Oleh: Mohamad Rian Ari Sandi
“Bahkan Tuhan pun tidak bisa menyenangkan setiap orang”, begitulah ucapan Cristiano Ronaldo memberikan tanggapan tentang banyaknya cacian atau cemoohan yang sering dilontarkan oleh pendukung tim lawan, bahkan kadang-kadang dilontarkan oleh pendukung timnya sendiri, kepada dirinya.
Ronaldo betul. Tuhan Yang Maha Adil pun tidak bisa memuaskan setiap manusia. Di tengah begitu banyaknya nikmat yang diberikan Tuhan, kita sebagai manusia seringkali mengeluh atas ujian atau cobaan yang seringkali sepele. Saat musim kemarau kita mengeluhkan hujan yang tak kunjung turun. Ketika musim hujan tiba, kita malah mengeluhkan banjir dan terhambatnya aktivitas sehari-hari.
Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro adalah salah satu pesepakbola terbaik di dunia saat ini. Kalau boleh sedikit berlebihan menyebutnya, ia adalah salah satu di antara deretan pesepakbola terbaik di dunia sepanjang masa. Ronaldo sudah meraih begitu banyak prestasi, baik itu prestasi pribadi, maupun prestasi bersama tim yang ia bela.
Prestasi yang cukup bergengsi bagi setiap pesepakbola yaitu gelar Pemain Terbaik Dunia sudah pernah ia raih. Gelar-gelar prestisius di level klub yaitu trofi Liga Champions Eropa dan Piala Dunia Antar Klub juga sudah pernah ia dapat baik itu ketika membela Manchester United maupun ketika membela Real Madrid.
Mungkin satu-satunya gelar bergengsi yang belum mampu ia dapat adalah trofi Piala Dunia bersama timnas Portugal. Namun ia pun sudah sukses mengantarkan timnas Portugal meraih trofi, yaitu trofi Piala Eropa dalam gelaran Piala Eropa 2016 yang digelar di Perancis.
Di balik kesuksesan yang diraih dan dinikmati Ronaldo saat ini, sosoknya tidak lepas dari berbagai macam kontroversi. Layaknya orang-orang yang sukses pada suatu bidang, selain memiliki banyak penggemar di seluruh penjuru dunia, Ronaldo pun memiliki haters yang hampir tak pernah berhenti memberikan kritikan, cemoohan, dan cacian kepada dirinya. Cap-cap negatif seperti egois, arogan, atau congkak acap disematkan pada diri Ronaldo.
Seperti kebanyakan orang sukses lainnya yang berhasil meraih sukses karena mampu mengabaikan kritik atau cacian yang ditunjukkan pada diri mereka, Ronaldo pun bermental baja untuk mementalkan setiap perkataan-perkataan negatif dari orang-orang yang tidak menyukainya. Maka jadilah Ronaldo seperti sekarang yang kita kenal.
Mungkin betul Ronaldo adalah seorang yang arogan atau congkak, tapi bagi saya, ia adalah salah satu sosok yang bisa dijadikan contoh bagaimana menghadapi cacian orang. Ia tidak sekedar mengabaikan cacian orang, lebih dari itu, seringkali ia mampu membungkamnya dengan penampilan cemerlang di atas lapangan. Ronaldo membungkam cacian orang bukan dengan cara melontarkan cacian balasan, tapi membungkamnya dengan bukti.
Kita tentu ingat kejadian kontroversial dalam pertandingan Inggris vs Portugal di babak delapan besar Piala Dunia 2006 yang berlangsung di Jerman. Rooney menginjak selangkangan Ricardo Carvalho. Ronaldo, yang ketika itu membela timnas Portugal langsung menghampiri wasit Horacio Elizondo dan memprotes keras pelanggaran Rooney ini. Rooney pun tak diam. Ia langsung bereaksi.
Rooney mendorong Ronaldo. Ia pun seolah ingin mengatakan bahwa ini bukan urusannya. Atas perbuatannya itu, Elizondo memberikan kartu merah kepada Rooney, dan ketika Rooney berjalan ke luar lapangan, Ronaldo memberikan kedipan mata ke bangku cadangan Portugal. Kedipan mata yang dianggap sebagai isyarat “Ya, aku telah membereskan Rooney.”
