Kick-off Liga Primer Inggris tinggal menunggu hari. Rasa optimisme tiap-tiap peserta kompetisi tertinggi tanah Inggris itu tentu menjulang tinggi, tak terkecuali kesebelasan-kesebelasan semenjana yang baru saja promosi. Â Ya seperti biasa, lah ya. Optimisme selalu membuncah di awal. Lagipula, suporter kesebelasan mana yang tidak optimisis menyambut musim baru? Saya rasa, mungkin tidak ada.
Kesebelasan promosi seperti Watford, Bornemouth dan Norwich tentu punya misi yang tak muluk-muluk: ingin bertahan di Liga Primer selama-mungkin. Lebih tepatnya, mereka bosan menjadi tim yo-yo di kancah persepakbolaan Inggris.
Optimisme mereka secara jelas diterjemahkan dengan pergerakan di bursa transfer musim panas ini. Salah satu kesebelasan promosi, yaitu Watford, malah bermanuver sangat aktif di bursa transfer. Mereka mendatangkan banyak sekali pemain guna menambal lubang-lubang yang menganga di skuat mereka saat ini.
Kesebelasan yang dimiliki pengusaha asal Italia, Gino Pozzo, tersebut memulai manuvernya dengan mengontrak pelatih anyar. Quique Flores Sanchez. Sebagai catatan, Quique Flores Sanchez ini bukanlah pelatih kacangan. Ia malang melintang di Spanyol, negara kelahirannya, dengan menangani Valencia, Getafe dan Atletico Madrid. Bahkan, bersama kesebelasan Atletico Madrid, Quique Flores sempat merengkuh Europa League setelah mengandaskan Fulham di final 2009/2010.
Ditunjuknya Quique Flores Sanchez seharusnya membawa angin segar dalam permainan kesebelasan yang berjuluk The Hornets ini. Musim lalu saja, ketika ditangani oleh Slavisa Jokanovic dari Oktober hingga akhir musim, tercatat 25 kali mereka bermain dengan skema dasar 3-5-2. Hal ini tentu mengejutkan relatif jarang kesebelasan Inggris menggunakan skema tersebut.
Sangat menarik menunggu taktik macam apa yang akan dikembangkan Flores di Inggris. Beberapa penulis yang mengikuti perkembangan Watford mensinyalir bahwa skema 4-4-2 atau 4-2-3-1 nampaknya akan dimaksimalkan Flores untuk membawa kesebelasan ini mengarungi kompetisi yang sangat ganas kepada mereka yang baru promosi.
Flores mendatangkan peman-pemain baru untuk mengakomodir perubahan yang akan ia usung. Toh, ini juga sejalan dengan ambisi sang pemilik, yaitu Gino Pozzo, yang ingin menjadikan semua kesebelasan yang dimiliki oleh keluarganya (Udinese, Granada dan Watford) untuk berlaga di kompetisi teratas tiap negaranya masing-masing.
Tanpa banyak cakap, kini total pemain yang direkrut Watford mencapai 11 orang dan seluruhnya berasal dari luar Inggris. Perjudian Flores dan sang pemilik, Gino Pozzo, tentu sangat beralasan mengingat kualitas pemain asing yang mumpuni dan sanggup bermain di level tertinggi. Belum lagi, Pozzo mengurangi pembelian pemain sesama Inggris karena disinyalir harganya akan sangat melonjak.
Bukti nyata Pozzo dan Flores adalah merekrut Jose Hoebas dari AS Roma yang harganya tak lebih dari 2 juta pounds. Tentu hal ini berbeda jauh dengan perekrutan Tyrone Mings oleh Bournemouth dari Ipswich yang mencapai 8 juta pounds. Padahal, Holebas dan Mings sama-sama berposisi di full-back. Tentu, dalam hal ini, pihak Watford lebih cerdik dalam berburu pemain. Tinggal pembuktian di lapangan saja mana yang lebih baik dari keduanya.
Jika melihat daftar nama-nama pemain yang direkrut oleh Watford, hampir semuanya adalah pemain yang sebelumnya bermain di kesebelasan yang berlaga di divisi teratas negaranya masing-masing. Bahkan, untuk Matej Vydra, ia sebenarnya bukan muka baru untuk skuat Watford karena musim 2012-2012 dan musim 2014-2015 lalu  ia pernah memperkuat Watford sebagai pemain pinjaman dari Udinese. Kini ia statusnya dipermanenkan oleh kesebelasan yang berjuluk the Hornets tersebut.
Belum lagi nama-nama seperti Valon Behrami, Jose Holebas, Miguel Britos dan Matej Vydra tentu tak asing lagi bagi para penggemar sepakbola terutama Serie A Italia dalam beberapa tahun terakhir. Kemampuan mereka juga tidaklah buruk.
Satu lagi nama yang menarik perhatian adalah datangnya gelandang kreatif yaitu Jose Manuel Jurado ke Watford. Kedatagannya ke Watford merupakan reuni baginya dengan sang pelatih, Quique Flores. Selain sama-sama berkebangsaan Spanyol, Jose Manuel Jurado pernah merasakan tangan dingin Quique Flores saat membela Atletico. Bahkan kolaborasi keduanya berhasil menghadirkan trofi Europa League ke Vicente Calderon pada musim 2009-10 lalu.
Jika dilihat, pembelian jor-joran ini mungkin bisa merusak harmonisasi skuat lama yang sudah terbentuk. Namun, sang pelatih merasa tidak ada yang dikhawatirkan. Katanya:Â "Perekrutan yang besar musim ini tak akan menjadi masalah bagi kita. Para pemain adalah orang-orang yang luar biasa dan mereka mampu membuat atmosfer positif.â
Beberapa hasil pra-musim juga menunjukkan hasil positif. Empat kali kemenangan atas Albans city, SC Verl, Paderborn dan Dundee United merupakan sinyal bagus dari perekrutan musim panas kali ini. Sedangkan sisanya mereka menelan hasil imbang saat melawan Wimbledon dan kalah dari Cardiff City beberapa hari yang lalu.
Tes terakhir mereka adalah menjamu Sevilla pada awal Agustus nanti sebelum kick-off Liga Primer Inggris bergulir. Meski terlihat sulit, uji coba berjenjang a la Watford ini sudah sepatutnya membawa dampak postitif bagi tim dan siap untuk mengarungi panjangnya musim depan.
Sumber tulisan: watford observer, transfermarkt, wikipedia, mirror, sport, wfc forum
Komentar