Oleh : alfakemal (Akun X : @abimima_)
Editor : Bayu Pramono (Akun X : @bayuprmno)
Golf adalah olahraga “kedua” saya, setelah sepak bola. Dalam olahraga ini, para pemain berkompetisi untuk mencapai lubang ke-18 dengan jumlah pukulan (stroke) sesedikit mungkin. Pemain dengan jumlah pukulan paling sedikit dinyatakan sebagai pemenang. Artinya, dalam golf, short game sangat penting dan bisa menjadi ukuran sejago apa seseorang bermain golf.
Permainan golf secara umum terbagi menjadi empat bagian. Bagian pertama adalah tee off—posisi awal seperti garis start dalam lomba lari. Di sini, para pemain menggunakan stik panjang seperti Driver, Wood, atau Hybrid, dengan tujuan utama memukul bola sejauh mungkin. Para pegolf profesional bahkan mampu mengirim bola sejauh 250–350 meter dari tee box.
Bagian kedua adalah second shot, yang terjadi apabila jarak bola dari lubang masih lebih dari 100–120 meter. Kedua bagian awal ini menuntut keterampilan pukulan jarak jauh yang membutuhkan kekuatan dan teknik atletis.
Selanjutnya, bagian ketiga dan keempat adalah pitching/chipping dan putting. Kedua fase ini lebih mengandalkan akurasi dibanding kekuatan. Maka dari itu, keduanya disebut sebagai bagian dari short game.
Mengapa short game begitu penting? Karena dalam golf, satu pukulan Driver sejauh 300 meter dan satu putt sejauh setengah meter sama-sama dihitung sebagai satu stroke. Artinya, akurasi adalah hal yang tidak bisa diabaikan. Tujuan utama di fase akhir ini adalah mendekatkan bola ke lubang seefisien mungkin untuk mengakhiri ronde.
Terdengar rumit? Tenang, berikutnya saya akan secara perlahan mengaitkan analogi ini dengan permainan Fantasy Premier League (FPL). Hingga Gameweek (GW) ke-34, kita telah melalui fase tee off dan second shot dalam konteks FPL. Artinya, kondisi klasemen dan overall rank (OR) yang Anda miliki sekarang merupakan hasil dari semua keputusan yang sudah diambil. Dan kini saatnya fokus ke short game FPL menjelang akhir musim.
1. Tentang Keakuratan
Keakuratan atau ketelitian sangat krusial dalam short game, dan prinsip ini juga berlaku dalam menyusun strategi FPL di sisa musim. Kita perlu memahami target akhir musim: ingin mengejar siapa, menggunakan chip apa, mengkaptenkan siapa, dan mempertimbangkan seluruh aspek pendukung lainnya.
Dalam golf, hal-hal kecil seperti arah angin, kontur tanah, hingga pemilihan stik dapat mempengaruhi hasil. Demikian pula dalam FPL. Realitas seperti jadwal double gameweek (DGW), motivasi tim di akhir musim (perebutan tiket Eropa, zona degradasi), hingga ambisi individu pemain seperti Mohamed Salah dalam perburuan top skor, harus diperhitungkan.
Terdengar terlalu mendasar? Bisa jadi. Namun justru karena terlalu mendasar, banyak manajer yang sering mengabaikannya. Dan kita tentu tidak ingin perjuangan selama 7–8 bulan terakhir berakhir sia-sia hanya karena melewatkan hal-hal fundamental, bukan?
2. Mengelola Informasi
Setelah melakukan riset melalui artikel, unggahan di X (Twitter), atau diskusi forum, langkah penting berikutnya adalah mengelola informasi yang masuk. Volume informasi yang berlebihan justru dapat menimbulkan kebingungan, kepanikan, bahkan keputusan yang impulsif.
Dalam golf, setiap pemain memiliki stock shot sesuai preferensi dan keahliannya—dan dalam short game, variasi pukulan bahkan lebih banyak: bump & run, lob, chip, hingga pitch, masing-masing bisa dipilih dengan tinggi/rendah, dengan atau tanpa spin. Keputusan dilakukan secara mandiri di tengah tekanan permainan, berdasarkan observasi lapangan dan masukan dari caddy.
Begitu pula dalam FPL. Informasi tetap penting, tapi harus disesuaikan dengan dedikasi dan gaya manajerial masing-masing. Misalnya, bila Anda terbiasa login FPL H-1 jam sebelum deadline, akan lebih bijak memilih konten ringkas seperti thread Twitter ketimbang menonton video analisis berdurasi dua jam.
Ingat, ini tetaplah sebuah permainan. Jangan sampai mengorbankan waktu kerja atau kebersamaan keluarga. Namun, jika Anda sudah meluangkan waktu untuk riset, tidak ada salahnya memberi perhatian yang proporsional agar musim berakhir dengan hasil yang memuaskan.
3. Kontrol Emosi dan Ekspektasi
Terlalu semangat karena birdie di depan mata? Atau kehilangan motivasi karena penalti dua pukulan? Dalam golf, hal-hal semacam ini memengaruhi mental pemain. Padahal, golf adalah long game—permainan baru selesai setelah 18 hole, bukan hanya satu pukulan buruk.
Begitu pula dengan FPL. Boleh saja Anda kecewa dengan OR saat ini, atau sedang terlalu percaya diri karena panah hijau beruntun. Tapi musim belum berakhir. Masih ada banyak gameweek tersisa, dan artinya masih ada peluang. Baik strategi untuk mengejar klasemen maupun mempertahankan posisi akan berbeda pendekatannya.
Pantau langkah-langkah pesaing: sisa chip, transfer yang dilakukan, bahkan prediksi kapten mereka. Ini adalah langkah wajar yang juga dilakukan oleh para manajer berpengalaman. Jangan mengabaikan potensi peluang, tetapi juga jangan panik ketika kapten Anda blank atau chip tidak mendongkrak posisi di mini liga.
Yang paling penting: poin Anda tidak bisa berubah setelah deadline. Maka satu-satunya variabel yang bisa dikontrol adalah GW di depan. Hindari transfer terburu-buru hanya karena pemain incar mencetak double digits. Tanpa informasi cukup—jadwal, kebugaran pemain, motivasi tim—transfer seperti ini bisa menjadi keputusan yang buruk.
“A bad outcome doesn’t make you a bad manager, but a bad decision does”
Terakhir, ingatlah bahwa tidak semua target bisa tercapai secara matematis, sebaik apapun rencana Anda. Gunakan tools seperti livefpl.net untuk melihat selisih poin dengan manajer di atas dan bawah Anda, agar ekspektasi lebih realistis. Tetap jalani sisa musim sebagaimana kita menjalani GW sebelumnya dengan tenang, motivasi tinggi, dan salam panah hijau!
Musim ini Pandit FPL berkolaborasi dengan Battle Royal FPL Indonesia (BRFI) menjadi liga FPL paling prestisius. Liga ini sangat unik sebab mengakomodasi pemain untuk bermain sebagai tim, bukan individu. BRFI musim ini hadir dengan empat liga (Liga 1, Liga 2, Liga 3, dan Liga 4). Di akhir musim pemenang Liga 1 akan mendapatkan piala yang ditargetkan menjadi piala bergilir dan medali untuk setiap pemain. Sementara Liga 2 hingga Liga 4 akan mendapatkan plakat.