yang paling sedikit kebobolan dan sekaligus terbanyak dalam mencetak gol. Sejauh ini, Partenopei mencetak 67 gol dan kebobolan 21 kali.
Rival yang Melemah
Di sisi lain, Napoli pintar melihat situasi yang terjadi di Serie-A 2022/23. Sebab terjadi beberapa perubahan siklus para pesaing-pesaingnya di Serie-A musim ini. Dimulai dari Milan yang konsentrasinya terbagi dua dengan menatap Liga Champions.
Rupanya, skuad Milan tidak terlalu dalam untuk fokus kepada dua bahkan tiga kompetisi sekaligus. Maka mereka cukup kelabakan untuk mempertahankan gelar scudetto yang diraih musim lalu. Situasi ini mirip seperti Roma yang percaya diri setelah meraih Piala Konfederasi Eropa 2021/22.
Gelar itu membuat Roma percaya diri akan meraih gelar Liga Eropa 2022/23. Namun skuad mereka justru tidak dalam sehingga para pemain lebih banyak cedera dan ditinggal beberapa andalannya. Berbeda cerita dengan Inter Milan yang masih mencari bentuk permainan konsisten dengan Simone Inzaghi.
Para pemain Inter nampak masih beradaptasi setelah kepergian Antonio Conte dan estafet kepada Inzaghi. Situasi ini mirip seperti Juventus yang mencoba untuk berjaya kembali bersama Massimiliano Allegri. Bahkan mereka harus ketimpaan tangga akibat skandal plus valenza yang sempat diterima.
Kepincangan-kepincangan para rivalnya ini yang mampu dimanfaatkan Napoli. Yaitu dengan memanfaatkan taktik-taktik Spalletti menjadi konsisten. Sebab jika bicara bongkar pasang pemain, tidak banyak tim sepak bola yang bisa konsisten atau lebih baik permainannya pasca cuci gudang.
Skuad Napoli pun sebetulnya tidak terlalu dalam. Bahkan rotasinya pun itu-itu saja, yaitu masuknya Elif Elmas, Simeone, Raspadori, dan Ndombele. Akhir-akhir ini mungkin ada Oliviera yang menjadi rotasi Rui yang cukup sering tidak fit.
Bahkan Spalletti sempat dipusingkan ketika Osimhen, Simeone, dan Raspadori, cedera dalam waktu bersamaan. Namun lagi-lagi, Napoli beruntung memiliki Kvaratskhelia yang rupanya cukup terampil ketika darurat menjadi penyerang tengah.
Pada posisi itu, pemain bernomor punggung 77 ini berhasil mencetak satu gol ketika dua kali diplot menjadi penyerang tengah. Skuad yang tidak terlalu dalam dan perbedaan fokus ini membuat Napoli tidak terlalu masalah tersingkir dari Liga Champions.
https://www.instagram.com/p/CrP8es5PTJm/
Lagipula melaju ke perempat final Liga Champions adalah sejarah yang belum pernah diukir Napoli sebelumnya. Spalletti sadar bahwa kesempatan untuk meraih scudetto mungkin tidak akan datang untuk kesekian kalinya jika melihat dominasi klub-klub Italia bagian Utara.
Apalagi penantian 33 tahun rakyat Naples akan scudetto lebih dirindukan dan memungkinkan ketimbang si kuping panjang yang bisa digenggam pada musim-musim berikutnya. Gelar Serie-A adalah pembuktian bahwa kota dari kawasan Italia Selatan yang sering diasingkan ini mampu membungkam para borjuis di kawasan utara yang masih berusaha mengembalikan kejayaannya masing-masing.
Komentar