Pada awal musim 2001/02, tepatnya 18 Mei 2001, Sir Alex Ferguson pernah mengucapkan kutipan yang menggemparkan dunia sepakbola: “Aku akan meninggalkan Manchester United pada akhir musim, dan hanya itu saja.”
Saat itu usianya masih 59 tahun. Banyak yang menganggap jika keputusannya untuk pensiun didasari oleh perselisihannya dengan dewan kesebelasan soal uang transfer, gajinya, dan juga kondisi kesehatannya.
Namun pada 5 Februari 2002, Ferguson mengeluarkan Fergie Time pamungkasnya, yaitu mengubah rencana pensiunnya. Ia mengumumkannya di lapangan latihan kepada seluruh pemain Man United.
“Itu kejutan yang bagus. Kami tidak berharap untuk tahu siapa yang akan datang [menggantikan Ferguson] sebelum akhir musim,” kenang Mikaël Silvestre, dikutip dari BBC. “Ia (Ferguson) berkata: ‘Ini tak akan jadi rahasia lagi jadi aku harus mengatakan kepada kalian bahwa aku bertahan sebagai manajer’."
Jauh setelah drama pada 2001/02 tersebut, Ferguson baru mengakui jika keputusannya mengumumkan pensiun pada musim panas 2001 adalah salah satu “kesalahan terbesar dalam kariernya.”
Saat itu, Ferguson sudah 15 tahun di Manchester United dan meraih tujuh trofi Liga Primer Inggris, satu Liga Champions UEFA, empat Piala FA, satu Piala Liga, satu Piala Winner, satu Piala Super UEFA, satu Piala Interkontinental, dan lima Charity Shield.
“Kesalahan terbesar yang aku lakukan adalah mengumumkannya di awal musim,” kata Ferguson, dikutip dari Mirror. “Aku pikir banyak dari mereka yang menjadi tidak semangat. Mereka berpikir, ‘Oh, manajer akan pergi’, tapi ketika aku berubah pikiran pada Januari, aku mulai berpikir tentang United lagi dan bagaimana kami bisa kembali ke puncak.”
Setelah pengumuman “putar balik”-nya itu, Ferguson dan United berhasil memenangkan enam trofi Liga Primer lagi, serta tambahan satu Liga Champions, satu Piala FA, tiga Piala Liga, satu Piala Dunia Antarklub FIFA, dan lima Community Shield sebelum Ferguson akhirnya pensiun sungguhan pada akhir musim 2012/13.
Baca juga: 8 Filosofi Sir Alex yang Membuatnya Disebut “The Great Leaders”
Mari kita berandai-andai, apa yang akan terjadi jika Ferguson tak berubah pikiran untuk pensiun pada 2002?
Sulit untuk Move On dari Manajer Sukses
Man United pernah ditinggal oleh manajer hebat kemudian sulit untuk sukses lagi. Itu terjadi pasca Sir Matt Busby pensiun pada 1969. Mereka tidak bisa move on dari Busby, dan bahkan sampai-sampai Busby sempat menjadi manajer sementara pada 1970/71 setelah Wilf McGuinness dipecat.
Meski sempat menjuarai Piala FA tiga kali pasca Busby, United tidak benar-benar menjadi kesebelasan sukses seperti era Busby sebelum Ferguson datang pada 1986. Itu pun mereka baru mengawali kesuksesan era Ferguson pada saat menjuarai Liga Primer 1992/93.
Sebelum 2002, United berhasil mendapatkan 21 trofi. Kemudian setelah Ferguson menunda rencana pensiunnya, Man United menjadi bersemangat lagi, dan mereka berhasil mendapatkan 17 trofi tambahan, 6 di antaranya Liga Primer.
Apakah ini bisa terjadi jika manajer United bukan Ferguson? Sulit untuk menjawabnya. Tapi jika Ferguson benar-benar pensiun pada 2002, kita bisa berefleksi pada apa yang terjadi pasca Ferguson pensiun sungguhan pada 2013.
Saat itu, Ferguson berkata kepada seluruh pendukung United untuk “mendukung manajer baru mereka”. Namun, kehidupan pasca era Ferguson tidak semudah apa yang Sir Alex katakan di pidato dan buku-bukunya. Jadi, semuanya tergantung kepada siapa yang menggantikan Fergie jika ia benar-benar pensiun pada 2002.
Pengganti Ferguson Jika Ia Pensiun pada 2002
Pemilihan waktu Ferguson untuk pensiun pada 2002 sejujurnya bukan pemilihan waktu yang tepat. Saat itu United tidak memiliki banyak pilihan sebagai calon suksesornya. Beberapa nama yang sempat mencuat saat itu adalah Martin O’Neill, Sven-Göran Eriksson, dan Ottmar Hitzfeld.
