Font size:
Siapa pemain tengah yang sudah menjadi buah bibir di Fantasy Premier League (FPL) sejauh ini? Nama Alexis Sánchez (dengan 79 poin) mungkin sementara ini bisa kita singkirkan karena kenyataannya dia sering dipasang sebagai penyerang daripada sebagai pemain tengah di Arsenal.
Maka, kita akan melihat tiga nama yang tersisa, yaitu Nacer Chadli (64), Francesc Fábregas (63), dan Gylfi Þór Sigurðsson (63). Satu nama yang mengejutkan tentunya adalah Sigurðsson yang bermain untuk Swansea City. Contoh terbaik dari permainan terbaiknya adalah pada pertandingan Swansea terakhir di Liga Primer ketika mereka mengalahkan Arsenal di Liberty Stadium, Swansea. Saat itu Swansea berhasil melakukan comeback setelah mereka ketinggalan 1-0 terlebih dahulu. Gelandang asal Islandia ini bergabung dengan Swansea pada bursa transfer musim panas ini setelah dua musimnya yang mengecewakan bersama Tottenham Hotspur. Ia mencetak satu gol melalui tendangan bebas dan memainkan peranan besar dalam kemenangan The Swans malam tersebut. Tendangan bebasnya yang luar biasa meringkuk dari jarak 30 meter. Sebuah tendangan yang mengingatkan ketenangan yang luar biasa yang ditunjukkannya di klub selama musim perdananya di Liga Primer tiga musim yang lalu di bawah manajer Brendan Rodgers. Striker Prancis, Bafetimbi Gomis, kemudian berhasil mendatangkan tiga poin untuk Swansea setelah ia menceploskan bola yang berawal dari giringan Sigurðsson dan assist Jefferson Montero. Hasil ini memantapkan posisi Swansea di peringkat ke lima di Liga Premier sebelum jeda internasional yang akan berakhir akhir pekan ini. Sebagai pemain utama di bawah manajer Garry Monk, karir Sigurðsson sekali lagi sedang menuju ke atas. Sigurðsson memiliki kualitas arketipe pemain nomor 10. Kepada EvertonFC.com. manajer Everton, Roberto Martinez, mengomentari dampak Sigurðsson sebelum kedua klub bertemu awal bulan ini: "Sigurðsson sebagai pemain nomor 10 memiliki pemahaman yang benar-benar baik terhadap ruang dan juga baik dalam penyelesaian tembakan jarak jauh. Dia juga dapat mencetak assist dengan operannya dan tampaknya ia telah menciptakan hubungan yang sangat baik dengan (Wilfried) Bony." Meskipun berakhir imbang tanpa gol, Sigurðsson berhasil menggarisbawahi kemampuannya sebagai pemain yang paling kreatif di atas lapangan lewat tiga key pass-nya (sumber: WhoScored.com). Angka tersebut adalah angka yang paling banyak di antara seluruh pemain Swansea maupun Everton. Selanjutnya yang menunjukkan salah satu kualitas yang paling penting dalam peran pemain posisi nomor 10 modern ini adalah ketika ia memiliki work rate yang "menular". Seperti yang Monk sampaikan kepada Sky Sports bahwa pemain bernomor punggung 23-nya itu "memiliki work rate yang menakjubkan" dan merupakan salah satu dari 6 gelandang terbaik di Liga Primer saat ini. Sang manajer yang merupakan mantan rekan setimnya tiga musim yang lalu mengungkapkan bahwa perannya pada kreativitas tim lebih dari sekadar gol atau assist yang ia cetak. "Dia memang menciptakan assist, tetapi work rate yang ia tunjukkan sangat menular [infectious]. Rekan-rekan di sekitarnya terpengaruh oleh permainan positifnya." Sambil bercanda, Sigurðsson pun sedikit berkomentar kepada majalah FourFourTwo tentang manajernya itu, "Saya bermain bersamanya tiga musim lalu di klub ini dan agak aneh ketika saya kembali. Butuh beberapa waktu untuk membiasakan diri memanggilnya 'bos'! Dia melakukan dengan sangat baik. Dia benar-benar fokus pada apa yang dia lakukan, benar-benar terorganisir, dan dia pantas menerima penghargaan Manager of the Month di Bulan Agustus." Jadi jika kekuatan mental dan tehnik adalah kekuatan utama Sigurðsson, maka apa yang salah dengan Sigurðsson ketika ia bermain untuk Spurs?