Hijrah ke Bayern Munich, Arjen Robben tampil menggila. Bersama De Bavarian, karirnya terus menanjak. Trofi demi trofi berhasil ia raih. Lima musim berkostum merah-merah, 11 gelar titel juara telah ia persembahkan untuk raksasa Jerman tersebut.
Banyak yang mengira bahwa penampilan Robben makin memukau setelah ditangani Pep Guardiola. Dengan strategi yang diterapkan mantan pelatih Barcelona itu, Robben menjadi lebih produktif. Musim ini, dari delapan penampilan, penyerang tim nasional Belanda ini sudah mengemas lima gol.
Ya, hal itu memang benar adanya. Berkat kejeniusan Guardiola, Robben semakin menikmati permainannya di usianya yang sudah memasuki kepala tiga.
Meskipun begitu, nyatanya Guardiola hanyalah satu dari sekian banyak pelatih yang berpengaruh dalam karir Robben. Selain Pep, terdapat dua nama lain yang menurut Robben telah membuatnya bisa menjadi pemain hebat seperti sekarang ini. Mereka adalah Jose Mourinho dan Louis van Gaal, di mana keduanya akan bertemu pada akhir pekan ini.
Berdasarkan penuturannya pada harian Telegraph, Mourinho menjadi pelatih yang mengasah dan membentuk fondasi pada dirinya sebagai pesepakbola hebat. Robben mendapat tempaan dari pelatih asal Portugal tersebut saat tiga tahun berseragam Chelsea.
Sementara Van Gaal, pelatih asal Belanda ini pun memberikan pengaruh besar terhadap penyerang kidal ini. Ia menjadi juru selamat Robben saat karirnya bersama Real Madrid sempat meredup. Pada 2009, Van Gaal-lah yang membawa Robben ke Bayern Munich.
âMereka berdua (Mourinho & Van Gaal) sangat banyak menuntut pemain, sangat bersemangat dan apa yang mereka inginkan dari para pemainnya adalah memiliki tuntutan dan semangat yang sama dengannya,â ujar Robben.
âSaat saya datang ke Chelsea dan bekerja untuk Mou, itu adalah pertama kalinya saya bermain di luar negeri. Tentunya itu menjadi pijakan awal yang penting dalam karir saya,â Robben menambahkan. âTapi saya pun dilatih Van Gaal, dan sekarang Guardiola. Saya merasa spesial bisa dilatih oleh pelatih sekaliber mereka. Ini tentunya menolong saya untuk menentukan langkah terbaik dalam karir saya.â
Robben memang sangat berterima kasih pada Mourinho yang menuntunnya menjadi pemain hebat kala ia masih muda. Menurut Robben, mental dan taktiklah pelajaran berharga yang didapatkannya dari pelatih yang kini kembali menangani Chelsea setelah sempat berpetualang bersama Inter Milan dan Real Madrid.
Kehebatan Mourinho Robben ungkapkan dengan bagaimana Mou bisa membuatnya meraih titel juara Premier League di musim pertamanya bersama Chelsea, di mana titel itu pun merupakan titel pertama Chelsea dalam 50 tahun terakhir.
Pun begitu dengan Van Gaal. Pelatih yang kini menukangi Manchester United itu menyelamatkan karir Robben yang sebenarnya sempat menderita cedera parah saat bergabung bersama Bayern Munich. Â Namun dengan pelatihan dan penanganan yang tepat dari Van Gaal, Robben mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya. Saat itulah karirnya sebagai pesepakbola semakin menanjak.
Karir Robben bersama Van Gaal semakin memuncak ketika keduanya kembali bekerja sama di Piala Dunia 2014. Van Gaal yang melatih tim nasional Belanda, berhasil mengantarkan Robben dkk. ke babak semi final, dan meraih juara tiga dunia.
Karena hubungannya ini, Robben sempat diisukan akan merapat ke Old Trafford. Van Gaal memasukkan nama Robben dalam daftar pemain yang diinginkannya. Namun Robben menolak karena ia sudah sangat betah tinggal dan bermain di Munich.
Tawaran bermain di United tersebut merupakan tawaran kedua yang diterima Robben. Karena pada 2004, saat United masih ditangani Sir Alex Ferguson, United pun ingin menggunakan jasanya. Namun Robben lebih memilih dilatih oleh Mourinho dibanding Ferguson.
âKarena trofi yang saya dapatkan bersama Chelsea, saya tak menyesali keputusan saya itu (menolak United),â jawab Robben ketika disinggung mengenai tawaran Ferguson. âSaya melakukan keputusan yang tepat. Mengembangkan diri saya, memenangkan dua trofi juara liga dalam tiga tahun, dua Piala Liga, dan satu Piala FA. Dan saat ini, saya sangat senang dengan apa yang terjadi di Munich. Tim terbaik yang pernah saya bela.â
Meskipun begitu, Robben tetap mendukung Van Gaal bersama United. Ia percaya, bahwa Van Gaal adalah pelatih yang tepat untuk United, meski sempat tampil meragukan di awal musim.
Dalam wawancara ini pun Robben menyatakan bahwa Munich adalah pelabuhan terakhirnya. âSaya berusia 30 saat ini, dan itu membuat sayatak ingin pergi ke liga yang baru. Saya pernah bermain di Inggris dan Spanyol, jadi saya tak lagi memiliki hasrat itu. Saya yakin 100 persen, bahwa saya akan bertahan di sini (Munich) untuk waktu yang sangat lama.â
foto: flickr.com
Komentar