Jika sepakbola Inggris dan Eropa adalah kiblat tontonan sepakbola dunia pada satu musim penuh, Amerika Serikat dan Tiongkok (juga Australia) mencoba menjadi kiblat tontonan sepakbola dunia setidaknya pada saat pra-musim melalui International Champions Cup.
Kita sudah sama-sama tahu kalau pra-musim adalah waktu yang sangat krusial bagi setiap kesebelasan dan para pemainnya. Sehingga perlu persiapan yang matang dari pihak kesebelasan agar bisa memaksimalkan saat pra-musim ini untuk mendapatkan manfaat fisik, teknik, taktik, dan juga finansial.
Chelsea, Liverpool, Manchester City, dan Manchester United adalah contoh dari kesebelasan asal Inggris yang melakukan training camp mereka di Amerika Serikat dan Tiongkok untuk menyiapkan musim sepakbola panjang mereka ke depan.
Pertanyaannya, apakah Amerika Serikat dan Tiongkok merupakan tujuan yang tepat untuk melakukan training camp? Sedangkan ada banyak, tepatnya delapan, kesebelasan Liga Primer Inggris yang melakukan training camp mereka di daerah pegunungan yang cenderung lebih dekat daripada AS atau Tiongkok, yaitu Austria.
Austria adalah negara yang terkenal pegunungannya dan juga resor skinya (kedua hal yang berhubungan pastinya). Dalam beberapa tahun terakhir, Austria selalu menjadi tujuan idaman bagi para manajer, bukan hanya asal Inggris, untuk melakukan training camp saat pra-musim.
Kenyataannya, Austria adalah tujuan yang lebih sering didatangi saat pra-musim dibandingkan AS atau Asia. Alasannya tentunya bukan dari segi komersial yang semenggiurkan ketika pra-musim ke AS atau Asia.
Berikut adalah rekap dari Squawka mengenai lokasi training camp yang dilakukan oleh delapan kesebelasan Liga Primer Inggris di Austria pada awal musim 2016/17.
Sam Allardyce pernah mengkritik kebiasaan kesebelasan Inggris yang mengunjungi Benua Amerika saat pra-musim. “Pergi keliling dunia, terbang ke Amerika, itu tidak baik untuk tim manapun ketika Anda sedang membangun tim untuk musim yang besar di Liga Primer,” kata manajer yang akan menukangi kesebelasan negara Inggris ini. “Menetap di Eropa bisa membuat para pemain kami fit dengan maksimal.”
Allardyce adalah manajer yang membuat Sunderland menjalani training camp di Austria pada awal musim ini. Padahal pemilik Sunderland, Ellis Short, berasal dari AS. Musim lalu The Black Cats menjalani tur panjang ke Amerika dan Kanada, sehingga di awal musim pasukan (yang saat itu masih diasuh) Dick Advocaat kelelahan dan mengalami setengah pertama musim yang buruk.
Pada saat pra-Piala Dunia 2010 misalnya, manajer Inggris saat itu, Fabio Capello, membuat timnya menjalani training camp di Irdning (training camp WBA pra-musim ini) untuk meningkatkan tingkat kebugaran para pemainnya sebelum beraksi di Afrika Selatan.
Akan tetapi, memang yang akan kami bahas di sini adalah teori sains di atas kertas, karena misalnya saja pada kasus Inggris, kita semua sama-sama tahu kalau Inggris gagal di Piala Dunia 2010.
Keuntungan berlatih di altitud tinggi
Lingkungan dan lansekap pegunungan Alpen di Austria memberikan keuntungan tersendiri untuk latihan altitud, atau yang lebih dikenal dengan istilah altitude training dalam sains olahraga. Apa fungsinya altitude training?
Ketika altitud lebih tinggi, tubuh manusia akan lebih sulit menghirup oksigen karena oksigen akan lebih tipis jika semakin tinggi. Ini akan memforsir otot untuk bekerja lebih keras agar bisa menghasilkan lebih banyak sel darah merah.
Sel-sel darah merah ini lah yang membuat oksigen bisa terdistribusi ke seluruh tubuh dengan lebih mudah dan lebih cepat ketika tubuh sudah kembali ke altitud yang lebih rendah.
