Setelah melewati âbulan maduâ yang manis bersama Italia, Antonio Conte akan memulai kembali petualangannya kala bersua Azerbaijan dan Malta di kualifikasi Piala Eropa 2016. Di atas kertas nampaknya timnas Italia tidak akan mengalami kesulitan berarti ketika melawan kedua tim tersebut. Azerbaijan akhirnya juga mampu mereka taklukan dengan skor 2-1.
Skuat timnas Italia yang akan  menghadapi Azerbaijan dan Malta masih didominasi oleh para pemain Serie-A. Juventus masih tercatat sebagai penyumbang terbesar pemainnya ke timnas Italia, tercatat 7 pemain Juventus masuk ke dalam skuat timnas Italia kali ini, sisanya merupakan para pemain  klub klub lain di serie-A dan hanya beberapa saja yang berasal dari luar Italia, semacam Marco Verrati, Thiago Motta Salvatore Srigu dan terakhir Graziano Pelle.
Nama terakhir yang disebutkan menjadi sedikit kejutan tersendiri dalam pemanggilan skuat timnas Italia, Antonio Conte lebih memilih Graziano Pelle di posisi striker  dibandingkan dengan Mario Balotelli yang lebih populer dan lebih berpengalaman di timnas Italia, meski sama-sama bermain di Premier League nampaknya Conte lebih kepincut dengan pemain asal Southampton ini.
Dalam sebuah wawancara Conte menyebutkan: âMari kita beri ia (Balotelli) waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya, tidak mudah baginya untuk memulai hidup baru di Liverpool.â
Conte memahami betul bahwa belum saatnya Balotelli untuk masuk kembali ke timnas Italia, Balotelli masih belum menemukan sentuhannya di depan gawang. Dari 10 laga yang telah dilewati oleh Liverpool di semua ajang, Balotelli âbaruâ memasukan sebiji gol. Sebuah capaiaan yang bisa dibilang buruk untuk striker high-profile semacam Balotelli.
Tidak serta merta Antonio Conte memanggil Graziano Pelle, alasanya masuk akal. Pelle tampil begitu ciamik bersama klubnya Southampton dengan sukses mengemas 4 gol dari 7 pertandingannya di Liga Inggris.
âSetelah mempertimbangkan banyak aspek, Pelle layak masuk skuat kami, saat ini dia sedang menjadi bintang di Liga Inggris, dan kami ingin melihat permainannya dari dekat agar kami bisa mengevaluasinya. Terserah Pelle, untuk menunjukan kepada kita, apakah dia layak mendapatkan tempat di tim nasional atau tidak,â ucap Conte.
Tipikal Graziano Pelle
Sama-sama berposisi penyerang, tipikal Pelle dengan Balotelli sendiri sangat berbeda, Pelle sebagai target man  cenderung lambat dan mengandalkan bola-bola atas layaknya penyerang penyerang Italia terdahulu semacam Luca Toni, Alberto Gilardino maupun Filipo Inzaghi.
Sedangkan Balotelli lebih kepada kecepatan, gocekan dan akurasi tendangaannya. Di timnas, Graziano Pelle akan dicoba oleh Antonio Conte diduetkan dengan simone Zaza yang cenderung bertipikal seperti Mario Balotelli yang mempunyai akurasi tendangan kaki kirinya yang mumpuni.
Mesikpun sudah memasuki usia 29 tahun, ini merupakan debut bagi seorang Graziano Pelle bagi timnas Italia senior, sebuah debut yang bisa dibilang terlambat bagi pemain yang mencetak 4 gol di piala dunia U-20 pada tahun 2005. Pemain yang meniti karirnya di Lecce ini, kebanyakan bemain di Liga Belanda bersama AZ Alkmar dan Feyenord Rotterdam, sedangkan di tanah kelahirannya Pelle hanya âtransitâ saja bermain bersama AC Parma dan Sampdoria.
AZ Alkmar dibawanya menjadi kampiun Eredivisi pada tahun 2009, meskipun hanya berkontribusi minim karena harus bersaing dengan penyerang utama AZ Alkmar saat itu Ariclenes da Silva. Setelah merasa tidak terpakai dan kondisi keuangan di AZ Alkmar sedang krisis, Graziano Pelle kembali lagi mencoba peruntungannya di Italia bersama Parma, dan hasilnya pun tetap mengecewakan, sampai akhirnya Parma meminjamkan Graziano Pelle kembali ke Belanda tepatnya di Feyenord Rotterdam.
Di Feyenord Rotterdam Graziano Pelle bereuni dengan mantan pelatihnya ketika berbaju AZ Alkmar, Ronald Koemann. Di musim pertama masa peminjamannya di Feyenord, Pelle seolah menemukan kembali keganasnnya di depan gawang. Pelle sukses mencetak 20 gol disemua kompetesi yang lantas membuat Feyenord mempermanenkan kontrak Pelle di akhir musim 2013.
Meskipun kerap mendapatkan kartu dan suspensi akibat permainan kerasnya, Koeman tetap mempercayainya sejak menit pertama ketika Pelle siap untuk bermain, bahkan di musim terakhirnya di Feyenord, Koeman mempercayakan jabatan kapten kepada Graziano Pelle dan sukses melesakan 26 gol di semua kompetisi.
Apakah kecemerlangan Graziano Pelle di Southampton akan menular di timnas Italia. Pelle sendiri yang akan menjawabnya dan Pelle sendiri harus membuktikan kepada publik Italia, bahwa pemanggilan dirinya oleh Antonio Conte sudah tepat.
Dan apakah pemanggilan Graziano Pelle oleh Antonio Conte akan berbuah manis seperti yang pernah dilakukan Conte terhadap Simone Zaza. Semuanya akan dibuktikan sendiri oleh timnas Italia ketika melawan Azerbaijan dan Malta di kualifikasi Piala Eropa 2016.
Dikirim oleh: @dadanresmana
Komentar