Font size: 15px12px
Biasanya, bursa transfer sangat dinanti-nanti setiap pendukung sepakbola. Mereka terus menantikan, siapa pemain anyar yang didatangkan untuk memperkuat tim yang didukungnya.
Namun hal itu tampaknya tak berlaku bagi para tifosi liga Italia saat ini. Ketika bursa transfer datang, mereka mulai cemas. Mereka tengah menunggu apakah pemain bintang di timnya akan dilego atau tidak.
Ya, bursa transfer adalah suatu hal yang cukup ditakuti bagi para pendukung klub-klub Italia. Ketakutan para tifosi Italia ini cukup beralasan. Karena bagi mereka, bursa transfer bisa diibaratkan sebuah bom waktu, yang ketika waktu untuk meledak telah tiba, bom tersebut bisa meluluh lantahkan tim yang didukungnya.
Bukti sahih dari teror bom bernama ‘bursa transfer’ ini adalah AC Milan. Saat ini Milan terpuruk dan sedang berusaha bangkit untuk mengembalikan harga dirinya pada dunia. Hal tersebut merupakan ‘ulah’ dari bom yang meledak pada 2012, di mana Zlatan Ibrahimovic dan Thiago Silva menjadi korbannya.
Klub-klub lain pun merasakan apa yang Milanisti rasakan. Philippe Coutinho (Inter), Edinson Cavani (Napoli), Marquinhos (Roma), Alexis Sanchez (Udinese), dan beberapa bintang lainnya secara bergiliran menjadi korban dan berbondong-bondong meninggalkan Serie A.
Itu pun yang terjadi pada bursa transfer musim panas ini. Serie A kembali harus kehilangan bintang-bintangnya. Dimulai dari kepergian top skorer musim lalu, Ciro Immobile, yang hijrah ke Dortmund. Kemudian langkah tersebut diikuti oleh pemain muda berbakat asal Sampdoria, Skhordan Mustafi, yang dipinang Valencia. Lalu yang terbaru, bek AS Roma, Mehdi Benatia kepincut untuk bermain bersama jawara Bundesliga, Bayern Munich.
Ya, di tengah liga Italia yang kian terpuruk, beberapa pemainnya memang masih bisa bersinar dan menjadi daya tarik klub-klub Eropa.
Misalnya Benatia yang musim lalu ditasbihkan sebagai bek terbaik Serie A. Didatangkan dari Udinese yang bermain dengan skema tiga bek, pemain tim nasional Maroko ini langsung nyetel dengan pola empat bek ala Rudi Garcia, pelatih AS Roma. Positioning yang bagus dan kemampuannya membaca arah bola menjadi kelebihan tersendiri pemain berusia 27 tahun ini.
Kepergian Benatia sendiri memang sudah diprediksi sejak Mei lalu. Ketika itu, Benatia mengatakan ketidakpuasan atas gajinya yang rendah pada salah satu media Italia.
Mendengar hal itu, Direktur Olahraga Roma, Walter Sabatini, langsung mengambil tindakan dengan mengatakan pada media bahwa Benatia tidak profesional. Banderol 61 juta euro pun dipatok manajemen Roma sebagai harga untuk mendapatkan Benatia.
Mahal? Ya, tapi Roma memiliki rekor bagus dalam hal penjualan pemain. Misalnya saja ketika ‘serigala ibu kota’ ini melepas Pablo Osvaldo, Marquinhos, dan Erik Lamela dengan harga yang tinggi.
Indikasi akan hengkangnya Benatia semakin menguat ketika Roma mendatangkan Davide Astori dari Cagliari. Tak sampai disitu, Giallorosso terus mengejar bek tim nasional Yunani, Kostas Manolas, agar tak meninggalkan celah di lini belakang setelah menjual Benatia.
Lalu apakah Benatia menjadi pemain terakhir yang meninggalkan Italia pada bursa transfer musim panas ini? Walaupun saya ingin sekali menjawab ya, nyatanya masih ada teror yang menghantui sebelum waktunya benar-benar berhenti pada tanggal 1 September nanti.
Bintang pertama yang masih mungkin akan meninggalkan Italia adalah gelandang Juventus, Arturo Vidal. Santer dikabarkan kini Vidal menjadi target utama raksasa Inggris, Manchester United. Spekulasi tentang transfer ini terus merebak dan pasti tak akan reda hingga awal September nanti.
Vidal sendiri sebenarnya baru saja menanda tangani kontrak baru bersama Juventus Desember lalu. Uniknya, kontrak tersebut didapatkan Vidal setelah pemain yang didatangkan dari Leverkusen ini mengatakan, “Akan sangat luar biasa jika bermain untuk Real Madrid.”
Setelah penandatanganan kontrak tersebut Vidal mengatakan bahwa ia ingin suatu saat bisa menjadi kapten Juventus. Dan ia juga ingin sekali mengikuti jejak karir Pavel Nedved, mantan pemain Juve asal Republik Ceko, yang mengakhiri karir sepakbolanya bersama Juve.