Saat itu Ronaldo disebut-sebut sebagai provokator yang menyebabkan Rooney, rekan setimnya di MU, diberikan kartu merah oleh wasit. Namun seandainya Ronaldo betul memprovokasi, sebetulnya itu hal yang wajar, karena yang ada di benak Ronaldo saat itu bukanlah Rooney sebagai pemain MU, tapi Rooney sebagai pemain Inggris yang menjadi lawannya. Maka ia melakukan sesuatu yang biasa dilakukan oleh pemain di atas lapangan, dia membela rekan setimnya yang dilanggar keras oleh Rooney.
Usai gelaran Piala Dunia tersebut banyak media yang berspekulasi bahwa Ronaldo akan pindah dari MU. Tapi berkat kepiawaian resolusi konflik Ferguson dan kebesaran hati Rooney menelpon Ronaldo untuk menyampaikan bahwa ia sudah melupakan kejadian di Jerman, Ronaldo mengurungkan niatnya untuk pindah.
Masalah belum selesai sampai situ. Setiap kali MU menjalani laga tandang, ia dihadapkan dengan cemoohan tim lawan. Dalam buku Alex Ferguson: Autobiografi Saya, Fergie menceritakan bahwa di suatu pertandingan tandang melawan Charlton Athletic, pendukung tim lawan memaki Ronaldo dengan sebutan “Bajingan Portugis” (menurut Fergie itu makna yang masih lebih halus). Namun Ronaldo tak terpengaruh hal itu. Ia justru malah tampil menawan.
Pada suatu momen, Ronaldo meliuk-liuk melewati empat pemain lawan sebelum melepaskan tendangan ke arah gawang. Sialnya tendangan Ronaldo ini hanya membentur tiang gawang. Setelah melihat aksi Ronado tersebut, pendukung lawan tadi langsung terduduk lesu. Ia memilih tidak melanjutkan makiannya karena melihat Ronaldo justru tampil lebih bersemangat walaupun dimaki dengan kata-kata kasar.
Bahkan statistik pada musim 2006/2007 menunjukkan, grafik penampilan Ronaldo saat membela MU mengalami peningkatan dibandingkan musim 2005/2006. Pada musim 2005-2006, ia tampil sebanyak 47 kali dengan torehan 12 gol, sementara pada musim 2006-2007, musim ketika ia mendapat banyak cemoohan, ia tampil sebanyak 53 kali dan mencetak 23 gol.
Satu contoh lain bagaimana Ronaldo membungkam cemoohan dengan cara elegan adalah saat Real Madrid melawan Celta Vigo dalam pertandingan La Liga di Stadion Santiago Bernabeu, pada 5 Maret 2016. Selama seminggu sebelum pertandingan tersebut, Ronaldo mendapat hujan cercaan dari Madridista menyusul komentar kontroversialnya yang menyalahkan rekan setimnya sebagai penyebab kekalahan 0-1 melawan Atletico Madrid di pertandingan sebelumnya.
Dalam pertandingan melawan Celta Vigo tersebut, sebagian pendukung Real Madrid di sejumlah sektor melanjutkan ejekan kepada Ronaldo. Setiap kali Ronaldo memegang bola, ia selalu disoraki. Namun lagi-lagi Ronaldo membalas ejekan tersebut dengan penampilan yang memukau. Ia mencetak quattrick alias empat gol dan mengantarkan Los Blancos membantai Celta Vigo dengan skor 7-1. Hebatnya, quattrick tersebut dilakukan CR7 hanya dalam tempo 35 menit!
Begitulah dua contoh momen dimana ayah dari Cristiano Jr. tersebut membungkam cacian atau cemoohan orang dengan penampilan gemilang. Tentu masih banyak contoh momen lainnya ketika Ronaldo tak tumbang meski mendapat banyak hujatan. Kita mungkin bisa belajar dari Ronaldo dari segala kejadian yang ia alami di lapangan.
Di setiap perjalanan hidup atau karier yang kita jalani, hampir mustahil kita tidak dihadang dengan aneka macam rintangan, termasuk rintangan yang berupa cacian orang-orang di sekitar kita. Kita punya pilihan, menjadi lemah dan kalah karena cacian tersebut, balas mencaci melalui perkataan, atau mengabaikannya dan membungkam mulut usil para pencaci dengan prestasi gemilang, seperti yang dilakukan oleh Ronaldo. Pilihan ketiga tentu adalah pilihan yang paling bijak dan paling elegan.
Penulis adalah penikmat sepakbola dan penggemar Manchester United. Biasa berkicau di Twitter lewat akun @m_rianarisandi.
Komentar