Cara dan Tahapan Mendapatkan Lisensi Pelatih Sepakbola di Indonesia

Klasik

by Ardy Nurhadi Shufi 128184

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Cara dan Tahapan Mendapatkan Lisensi Pelatih Sepakbola di Indonesia

Halaman kedua

Untuk lisensi C AFC, yang materinya masih seputar tim usia muda, biaya yang harus dikeluarkan sekitar 8-15 juta rupiah. Selain itu, ada periode minimal satu tahun untuk bisa mengikuti kursus kepelatihan lisensi C AFC dari lisensi D. Dalam periode satu tahun tersebut, pengalaman melatih di SSB atau tim usia muda lainnya tentu akan menunjang hasil kursus kepelatihan C AFC.

Hal ini karena di akhir kursus kepelatihan lisensi C AFC yang berlangsung minimal selama 13 hari (total minimal 85 jam pembelajaran teori dan praktik) tersebut kita akan mengikuti ujian teori dan praktik. Pada ujian praktik kita wajib mempraktikkan melatih tim usia 13-18 tahun dengan topik-topik tertentu.

Jika sudah memiliki lisensi C AFC, maka setidaknya butuh dua tahun untuk kita bisa mengikuti kursus kepelatihan lisensi B AFC. Karena salah satu kualifikasi untuk mengikuti kursus ini adalah memiliki pengalaman melatih selama dua tahun. Tim yang dilatih pun minimal merupakan tim divisi bawah atau tim usia muda kesebelasan profesional.

Pada kursus kepelatihan lisensi B AFC, materi yang dipelajari adalah tentang teknik, taktik, dan juga tentang mentalitas individu pemain ataupun tim. Lama pelatihan sendiri minimal 20 hari (minimal 107 jam pembelajaran teori dan praktik). Kemudian pada kursus kepelatihan yang memakan biaya sekitar 15-25 juta rupiah ini, selain harus mengikuti ujian teori dan praktik, setiap peserta harus bisa mempresentasikan sebuah topik disertasi yang ditentukan oleh AFC.

Saat ini, lisensi B AFC merupakan lisensi yang dibutuhkan untuk melatih klub Liga 2 dan asisten pelatih di Liga 1. Sementara itu untuk menjadi pelatih di klub Liga 1, pelatih berlisensi A AFC merupakan syarat wajib dari penyelenggara kompetisi. Tak heran saat ini banyak pelatih asing yang beredar di Liga 1.

Agar bisa memiliki lisensi A AFC, setiap pelatih harus mengikuti kursus kepelatihan selama minimal 27 hari (minimal 148 jam pembelajaran teori dan praktik). Materi yang dibahas dalam kepelatihan ini adalah mengenai taktikal dan teknikal tim manajemen serta mempelajari psikologi yang dibutuhkan pemain atau tim sepakbola.

Untuk ujian yang harus dilewati dalam kursus kepelatihan lisensi A AFC ini, setiap pelatih harus mempresentasikan disertasi yang ia buat sendiri. Biaya kursus lisensi A AFC sendiri sekitar 25-35 juta rupiah.

***

Itulah langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menjadi pelatih di kesebelasan top level Indonesia. Untuk lisensi AFC Pro, lisensi tersebut bisa membuat pelatih tersebut menjadi instruktur kepelatihan di negara lain. Di Indonesia sendiri belum ada satupun pelatih yang berlisensi AFC Pro. Emral Abus yang disebut sebagai "guru besar pelatih Indonesia" pun hanya berlisensi A AFC. Untuk mengikuti kursus ini, pelatih tersebut memang harus direkomendasikan oleh AFC dan punya pengalaman melatih klub elite atau tim nasional. Biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti kursus ini pun bisa mencapai 300 juta rupiah.

Emral Abus saat menukangi Persib Bandung pada 2015 lalu (sumber: pssi.org)

Maka dari itu, untuk saat ini jalan menuju lisensi A AFC-lah yang perlu dicapai untuk menjadi pelatih top di Indonesia. Sementara itu, jika Anda merupakan mantan pesepakbola profesional, Anda bisa langsung mengawali karier kepelatihan dengan mengikuti kursus kepelatihan lisensi C AFC. Tapi jika Anda bukan seorang pesepakbola profesional, maka Anda harus mengikuti lisensi D PSSI (Nasional) terlebih dahulu.

Untuk biaya di atas, biaya termahal dalam setiap level merupakan biaya maksimal untuk mengikuti pelatihan di luar negeri. Minimnya instruktur pelatih di Indonesia membuat penyelenggaraan kursus kepelatihan di Indonesia sangat jarang. Bahkan kabarnya, untuk mengikuti C AFC di Indonesia saja sudah ada 300 orang yang sudah mengantre. Karenanya tak heran beberapa pelatih mengikuti kursus kepelatihan di luar negeri.

Indonesia sendiri saat ini kekurangan pelatih berlisensi A AFC. Pelatih klub-klub Liga 2 asalnya diwajibkan memegang lisensi A AFC, namun akhirnya diturunkan menjadi minimal lisensi B AFC karena sedikitnya pelatih berlisensi A AFC di Indonesia.

PSSI punya visi untuk menciptakan lebih banyak pelatih di era kepemimpinan Edy Rahmayadi ini. Tapi sejauh ini, informasi bahkan edukasi mengenai kursus kepelatihan di Indonesia masih minim. Karenanya dengan apa yang sudah dipaparkan dalam artikel ini, semoga ini bisa menjadi pedoman bagi siapapun yang ingin menjadi pelatih sepakbola top di Indonesia seperti Indra Sjafrie, Nil Maizar, Aji Santoso, Rahmad Darmawan, Widodo Cahyono Putro, atau Djajang Nurjaman.

foto: hitc.com

Komentar