Bagaimana Chelsea memenangkan pertandingan dengan bertahan? Pertanyaan ini mungkin adalah pertanyaan pamungkas yang selalu keluar di benak kepala kita. Nyatanya, Chelsea tahun ini dalam bertahan masih lah Chelsea yang sama dengan tahun lalu. Bedanya hanya pada Fernando Torres yang kini telah di-upgrade menjadi Diego Costa.
Selain bek-bek Chelsea, Nemanja Matic dan Francesc Fabregas adalah dua nyawa Chelsea di lini tengah. Matic menjadi pekerjanya (produsen), sementara Fabregas menjadi distributornya. Ini adalah kunci Chelsea dalam melakukan transisi bertahan ke menyerang.
Kali ini di depan mereka memiliki sosok penyelesai akhir dalam diri Costa. Namun, anehnya pada pertandingan semalam, Costa berkali-kali dibiarkan tak terkawal.
Diego Costa yang dibiarkan tak terkawal
Pada pertandingan terakhir Chelsea, yaitu saat melawan Arsenal pada Hari Minggu yang lalu, dalam dua kesempatan di atas saja, kita bisa melihat pertahanan Arsenal lengah dalam mengendus bahaya.
Pertama (gambar atas), ketika bola diarahkan ke jantung pertahanan, seluruh pemain hanya terfokus pada bola dan meninggalkan Costa tak terkawal di dalam kotak penalti. Beruntung bola tidak mengalir menuju Costa.
Di babak ke dua, hal serupa terulang (gambar ke dua). Para pemain Arsenal terlalu berkonsentrasi kepada Eden Hazard yang mencoba melakukan umpan kepada Andre Schuerrle. Andaikan saja Hazard mengumpan kepada Costa, ia akan bebas melakukan banyak improvisasi di depan gawang Wojciech Szczesny.
Costa memang beberapa kali tidak terjaga oleh pertahanan Arsenal, tetapi pada gol pertama Chelsea, yaitu pada proses penalti Hazard, ternyata Arsenal sempat terkelabuhi (bukan hanya oleh Hazard) oleh pergerakan tanpa bola dari Costa.
Proses terjadinya penalti
Costa yang melihat Hazard membawa bola, bergerak ke arah sayap kiri untuk meminta bola sambil menarik Per Mertesacker keluar dari tengah sehingga membuat kotak penalti menjadi terbuka.
Di sini lah talenta berbicara. Dalam situasi seperti ini, Hazard mungkin akan lebih rasional jika mengoper kepada Costa di kiri maupun ke arah sayap kanan. Tetapi Hazard malah melakukan dribel dengan meliuk-liuk untuk menggocek dua pemain Arsenal sebelum akhirnya ia dijatuhkan oleh Koscielny.
Ini bisa Hazard lakukan lantaran ia melihat ruang kosong yang ditinggalkan Mertesacker yang menjaga Costa. Ini lah salah satu kombinasi kejeniusan (pergerakan tanpa bola) Costa dan (visi dribel) Hazard.
Selain aksi liukan Hazard pada gol pertama, salah satu momen berkelas juga datang dari kombinasi operan Fabregas dan pergerakan Costa yang menjadi faktor pembeda Chelsea pada gol ke dua.
Proses gol Diego Costa
Chelsea mendapatkan kesempatan untuk melakukan serangan balik ketika Jon Obi Mikel mengoper kepada Fabregas.
Costa, yang awalnya terlihat santai, mengintip kesempatan ini dengan membuntuti Laurent Koscielny di bagian blind side-nya. Costa terlihat cerdik dengan membuntuti Koscielny, bukan Mertesacker. Hal ini bisa dipahami karena Mertesacker bukanlah tipikal bek cepat, maka Costa tidak perlu mengkhawatirkan pergerakan Mertesacker asal ia tidak terkejar.
Fabregas yang melihat posisi Costa ini juga tanpa basa-basi langsung meluncurkan operan terobosan kepada Costa. Hasilnya bisa kita ketahui sama-sama.
Tiga gambar di atas yang dibungkus lengkap dalam satu pertandingan Chelsea melawan Arsenal pada Hari Minggu yang lalu adalah gambaran jelas bagaimana Diego Costa telah menjelma menjadi penyerang paling mematikan di Liga Inggris. Kemampuan penyelesaian akhir dan fisik kuatnya kemudian dikombinasikan dengan kemampuan kecerdasannya dalam melakukan pergerakan tanpa bola.
Sangat bijaksana untuk menyebut Diego Costa sebagai faktor pembeda Chelsea pada musim ini.
Komentar