Karya Ajie Rahmansyah
Aston Villa rela merogoh kocek sebanyak tujuh juta pounds untuk mendapatkan pemuda berusia 22 tahun bernama Jordan Veretout dari Nantes. Di tengah kepergian beberapa pilar Villa, bisakah kedatangan Veretout menjadi stimulan untuk lini tengah pasukan yang diasuh Tim Sherwood ini?
Sebagai kilas balik, Aston Villa bermain sangat buruk di paruh pertama musim lalu, musim 2014-2015. Tim yang saat itu dilatih Paul Lambert mengalami enam kekalahan beruntun pada rentang September hingga November. Mereka kembali mengulangi tren buruk tersebut pada Januari hingga Februari 2015. Penampilan buruk tersebut membawa The Villans berada di zona degradasi dan membuat Paul Lambert dipecat.
Masuknya Tim Sherwood membawa perubahan bagi tim yang bermarkas di Villa Park. Bersama Sherwood, mantan pemain Blackburn Rovers tersebut membuat permainan The Villans sedikit membaik. Sektor lini tengah yang menjadi kelemahan Aston Villa disulap sedemikian rupa menjadi lebih baik. Sherwood mampu memaksimalkan kinerja duo Inggris, Tom Cleverley dan Fabian Delph, menjadi lebih hidup. Cleverley bahkan bermain jauh lebih baik ketimbang saat dia masih berseragam Manchester United. Kedua nama tersebut kemudian menjadi pilar penting bagi kesuksesan Aston Villa mengamankan tempat di Premier League dengan finish di posisi 17 dan masuk ke Final FA Cup di musim yang sama -- walau di final mereka dihancurkan Arsenal dengan skor 4-0.
Mengarungi musim 2015-16 yang akan dimulai beberapa hari lagi, Aston Villa terlihat agak sedikit panik di bursa transfer. Sherwood dibuat pusing dengan hengkangnya beberapa pemain andalan mereka. Gelandang Andreas Weimann hijrah ke Derby County, Palang pintu sekaligus kapten mereka, Ron Vlaar, memutuskan tidak memperpanjang kontrak. Sherwood tambah pusing ketika Fabian Delph dan Christian Benteke memutuskan menerima godaan fulus yang lebih besar dari Manchester City dan Liverpool. Tom Cleverley pun juga ikut memutuskan tidak memperpanjang masa baktinya bersama Villa. Clev (sapaan akrabnya) memutuskan pindah ke Everton.
Untuk mengganti sosok Benteke, Sherwood merekrut Jordan Ayew. Untuk mengisi posisi lini tengah yang ditinggal oleh Cleverley dan Delph, Sherwood merekrut Idrrisa Gueye dari Lille. Satu hal yang menarik adalah munculnya nama Jordan Veretout sebagai pemain anyar the Villa. Pemain yang masih berusia 22 tahun tersebut direkrut dengan harga yang cukup besar untuk pemain muda yaitu tujuh juta pounds.
Veretout lahir di Ancenis, Prancis. Karirnya dengan masuk akademi Belligne saat usianya baru enam tahun. Empat tahun bersama Belligne, Veretout hijrah ke Nantes pada 2003. Dia membutuhkan waktu delapan tahun untuk mencicipi debut profesionalnya bersama Les Canaris (julukan Nantes) dalam laga menghadapi Sedan. Penampilannya melawan Sedan tersebut menjadi satu-satunya penampilan Veretout di League 2 musim 2010-11.
Di musim berikutnya Veretout menjadi tulang punggung Nantes untuk meraih tiket promosi Ligue 1 2012-13. Namun sayang Nantes hanya finis di posisi ke sembilan. Meskipun begitu Veretout mencatat 35 penampilan dan mencetak enam gol lebih baik dari musim sebelumnya. Veretout hanya mencatat 31 penampilan saja tanpa mencetak gol pada musim 2012-13. Meskipun begitu penampilan Veretout sangat baik hingga membawa Nantes meraih tiket promosi yang sudah dinantikan selama lima tahun.
Musim pertama veretout di Ligue 1, dia hanya bermain sebanyak 27 kali. Penampilan ini lebih dikarenakan manager Nantes saat itu, Michel de Zakarian, lebih mempercayai Birama Traore dan Lucas Deaux. Pada musim yang sama tim yang pernah mencicipi delapan gelar Ligue 1 itu pun finish di posisi ke 13.
Musim terbaik seorang Veretout terjadi pada musim lalu. Pemain bertinggi 177 cm itu bermain sebanyak 36 kali yang menjelaskan betapa der Zakarian sudah begitu mempercayainya. Catatan manis tersebut ditegaskan dengan tambahan tujuh gol yang dicetaknya -- capaian yang membuatnya menjadi top skor Nantes mengalahkan para striker seperti Ismael Bangoura dan Serge Gakpe.
Squawka pun memberikan rating sebesar 585 untuk penampilannya. Angka ini tertinggi kedua di Nantes setelah rekan setimnya yang seorang pemain belakang, Papi Mison Djilobodji. Veretout memang tidak memiliki akurasi tendangan yang baik. Akurasinya hanya sebesar 47% lebih rendah dari rekannya, Valentine Rongier, yang mencapai  75% tingkat akurasinya. Akan tetapi kemampuan Veretout dalam membuat peluang sangatlah baik. Ia mampu membuat peluang sebanyak 72 kali. Lebih banyak dari rekan-rekannya sesama gelandang.
Nantes hanya finis di posisi ke 14 di musim lalu. Lebih rendah satu peringkat dari musim sebelumnya. Tetapi permainan mengesankan yang ditunjukkan Veretout membuatnya diminati banyak klub besar. Situs FourFourTwo bahkan menyebutkan bahwa Veretout bisa saja menjadi sosok besar di usia muda seperti Paul Pogba, Geoffey Kondogbia ataupun Kurt Zouma. Di usianya yang masih berusia 22 tahun dia sudah mengecap 140 caps bersama Nantes. Jumlah yang terhitung sangat banyak untuk seorang pemain muda.
Dan pada musim ini, Veretout memutuskan hijrah ke Inggris. Liga yang menurut sebagian orang adalah liga yang paling kompetitif di dunia. Vertout memutuskan hijrah ke Aston villa pada 31 Juli 2015. Dia dikontrak selama lima tahun. Situs transfermarkt mengatakan bahwa harga beli seorang Veretout adalah 5,6 juta pounds. Tetapi banyak yang mengatakan bahwa angka sebenarnya adalah tujuh juta pounds.
Harga tersebut terbilang cukup pantas untuk kemampuan seorang Veretout yang mampu bermain layaknya seorang gelandang yang box-to-box ataupun seorang playmaker bernomor 10. Bersama Villa nanti dirinya pun harus bersaing dengan beberapa nama seperti Leandro Bacuna, Ashley Westwood, Carlos Sanchez dan sesama pemain baru, Idrissa Gueye.
Menarik untuk menunggu apakah pemain yang belum pernah mencicipi kaos timnas senior Perancis tersebut bisa membawa Aston Villa finis di posisi yang lebih baik ketimbang musim lalu atau tidak.
Sumber foto:Â www.sofoot.com
Penulis adalah mahasiswa psikologi di salah satu universitas di Yogyakarta dan fans Manchester United. Akun twitter: @ajielito.
Komentar