O’Neill sedang sukses-suksesnya bersama Celtic, Eriksson sedang menyiapkan tim nasional Inggris ke Piala Dunia 2002 dan Piala Eropa 2004, sementara Hitzfeld yang merupakan figur yang dikagumi oleh Fergie, baru saja berkomitmen untuk bertahan di Bayern München.
Bagi para pemain gim Championship Manager edisi 2000 sampai 2002, setiap Sir Alex pensiun, simulasi yang umumnya terjadi akan memunculkan nama David O’Leary sebagai penggantinya. Eks manajer Leeds United itu juga sedang memulai karier di Aston Villa saat itu, sehingga ia juga not available.
Baca juga: Menunggu David O’Leary Kembali dari Tidur Panjang
Bagaimana dengan David Moyes? Saat itu Moyes baru ditunjuk sebagai manajer Everton dan bahkan belum tercium bau-baunya akan menjadi manajer sukses. José Mourinho? Mourinho juga baru saja menjadi manajer Porto. Pep Guardiola? Ia bahkan masih bermain di Brescia.
Namun, ada satu nama yang terlupakan yang bisa saja menggantikan Ferguson jika ia benar-benar pensiun pada 2002. Nama tersebut adalah Louis van Gaal.
“Aku direncanakan untuk menggantikannya (Ferguson) pada 2002, ketika ia ingin pensiun,” kata Van Gaal kepada stasiun televisi Belanda. Ia dikontak langsung oleh Peter Kenyon, CEO Man United saat itu. “Namun pada akhirnya, ia (Ferguson) kembali.”
Jangan samakan Van Gaal 2002 dengan Van Gaal 2014 saat ia menjadi manajer Man United sungguhan. Pada saat itu, Van Gaal dan filosofi sepakbolanya sedang bagus-bagusnya. Gelar juara Eredivisie Belanda bersama AZ Alkmaar dan Bundesliga Jerman bersama Bayern membuktikannya.
Akan tetapi juga, jangan samakan Liga Primer dengan Eredivisie dan Bundesliga, meski itu masih tahun 2000-an sampai sebelum 2010. Hal itu membuat kita tidak sepenuhnya yakin siapa pun pengganti Ferguson akan bisa langsung sukses, sehingga kita harus melihat peta persaingan Liga Primer pada 2002.
Arsenal, Chelsea, dan Liverpool Bisa Menyalip Man United
Pada musim 2001/02 tersebut, Ferguson dan United sempat memuncaki klasemen Liga Primer dari 13 Januari sampai 23 Maret 2002. Namun pada akhirnya, Man United hanya bisa finis di peringkat ketiga dengan Arsenal keluar sebagai juaranya.
Meski Arsene Wenger dan Arsenal memiliki kemungkinan menyalip Ferguson dan Man United, bukan Arsenal yang patut pendukung United waspadai saat itu, melainkan Chelsea.
The Blues terus membuntuti Man United pada dekade tersebut, dengan tiga kali meraih gelar juara serta empat kali menjadi runner-up sampai 2011/12. Setelahnya mereka bahkan dua kali lagi menjuarai Liga Primer.
Jika Fergie pensiun pada 2002 dan United mengalami ketidakstabilan, siapa pun manajer yang menggantikannya, bisa jadi Chelsea dan kekuatan finansial dari Roman Abramovich-nya bisa meraih tiga sampai empat kali lagi gelar juara liga.
Kemudian, enam gelar liga tambahan yang United dapatkan setelah Ferguson urung pensiun pada 2002 juga bisa saja membuat mereka gagal memupuskan dominasi gelar juara liga atas Liverpool.
Pada September 2002 juga Alan Hansen, mantan bek tengah Liverpool (1977-1991), mendeskripsikan posisi Ferguson sebagai “tantangan terbesar sepanjang kariernya”.
Ferguson yang baper kemudian membalasnya lewat media, dengan sebuah kutipan yang kemudian menjadi terkenal: “Tantangan terbesarku adalah menendang Liverpool dari tenggeran mereka. Dan kamu bisa cetak itu.”
Baca juga: Mimpi Sir Alex Ferguson Itu Kini Menjadi Kenyataan
Jika Ferguson pensiun pada 2002, kemungkinan besar United tidak bisa menendang Liverpool dari tenggeran mereka. Pada 2008/09 terutama, Liverpool sedang bagus-bagusnya bersama Steven Gerrard (16 gol di liga), Fernando Torres (14), Dirk Kuyt (12), dan Xabi Alonso.
