Jika sepakbola di Amerika Latin, misalnya di Brazil, diperkenalkan oleh kelas buruh, sepakbola di negara-negara koloni Asia banyak diperkenalkan oleh kaum terpelajar. Termasuk Indonesia.
Sepakbola dan kriket memang sudah dimainkan pada 1887 di Medan. Saat itu sepakbola dimainkan oleh perkumpulan olahraga, jadi belum dimainkan oleh sebuah klub khusus sepakbola. Nama perkumpulan itu Gymnastiek Vereeniging yang juga memainkan tenis, atletik dan sepeda.
Klub sepakbola pertama baru muncul pada 1894. Saat itu, seorang anak sekolah HBS [Hollandsche Burgere School], kira - kira jika sekarang setingkat SMA Surabaya bernama John Edgar bukan hanya memperkenalkan sepakbola pada rekan-rekan sekolahnya di Surabaya, tapi juga mendirikan klub sepakbola pertama bernama Victoria. Klub ini benar-benar klub sepakbola dan tak ada kaitannya dengan kriket.
Diuraikan pada bab I sebuah buku kini yang cukup susah ditemukan, 40 Jaar Voetbal in Nedelandsch- Indie 1894-1934 [40 Tahun Sepakbola di Hindia Belanda] yang disusun W. Berretty, Edgar pertama kali mengenal sepakbola pada saat ia mengecap pendidikan di Singapura, sebelum akhirnya melanjutkan pendidikannya di Surabaya. Bola sepak yang pertama kali digunakan Edgar dan kawan-kawannya pun dipesan langsung dari Singapura.
Sepakbola ala Anak-anak Sekolah
Atas arahan Edgar, siswa-siswa HBS itu rutin berlatih sepakbola pada Minggu pagi di lapangan yang saat itu disebut Missigit-plein. Karena tak ada lawan tanding, mereka berlatih sendiri, dan bermain satu sama lain.
Pada 1896, akhirnya berdiri klub lain bernama Sparta. Maka pertandingan antara Victoria dan Sparta pada Juli 1896 menjadi pertandingan pertama antara dua kesebelasan pemula yang memelopori sepakbola di tanah air kita ini. Di laga itu, Victoria secara telak mengalahkan Sparta dengan skor 6-1.
Sejarah fanatisme rakyat Indonesia terhadap sepakbola pun dimulai!
(zenrs)
Ilustrasi: Soerabaja tempo doeloe
Komentar