Jika Rinus Michels pernah mengatakan bahwa "sepakbola adalah perang" (walau Michels sendiri mengungkapkan kutipannya tersebut adalah sebuah misinterpretasi), maka Aris Thessaloniki FC adalah pengejawantahan dari ucapan Michels tersebut.
Aris Thessaloniki FC adalah sebuah klub yang didirikan di Thessaloniki, sebuah kota di Yunani, pada 25 Maret 1914. Ada sebuah cerita menarik di balik nama Aris itu sendiri. Nama Aris, yang dipilih menjadi nama klub, merupakan nama dari dewa perang dalam mitologi Yunani, Ares.
Ares adalah dewa perang yang juga merupakan putra dari Zeus, raja dari segala dewa di Gunung Olympus, hasil buah cintanya dengan Hera. Dalam literatur-literatur Yunani, Ares sering digambarkan berbeda dengan adiknya, Athena. Jika Ares menggambarkan tentang keberingasan dan sisi gelap dari perang, Athena kerap kali digambarkan sebagai dewa cerdas dengan strategi perang yang mumpuni. Dengan kata lain, Ares adalah wujud dari keberingasan dari sebuah perang.
Menggunakan lambang Ares dalam logo klub mereka, klub ini pun seolah menanamkan sebuah harapan agar mereka dapat sekuat dan seberingas Ares dalam medan perang yang disebut lapangan sepakbola.
Menjadi founding member dari Federasi Sepakbola Makedonia dan Federasi Sepakbola Yunani, selama masa Interwar (masa antara sesudah Perang Dunia I dan Perang Dunia II, atau pada kisaran 1919 sampai 1939), Aris FC berhasil mewujudkan dan menampilkan keberingasan mereka sebagai tim yang meminjam nama dari dewa perang. Dalam kurun waktu tersebut, berbagai gelar prestisius berhasil mereka dapatkan. Hal ini membuat nama Aris FC pun menjadi salah satu klub terkuat Yunani saat itu.
Mereka menjadi juara Liga Yunani pada musim 1927/1928 serta musim 1931/1932. Mereka juga meraih gelar domestik bernama EPSM Championship dalam kurun waktu 1923-1938. Raihan gelar Aris FC semakin bertambah setelah masa Perang Dunia II, dengan trofi Liga Yunani serta EPSM Championship yang kembali mereka dapatkan sampai kisaran 1959. Total sampai 1959, sudah ada 15 trofi yang mereka raih.
Keberingasan Aris FC sebagai pengejawantahan dari Ares dan kutipan "sepakbola adalah perang" milik Rinus Michels masih berlanjut sampai sekira 2011. Pada 1970, mereka sukses menggondol trofi Piala Liga Yunani, setelah harus puas terus menjadi runner-up sejak 1931 sampai 1950 (dan berlanjut sampai 2010). Tidak hanya raihan trofi saja, Aris FC pun dikenal karena memiliki rekor yang cukup mentereng: tidak pernah kalah di kandang dalam laga-laga Eropa sejak 1969 sampai 2011 silam.
Aris FC adalah klub asal Yunani yang cukup reguler tampil di kompetisi Eropa, sejak era Inter-Cities Fairs Cup, Piala UEFA, sampai Liga Europa. Total dari 26 laga di kandang yang sudah mereka jalani di Eropa sejak 1969 sampai 2011, Aris sama sekali belum pernah terkalahkan jika bertanding di Stadion Kleanthis Vikelidis.
Tidak peduli siapapun yang datang, baik itu Red Star Belgrade, Atletico Madrid, Benfica, Roma, Chelsea, ataupun Bayer Leverkusen, Aris selalu bisa menahan atau bahkan mengalahkan tim-tim tersebut jika bermain di Kleanthis Vikelidis. Seolah-olah ada kekuatan dari dewa perang bernama Ares yang menolong mereka jika bertanding di stadion tersebut. Yang terakhir menjadi saksi kuatnya Aris FC di stadion tersebut adalah Manchester City.
Dalam ajang Liga Europa, Aris FC sukses menahan City dengan skor 0-0 ketika bermain di Stadion Kleanthis Vikelidis. Meski menyerang dengan gencar, City tampak kesulitan menjebol gawang Aris FC. Sebaliknya gawang mereka yang ketika itu masih dikawal oleh Joe Hart kerap diancam oleh para pemain Aris.
Namun, tangan dari dewa memang tidak bisa selamanya membantu Aris FC. Ketika mereka bermain di kandang lawan dalam kompetisi Eropa, mereka lebih banyak menelan kekalahan. Hal inilah yang membuat Aris FC tidak pernah melaju jauh di kompetisi Eropa karena kekuatan dan keberingasan mereka acap kali hanya muncul di Kleanthis Vikelidis saja.
Pun dengan keadaan mereka sekarang di kompetisi domestik. Persaingan tidak hanya datang dari Olympiakos Piraeus ataupun Panathinaikos semata. PAOK Thessaloniki, klub tetangga mereka pun kerap memberikan perlawanan yang berat tiap kali mereka bersua di kompetisi domestik Yunani. Aris pun mulai miskin raihan trofi domestik sekarang ini.
Memang, jika tangan dewa hanya berwujud semangat dalam diri pemain, hal itu tidak akan bisa selamanya membantu. Kecuali mungkin jika tangan dewa itu muncul dalam wujud kekuatan finansial, itu adalah cerita lain bagi Aris FC.
foto: Wikimedia
Komentar