Sebagai perbandingan, rata-rata altitud di Inggris Raya adalah 162 meter di atas permukaan laut (mdpl), sementara di Austria adalah 910 mdpl. Kesebelasan asal Inggris Raya yang berlatih di Austria akan merasakan manfaat dari meningkatnya altitud saat latihan ini, yang mana adalah kabar baik untuk kebugaran pemain pada akhirnya, bukan untuk komersial.
Berlatih di altitud tinggi akan membuat tubuh atlet bisa lebih maksimal saat bertanding. Ini yang merupakan kunci sukses para atlet olimpiade, salah satunya adalah Mo Farah, atlet lari asal Inggris Raya.
Selain keuntungan di atas, iklim dan cuaca Austria yang lebih hangat juga bisa sangat baik untuk vitamin D dan dopamine, yang bisa merangsang hormon untuk lebih merasakan kebahagiaan.
Tom Bates, seorang performance psychologist dan pelatih berlisensi UEFA A, juga menjelaskan kepada Squawka bahwa pemandangan pegunungan bisa menghasilkan efek positif bagi psikologi para pemain. Pemandangan bukan hanya berfungsi sebagai latar untuk selfie, tetapi juga untuk membantu pemain lebih fokus.
Pasukan Leicester City yang berlatih pra-musim di Stegersbach, 262 mdpl, bisa mendapatkan manfaat ekstra. Claudio Ranieri mewajibkan para pemainnya mengayuh sepeda dari dan ke tempat latihan mereka agar mendapatkan manfaat fisik sekaligus menikmati pemandangan Pegunungan Alpen.
Godaan untuk pergi ke Amerika dan Asia
Tekanan akan investasi, finansial, dan komersial bisa menentukan lokasi pra-musim setiap kesebelasan. Apalagi di saat sekarang ini, ketika pemiliki kesebelasan adalah mereka yang kebanyakan berasal dari Amerika Serikat, sekitar Arab, dan Tiongkok.
Arsene Wenger termasuk salah satu manajer yang harus mengalah karena urusan ini. Tahun ini Arsenal harus menjalani pra-musim ke California alih-alih tempat favortinya, Austria.
International Champions Cup salah satunya sudah merevolusi cara kesebelasan menghabiskan pra-musim mereka. Saat ini kita bisa mendapatkan tontonan menarik dari banyak kesebelasan elite yang bertanding pada saat pra-musim, salah satunya pertemuan dini antara Pep Guardiola (Manchester City) dan Jose Mourinho (Manchester United) di...Beijing, Tiongkok, padahal keduanya adalah manajer asal kesebelasan Kota Manchester, Inggris.
Kesebelasan seperti Manchester United bisa mendapatkan pemasukan mendekati 53 juta paun per tahun dari aktivitas pra-musim di Amerika dan Asia. Tapi bagi kesebelasan papan tengah, perjalanan ke Austria yang “hanya” memakan biaya sekitar 1,2 juta paun dan perpindahan zona waktu yang minimal tentunya lebih realistis dan bisa bermanfaat.
***
Pada prinsipnya dan menurut sains, latihan pra-musim di Austria atau daerah pegunungan dengan altitud tinggi memang bisa menghasilkan manfaat yang lebih baik ketimbang pergi ke Amerika atau Asia yang lebih menggiurkan secara finansial dan komersial.
Hanya pemilihan lokasi harus tepat. Altitud yang terlalu tinggi justru bisa membahayakan pemain karena kadar oksigen yang sangat tipis. Hal ini pernah terjadi kepada Anderson (mantan pemain “Setan Merah”) yang bengek saat bermain di La Paz, Bolivia.
Namun semuanya memang kembali kepada kesebelasan itu sendiri. Berlatih di altitud tinggi tidak otomatis menjamin kesebelasan bisa lebih sukses. Kita bisa melihatnya dari penampilan kesebelasan negara Austria atau kesebelasan asal Liga Austria misalnya, apakah mereka sehebat, sebut saja, Tottenham Hotspur yang pada tahun 2016 melakukan pra-musim ke Australia?
Komentar