Namun pikiran manusia memang bisa berubah kapan saja. Ketika Vidal ditanyai mengenai Louis van Gaal yang ingin mendatangkannya ke Old Trafford, Vidal tak mengatakan ia akan tetap berada di Juventus atau pun tertarik untuk hijrah ke Manchester United. Karena inilah spekulasi itu terus merebak hingga saat ini.
Pelatih anyar Juventus, Massimilliano Allegri, boleh saja mengatakan bahwa Vidal akan dipertahankan klub karena tenaganya masih sangat dibutuhkan si ‘Nyonya Tua’. Allegri pun boleh saja menunjukkan keseriuan ucapannya itu dengan menurunkan Vidal pada laga pertama Juve di Trofeo TIM Cup akhir pekan lalu melawan Milan. Tapi Juventini memiliki trauma tersendiri setelah kepergian Antonio Conte yang seperti petir di siang bolong, tanpa ada indikasi apa pun dan tiba-tiba mundur dari kursi kepelatihan.
Selain Vidal, bintang lain yang juga terancam meninggalkan Serie A adalah Juan Cuadrado. Setelah performa apik bersama tim nasional Kolombia pada Piala Dunia Brasil lalu, namanya langsung mencuat dan menjadi incaran-incaran raksasa-raksasa Eropa. Fiorentina selaku pemilik Cuadrado pun kebanjiran tawaran dari segala penjuru.
Namun situasi berbeda dialami Cuadrado. Jika nasib Vidal masih simpang siur karena Juve masih ingin mempertahankannya, status Cuadrado saat ini diambang pintu keluar. Beberapa hari terakhir, Presiden Fiorentina, Della Valle dan sang pelatih, Vincenzo Montella, menyatakan bahwa mereka tak takut kehilangan Cuadrado. Akan tetapi Cuadrado akan dilepas dengan harga yang sesuai.
Cuadrado sendiri sepertinya memang tak berencana untuk melanjutkan karir bersama Fiorentina. Itu terlihat ketika pemain versatile ini baru bergabung dengan tim beberapa hari yang lalu. Ini jelas suatu hal yang tak wajar mengingat pekan pertama Serie A akan dimulai akhir pekan ini.
Pekan lalu, Fiorentina telah merampungkan kepemilikan penuh Cuadrado dari Udinese dengan nilai transfer sebesar 15 juta euro. Menurut kabar beredar, bagi tim yang menyiapkan dana sebesar 40 juta euro, akan diijinkan untuk ‘mengambil’ Cuadrado. Barcelona dan Manchester United santer diberitakan berada diurutan terdepan untuk mendapatkan tanda tangan pemain berusia 26 tahun ini.
Kualitas Cuadrado tentunya tak diragukan lagi. Ia bisa menjadi andalan tim manapun dengan gocekan dan kecepatan mautnya. Selama ia tak diberi peran untuk menjadi pemain bertahan meski ia mampu, ia adalah pemain yang patut diwaspadai tim manapun.
Cuadrado sendiri idealnya ditempatkan sebagai wingback pada formasi 3-5-2, tapi ia juga bisa bermain sebagai penyerang sayap pada formasi 4-3-3. Tipe pemain yang bisa dibilang jarang dan cukup langka. Maka tak heran Barca dan United ngebet untuk mendatangkan Cuadrado pada bursa transfer kali ini karena sesuai dengan pola bermain mereka.
***
Ya, Cuadrado dan Vidal bisa menjadi bom waktu berikutnya menyusul Benatia dan Immobile. Peran yang dimainkan masing-masing pemain ini cukup vital bagi klubnya, bahkan bagi Serie A. Immobile berhasil mengantarkan Torino finish di peringkat tujuh klasemen akhir dengan 22 gol dari total 58 gol yang diciptakan Torino sepanjang musim. Benatia dan Vidal, keduanya merupakan pemain terbaik Serie A pada posisinya masing-masing. Cuadrado? Menjadi pemain dengan ratings tertinggi Serie A menunjukkan kontribusinya untuk Fiorentina sangat besar. Maka jika Cuadrado dan Vidal mengikuti langkah Benatia dan Immobile yang meninggalkan Serie A, tak menutup kemungkinan Serie A akan semakin kehilangan pamornya. Klub-klub Italia boleh saja membela diri bahwa mereka masih memiliki nama-nama seperti Juan Iturbe, Mauro Icardi, Stephan El Sharaawy, Lorenzo Insigne, Paul Pogba dan pemain-pemain lain yang siap meramaikan Serie A musim ini. Hanya saja yang menjadi pertanyaan adalah, sanggupkah mereka mengantarkan tim-tim Serie A berprestasi di kompetisi Eropa? Jika jawabannya tidak, maka Serie A akan semakin tertinggal oleh liga-liga Eropa lainnya. Yang artinya, Serie A sendiri telah mengaktifkan bom waktu yang bisa menghancurkan masa depan Serie A dan persepakbolaan Italia. foto: pronosticicalcioscommesse.com