Seperti yang sudah banyak diberitakan, tadi malam terjadi insiden di Surabaya dalam diskusi mengenai masa depan Persebaya di salah satu stasiun televisi swasta yaitu SBO TV. Diskusi terpaksa dihentikan karena tiba-tiba datang massa tak dikenal dan langsung masuk ke tengah panggung dan melakukan kekerasan pada salah satu narasumber.
Berikut pernyataan sikap dari Bonek Persebaya 1927 terkait insiden penyerangan dan kekerasan yang dilakukan anggota Pemuda Pancasila di SBO TV tadi malam.
PSSI Alat Perjuangan Bangsa, Bukan Alat Perjuangan Ormas Semimiliter
Insiden penyerangan, pemukulan dan perusakan yang terjadi dalam diskusi Persebaya di SBO TV kemarin semakin menegaskan betapa sepakbola Indonesia sudah dikangkangi mafia dan premanisme. Insiden memalukan itu menjadi cermin paling jernih yang memantulkan wajah sepakbola Indonesia: busuk, buruk, barbar, korup, dan menghalalkan segala cara.
Infiltrasi ormas-ormas semimiliter ke dalam tubuh PSSI sudah berlangsung sedemikian jauh. Beberapa tokoh ormas-ormas semimiliter berseragam loreng bahkan menjadi pengurus PSSI hingga pengurus klub. Nalar kekerasan yang melekat dalam cara berpikir dan bertindak ormas semimiliter itu akhirnya dipakai untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sepakbola.
Itulah latar belakang aksi penyerangan dan kekerasan dalam diskusi di SBO TV tadi malam.
Dan itu bukan satu-satunya kejadian. Sudah berkali-kali Bonek menjadi korban centeng PSSI itu. Andi Peci diseret dari kediamannya dan menderita beberapa jahitan karena aksi pembacokan. Beberapa Bonek lain juga sudah mengalaminya. Begitu juga ditempat lain, misalnya bus yang mengangkut pemain dan offisial Persis Solo di Samarinda, yang juga mengalami kekerasan dari preman dan tukang pukul berseragam loreng.
Didirikan dan dihidupkan oleh orang-orang terhormat serta penuh dedikasi seperti Soeratin, MH Thamrin hingga Otto Iskandar Dinata, PSSI kini terjerembab menjadi sekadar ormas. Ya, sekadar ormas!
Membiarkan PSSI menggunakan preman ormas semimiliter adalah pelecehan tak terkira terhadap sejarah panjang PSSI itu sendiri. Jangan biarkan PSSI menjadi Persatuan Semimiliter Sepakbola Indonesia.
Sepakbola punya caranya sendiri untuk menyelesaikan persoalan. Mereka yang paham atmosfir di tribun tahu, jika memang punya persoalan, datanglah ke stadion, hadapi satu lawan satu. Antara suporter melawan suporter -- bukan menyewa preman dan tukang pukul yang diberi jersey tim supaya terlihat sebagai suporter.
Kami Bonek Persebaya 1927 menyatakan pernyataan sikap:
- Mengutuk keras tindakan kekerasan dalam diskusi di SBO TV dan menuntut kepolisian untuk mengusut dan menindak tegas para pelakunya.
- Menuntut PSSI untuk tidak menggunakan ormas semimiliter sebagai tukang pukul dan centeng.
- Menolak penyelenggaraan Kongres PSSI di Surabaya.
- Untuk Bonek Persebaya 1927, rapatkan barisan untuk menggelar perlawanan panjang sampai keadilan ditegakkan.
Keadilan adalah ibunda dalam setiap perlawanan dan perjuangan kami. Â Kami akan terus berjuang dengan segala kemampuan dan ketidakmampuan. Kami akan melawan dengan sebaik-baiknya, dengan sehormat-hormatnya.
TUAN RUMAH TIDAK AKAN SUDI BERUNDING DENGAN MALING YANG MERAMPOK RUMAHNYA.
Salam satu nyali!
Andie Peci
Presidium
Contack person: presidium Bonek 1927Â 085233331927
Komentar