Pada musim tersebut, Liverpool finis di peringkat kedua, tertinggal empat poin dari Ferguson dan United-nya. Hal yang berbeda sama sekali bisa terjadi jika Ferguson sudah bukan manajer United lagi pada masa itu.
Beckham Bertahan, Tak Akan Ada Ronaldo, dan Tak Akan Ada Glazer
Ferguson adalah orang paling besar di Man United, meski tidak melebihi kebesaran Man United. Namun, ada satu pemain yang berpotensi mengalahkan kebesaran Man United jika Ferguson pensiun pada 2002. Pemain tersebut adalah David Beckham.
Beckham sendiri dinilai sudah keterlaluan dan pada akhirnya dipersilakan pergi oleh Fergie pada Juni 2003.
Andaikan Sir Alex pensiun pada 2002, hampir pasti manajer United berikutnya akan mempertahankan Beckham yang saat itu masih berusia 28 tahun (usia menuju puncak pesepakbola), untuk kemudian mempertahankan statusnya sebagai ikon United sampai ia pensiun di United.
Baca selengkapnya: Akhir Perselisihan Beckham dan Ferguson
Jika itu terjadi, United juga kemungkinan tidak akan mengontrak Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, dan bahkan sampai beberapa rekrutan sukses Ferguson pasca 2002 seperti Rio Ferdinand, Nemanja Vidic, Edwin van der Sar, Patrice Evra, Park Ji-Sung, Michael Carrick, David De Gea, dan Eric Djemba-Djemba.
Masalahnya, jika Beckham tidak pergi, ia juga berpotensi membuat United akan stagnan. Salah satu alasan Malcolm Glazer membeli United pada 2005 adalah karena United yang sedang dominan-dominannya.
Jika United stagnan pasca Ferguson pensiun, kemungkinan Glazer tidak akan membeli United. Jika Glazer tidak membeli United, kemungkinan tidak akan ada kesebelasan FC United of Manchester.
Seolah itu semua buruk, yang sebaliknya bisa saja terjadi; karena jika United stagnan, bisa saja Sheikh Mansour bin Zayed bin Sultan bin Zayed bin Khalifa Al Nahyan tidak membeli Manchester City, melainkan Manchester United.
Semua gara-gara Ferguson pensiun dini, Beckham bertahan, dan United stagnan. Yah, namanya juga berandai-andai.
Semua karena Pengaruh Istrinya: Cathy Ferguson
“Aku pernah mencoba pensiun sebelumnya dan itu berdampak [buruk] kepada semua orang,” kata Ferguson, dikutip dari CNN International. “Itu adalah kesalahan, dan istriku serta anak-anakku mengubah sikapku dalam hal itu dan aku mulai berpikir lagi.”
“[Aku sedang] Bersusah payah. Istriku membuatku mengubah keputusanku dan ia sangat benar. Aku pikir ia akan segera muak denganku kalau aku terus di rumah [jika aku pensiun],” canda Ferguson.
Setelah ia memutuskan batal pensiun, ia mengakui jika keputusannya sangat tepat. “Anehnya, periode setelah itu malah sangat berjaya. Fantastis jika melihat jumlah gelar yang kami menangkan.”
Sementara pada 2002 Cathy membujuk Ferguson membatalkan pensiun, pada 2013 tidak demikian.
Baca juga: Perbedaan Manajer dan Pelatih Kepala di Sepakbola
“Saat itu ketika aku berkata ingin pensiun [yang kedua kalinya pada 2013], ia tidak keberatan,” kata Ferguson, dikutip dari BBC. “Aku tahu ia menginginkan aku melakukannya.”
“Bahkan ketika aku tahu aku akan pensiun, kami terus mencoba menempatkan beberapa hal di tempatnya, dengan para pemain yang datang,” lanjutnya. “Bus ini akan terus berjalan ke depan."
Aneh juga, ya? Ferguson menggunakan kata “bus” untuk mencerminkan United. Padahal ia mengucapkannya pada September 2015, saat Mourinho belum menjadi manajer United. Tidak heran, warisan terbesar Ferguson pasca pensiun sungguhan adalah sebuah “bus”.
Namun kembali ke 5 Februari 2002, ternyata keputusan Ferguson, seorang manajer terakhir dari kelas buruh, untuk membatalkan pensiunnya bisa berdampak sangat positif untuk Manchester United.
Meski semua yang ditulis di atas hanya pengandaian, kira-kira itu yang akan terjadi jika Ferguson pensiun sungguhan pada akhir musim 2001/02. Tapi, kembali lagi, semua hanya pengandaian.
Komentar