Tanggal 31 Mei 1993, kompetisi Galatama 1992/1993 berakhir. Arema Malang akhirnya berhasil memuncaki klasemen Galatama edisi ke-12 yang dimulai sejak 10 September 1992 itu. Inilah gelar pertama dan terakhir kali bagi Arema di kompetisi Galatama.
Bagi Singo Edan, raihan ini semacam berkah tersendiri karena sebelumnya, dalam turnamen HUT ke-5 Arema dan HUT ke-47 Proklamasi Kemerdekaan RI di Stadion Gajayana Malang (27-29 Agustus 1992) sempat menjuarainya. Sebelumnya, Arema harus puas menjadi runner-up Piala IPHI I/1989 (kalah 0-1 dari Bandung Raya) dan runner-up Piala Liga/Galatama VI/1992 (kalah 0-1 dari Semen Padang).
Arema sendiri memulai kompetisinya sejak Galatama 1987/1988 dan menempati peringkat ke-6. Satu musim berikutnya, peringkatnya turun ke peringkat ke-8. Baru dalam dua musim berikutnya (1990 dan 1990/1992) Arema menempati peringkat ke-4.
Setelah menjadi jawara pada musim 1992/1993 itu, prestasinya sempat melorot pada musim 1993/1994 dan nyaris bangkrut sebelum Liga Indonesia edisi perdana bergulir. Seiring dengan waktu, Arema kini menjadi salah satu klub terbaik yang masih bertahan di jajaran teratas. Arema adalah salah satu klub Galatama yang mampu bertahan ketika krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1998. Disaat klub-klub Galatama lain gulung tikar, Arema masih mampu tetap eksis.
Arema kini selalu identik sebagai identitas warga Malang. Sebuah hal yang menarik mengingat sebelum Arema lahir, Persema Malang lah yang didukung oleh warga kota Apel itu. Kini Persema Malang nasibnya entah kemana, di Malang lantas hanya ada satu. Satu Arema, Arema Malang!
sumber foto: aliepermadi.wordpress.com
(NMR)
Komentar