Ketika publik Brasil kehilangan optimisme tim kebanggaannya bisa menjuarai Piala Dunia setelah Neymar mengalami cedera, Pele berada di pihak berlawanan dengan mengatakan bahwa Brasil bisa memenangi Piala Dunia tanpa Neymar. Ia mencontohkan bagaimana Brasil melanjutkan perjuangan meraih trofi Piala Dunia pada 1962 setelah Pele mengalami cedera sejak pertandingan kedua.
Banyak orang tentunya akan mengiyakan, namun tak sedikit pula yang berseberangan dengan opini Pele itu. Bagi mereka yang seiya sekata dengan Pele, mereka tentunya berharap Brasil benar-benar bisa menjuarai Piala Dunia tanpa Neymar, pemain andalannya. Sedangkan bagi mereka yang kurang setuju, nampaknya mereka memiliki alasan yang kuat untuk tak sependapat dengan Pele.
Pele sepertinya lupa bahwa tim Brasil pada 1962 memiliki pemain bernama Mane Garrincha, Vava, ataupun Amarildo. Nama terakhir adalah pemain yang ditunjuk pelatih Brasil saat itu, Aymore Moreira, sebagai pengganti Pele.
Pele, tampaknya, lupa. Bahwasanya Brasil 1962 mempunyai kedalam skuat yang lebih baik ketimbang Brasil tahun ini. Terlebih menyoal Mane Garincha. Berkat kegemilangan Garrincha yang menunjukan performa gemilang di sisi sayap kanan, Brasil seolah tak memiliki kerinduan pada sosok Pele yang karirnya sedang naik daun, kala itu. Ia bisa memenangkan pertandingan walau seorang diri.
Terlebih lagi, Pele tak bisa melakukan apa yang dilakukan Garrincha di Piala Dunia 1962: berjuang meraih gelar sendirian. Satu hal yang juga sepertinya tak dimiliki skuat Brasil saat ini. Di mana bakat Garrincha dalam melewati lawan mampu menjadi pembeda hasil akhir. Pele tak seperti itu, hanya Diego Maradona yang bisa meniru Garrincha, 24 tahun kemudian.
"Walter Winterbottom (pelatih Inggris pada Piala Dunia 1962) berbicara banyak tentang cara menghentikan Garrincha. Ia selalu mengingatkan kami untuk selalu menjaganya," kenang Jhonny Haynes, mantan penyerang dalam Inggris.
Sepakbola tidak akan pernah menemukan Garrincha lain di dunia ini. Garrincha merupakan satu dari sekian banyak pemain yang menemukan sepakbola dengan level tertinggi lewat sepakbola jalanan.
Para penonton yang menyaksikan aksinya terpesona melihat ÃâtarianÃâ Garrincha di lapangan. Bermain menyusuri sisi sayap dengan memperlihatkan raut muka riang gembira lalu melakukan gerakan-gerakan yang tak pernah orang duga sebelumnya. Dengan kondisi fisik tak sempurna, tentunya.
Pelatihnya di klub, Botafogo, sempat mencoba untuk meminimalisir gerakan dribbling yang dinilainya terlalu berlebihan. Caranya adalah dengan meletakkan kursi di sisi sayap dan menyuruhnya untuk melakukan umpan silang ketika mendekati kursi itu. Namun yang dilakukan Garrincha justru malah ÃâmengecohÃâ kursi tersebut dengan menggulirkan bola di antara kaki kursi kayu tersebut.
Dribbling memang begitu melekat dengan Garrincha. Ia memiliki gaya khas dalam melewati pemain lawan, mendribel bola di sisi lapangan lalu memutar dengan tiba-tiba dan juga meninggalkan bola dibelakang saat menggiring bola. Bahkan ia sering melewati garis batas lapangan dalam satu pertandingan.
Garrincha lahir di Pau Grande, Rio de Janeiro, dengan kaki kiri yang melengkung ke luar dan kaki kanan yang menekuk ke dalam. Ya, Garrincha, sebenarnya, tak ditakdirkan untuk menjadi seorang atlet. Tapi ia mampu menikmati sepakbola dengan caranya sendiri. Baginya, sepakbola adalah semua tentang kebahagiaan dan spontanitas. Satu-satunya permainan yang paling menyenangkan di dunia. Oleh karena itu, Mane selalu memainkan si kulit bundar seperti seorang anak kecil yang kegirangan memainkan mainan favoritnya.
Itulah yang sepertinya dilupakan oleh Pele. Ketika Pele tak bisa memperkuat tim karena mengalami cedera, Garrincha muncul menjadi juru selamat tim. Kecintaannya terhadap sepakbola dan kemampuannya dalam mengoyak jala lawan mengantarkan Brasil meraih gelar juara dunia keduanya.
Pada skuat Piala Dunia kali ini, Neymar yang menjadi andalan tim saat ini pun sebenarnya seperti seorang Garrincha yang Ãâberjuang sendirianÃâ pada Piala Dunia 1962. Maka ketika ia harus benar-benar tersingkir dari kompetisi, siapakah diantara Oscar, Hulk, Fred, atau mungkin Jo yang bisa muncul untuk menjadi juru selamat tim seperti Garrincha? Sebuah pertanyaan besar.
foto: pitchfest.ca
[ar]
Komentar