Kota Manchester adalah soal Manchester City dan Manchester United. Sepakbola selalu melekat di kota ini. Namun pertanyaannya: sejak kapan? Jawabannya: sejak 23 April 1904; dan Man City—bukan Man United—menjadi pionirnya.
Trofi pertama yang mampir di Kota Manchester datang pada 23 April 1904 ketika Man City berhasil menjadi juara Piala FA. Trofi ini berhasil menjadi penanda yang mengubah citra Kota Manchester di sepakbola.
Pada awal 1900-an, Era Viktoria hampir berakhir dan industri kapas berkembang pesat. Sepakbola, meski sebenarnya kala itu bukanlah olahraga yang paling digembar-gemborkan di Manchester, belum benar-benar menjadi hal yang membuat para penduduk Manchester antusias.
Rugbi menjadi olahraga yang paling disukai sejak 1860-an. Manchester Football Club, yang sekarang dikenal sebagai Manchester Rugby Football Club, menjadi tim yang mendominasi untuk para pencinta rugbi seluruh Inggris. Sementara daerah-daerah lain kala itu seperti Sheffield, London, Liverpool, dan Midlands melihat sepakbola sebagai hiburan utama mereka.
Di Kota Manchester ada City dan United. Namun karena kalah populernya sepakbola daripada rugbi, pada era itu belum cukup banyak penonton yang hadir untuk menyaksikan kedua kesebelasan bermain. Keduanya tak punya daya tarik yang begitu besar.
Pada 1902 Man City rata-rata kedatangan 17.000 per pertandingan, sementara Man United—yang saat itu masih bernama Newton Heath—rata-rata hanya kedatangan sekitar 4.650 per pertandingannya. Jelas sekali bagaimana sepakbola kala itu belum begitu membuat masyarakat Manchester tertarik.
Semua memang ada waktunya. Sepakbola akhirnya menarik perhatian banyak orang di kota Manchester. Lolosnya City ke partai final Piala FA pada musim 1903/04 membuat seluruh kota begitu antusias ingin menyaksikan pertandingan ini. Beberapa surat kabar kala itu gencar memberitakan City yang pertama kalinya dalam sejarah mereka berhasil melaju ke babak final Piala FA.
Simak cerita dan sketsa adegan Rochi Putiray tentang cara menjadi suporter yang baik:
Perjalanan City menuju puncak cukup panjang. Sunderland, Arsenal, Middlesbrough, dan Sheffield Wednesday berhasil mereka kalahkan dari babak pertama. Di partai final, City harus berhadapan dengan Bolton Wenderers di kandang Crystal Palace, di Kota London.
Di balik kegemilangan penampilan City kala itu, Billy Meredith secara halus dianggap sebagai bintang City dan juga Inggris. Dia menjadi pusat pemberitaan di berbagai surat kabar. Bukan tanpa sebab, pemain yang berposisi sebagai penyerang luar ini kerap menjadi pahlawan City meraih kemenangan, salah satunya ketika dia menjadi penentu kemenangan City atas Sunderland dengan skor 3-2.
Dia adalah seorang Mancunian (kelahiran Manchester). Lewat kemampuannya mengolah si kulit bundar, dia telah berhasil menunjukkan bahwa sepakbola patut dilihat dan digemari banyak orang di Manchester.
Perdana Menteri Inggris pada saat itu, Arthur Balfour, adalah anggota parlemen untuk Manchester Timur dan juga penasihat kesebelasan. Balfour diundang oleh pejabat City untuk menghadiri final sebagai tamu kehormatan. City seolah ingin menunjukkan bahwa dukungan untuk mereka juga datang dari strata tertinggi dari masyarakat.
Antusias Kota Manchester sungguh besar untuk bisa menyaksikan laga final ini meski sebenarnya mereka bukanlah para pendukung asli Man City. Jangankan mendukung, menonton laga City sebelumnya saja tidak pernah. Mereka hanya merasa bangga dan ingin ikut andil untuk bisa jadi bagian Kota Manchester untuk mendukung City.
Namun antusias pendukung yang begitu besar tak dibarengi dengan persiapan pihak keamanan, terutama ketika City meraih juara. Benar saja, di partai final itu, City berhasil mengalahkan Bolton dan keluar sebagai juara. Meredith mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan tersebut dan mempertegas bahwa dirinya adalah bintang Man City. Kota Manchester penuh dengan sorak-sorak kegembiraan, jalanan penuh dengan para pendukung (lama dan pendukung dadakan).
Pada tanggal 23 April 1904, sekitar 30.000 Mancunian turun ke ibu kota, bersorak ria menyambut trofi besar pertama dalam sejarah; bukan hanya untuk Man City, tapi juga jadi piala besar pertama untuk Kota Manchester.
Trofi diarak menuju Manchester melalui Goodison Park, meski sebenarnya pada saat itu City kalah dari Everton 0-1 dalam lanjutan liga. Everton yang saat itu menjadi tuan rumah langsung memberi selamat dan seolah mempersilakan City untuk melakukan parade bermula dari stadion mereka, karena memang sebenarnya parade piala yang dilakukan kala itu tidak direncanakan oleh dewan, alias dadakan.
Para pemain naik kereta ke Manchester dari Liverpool dan tiba kembali sekitar pukul 21.30 sebelum memulai rute mereka ke Ardwick, melalui Central Street, Hotel Midland, Deansgate, Market Street, Oldham Street, dan Dale Street. Kota itu dibanjiri oleh para pendukung, bahkan beberapa berita memberitakan masyarakat yang datang melebihi jumlah ketika kunjungan Pangeran dan Putri Wales yang datang ke Kota Manchester beberapa hari sebelumnya.
Pasca keluar sebagai juara, City langsung menjadi kesebelasan yang memiliki pendukung terbaik di Football League, melampau Everton dan Aston Villa.
Sang saudara City, Manchester United, juga ikut beruntung. Mereka mulai tumbuh dan bangkit, dukungan juga datang cukup banyak untuk United. Empat tahun kemudian, gelar Divisi Pertama (First Division) berhasil mereka persembahkan untuk Kota Manchester, sebelum pada tahun berikutnya United kembali mempersembahkan kembali Piala FA untuk Kota Manchester.
Sejak itu Manchester bukan lagi kota rugbi; sepakbola kemudian adalah olahraga yang paling dominan.
Tentu saja ada langkah-langkah penting selanjutnya. Kemenangan Piala Eropa (Liga Champions) United pada 1968 membuat sepakbola di Manchester ke tingkat yang baru. Munculnya Liga Primer pada 1992 membuat sepakbola kembali tumbuh pesat tepat di seluruh negeri. Pemain-pemain kelas dunia mulai datang ke Kota Manchester. Pelatih-pelatih yang punya nama besar di dunia sepakbola juga sempat bergantian untuk melatih dua kesebelasan Manchester ini. Sebut saja seperti Pep Guardiola, José Mourinho, dan Roberto Mancini pernah berada di kota ini.
Itulah Piala FA. Tak hanya sebuah kompetisi. Piala FA ternyata telah mengubah Kota Manchester. Gelar Piala FA yang diraih Man City pada 23 April 1904 menjadi awal bagaimana sepakbola Manchester menuju ke garis depan sepakbola dunia.
Komentar