Oleh: Ajie Rahmansyah
Para pemain Watford FC tengah berada di dalam bus ketika pesan bahagia itu datang. Usai mengalahkan Brighton and Hove Albion pada pekan ke-45, para pemain Watford masih menanti-nanti soal kepastian mereka meraih tiket promosi ke Premier League pada musim depan. Pasalnya, pertandingan antara Fulham menghadapi kesebelasan peringkat ketiga, Middlesbrough, baru selesai dua jam kemudian.
Emosi Matej Vydra dan kolega bercampur aduk karena pertandingan yang dihelat di Craven Cottage tersebut masih seri 3-3. Jika Middlesbrough mampu mengalahkan Fulham, maka kepastian tiket lolos baru ditentukan pada pertandingan ke-46 atau pertandingan terakhir.
Beruntung, pemain Fullham, Ross McCormack mencetak gol pada menit akhir yang membawa Fulham menang 4-3. Dengan hasil ini, selisih empat poin yang membedakan Watford di peringkat pertama dan Middlesbrough di peringkat ketiga sudah tidak mungkin terkejar lagi. The Hornets, julukan Watford, sebenarnya masih bisa tergusur oleh peringkat kedua, AFC Bournemoth. Akan tetapi, semua mungkin setuju bahwa tiket promosi adalah hadiah yang paling dicari ketimbang trofi Divisi Championship.
Bukan Tim Kuat
Watford bukanlah kesebelasan yang diperhitungkan di Inggris. Hingga saat ini, satu-satunya prestasi terbaik mereka adalah saat menjadi runner up FA Cup pada 1984. Di partai final mereka dikalahkan Everton 0-2 lewat gol Graeme Sharp dan Andy Gray.
Pun dengan prestasi di liga. Kesebelasan yang pernah dilatih Brendan Rodgers ini hanya pernah menjadi runner up Football League First Division pada musim 1982/1983. Mereka pun sempat melaju ke Piala UEFA pada musim berikutnya, meski hanya sampai pada babak 16 besar.
Satu hal yang menarik dari The Hornets adalah mereka dimiliki oleh salah seorang musisi legendaris dunia bernama Reginal Kenneth Dwight. Terkesan kurang familiar di telinga bukan? Mungkin iya, karena dalam kariernya pria tersebut memakai nama panggung Elton John.
Sir Elton John adalah seorang fans Watford sejati. Ia barangkali tak pernah menyangka akan menjadi chairman Watford pada 1976. Kala itu, ia menunjuk Graham Taylor sebagai manajer. Buah dari kepemimpinan John-Taylor adalah dua prestasi di atas yang hingga kini masih belum bisa kembali dicapai oleh Watford. Pada masa itu Watford dihuni para pemain berkelas seperti Pat Rice, John Barnes dan Gerry Amstrong.
Pada 1987, Elton melepaskan jabatannya. Namun, karena kecintaannya ia kembali lagi ke Watford pada 1997 hingga 2002. Dedikasinya terhadap Watford pun berakibat namanya diabadikan sebagai salah satu nama tribun di stadion Vicarage Road yang diresmikan pada 13 Desember 2014.
Spesialis Satu Musim
Sempat bertahan lama di Divisi Championship, akhirnya Watford kembali merasakan suasana Premier League apda 1998/1999. Sayang, semusim setelahnya mereka harus kembali ke Divisi Championship setelah hanya meraih lima kemenangan.
Watford kembali lagi ke Premier League pada 2006/2007 dengan mengalahkan Leeds United di babak play off. Pada musim tersebut para penikmat sepakbola dibuat terkesima lewat aksi seorang anak muda Inggris yang berposisi sebagai winger bernama Ashley Young.
(Sumber gmbar: watfordlegends.com)
Akan tetapi, The Hornets lagi-lagi hanya bisa bertahan satu musim saja setelah lagi-lagi kembali finis sebagai juru kunci dan kembali hanya meraih lima kemenangan.
Akhirnya, setelah delapan tahun menanti para pemain Watford akhirnya bisa kembali mencicipi atmosfer panasnya kompetisi Barclays Premier League pada musim 2015/2016. Sempat terpuruk di posisi ke tujuh dan menelan tujuh kekalahan dari 19 pertandingan awal, anak asuh Slavisa Jokanovic kemudian memborong 19 kemenangan dan hanya menelan lima kali kekalahan dalam 26 pertandingan setelahnya.
Kini, patut ditunggu kiprah klub yang pernah dipimpin oleh pelatih eksentrik Giuseppe Sannino itu. Apakah Watford kembali bertahan satu musim saja ataukah mereka bisa bertahan lebih lama di kompetisi tingkat tertinggi di Inggris? Apabila melihat daftar pemain yang dimiliki oleh Watford maka terdapat nama-nama yang sebenarnya merupakan pemain-pemain yang memiliki kualitas yang bisa membawa Watford bertahan di Premier League musim depan seperti kiper Huerelho Gomes, bek Gianni Munari, gelandang Matej Vydra, Keith Andrews, dan Ikechi Anya, serta pemain berpengalaman macam Sebastien Bassong, dan Marco Motta.
Atau mungkin, Watford ingin melestarikan tradisi dengan hanya semusim bermain di Premier League? Bagaimana menurut Anda?
* Penulis merupakan mahasiswa Psikologi di sebuah universitas di Yogyakarta. Beredar di twitter dengan akun @ajielito
Sumber gambar: bbc.co.uk
Komentar