Lima Hal yang Masih Dibutuhkan Persib Bandung

Lima Hal yang Masih Dibutuhkan Persib Bandung
Font size:

Persib Bandung berhasil mengandaskan tim promosi Liga Super Malaysia, Felda United, dengan skor 3-1. Pertandingan perdana yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat pada tahun 2015 ini menjadi penting bagi Persib. Ini adalah kali pertama pada tahun ini, uji coba Persib dapat disaksikan bobotoh (pendukung) Persib secara luas karena digelar di Bandung dan disiarkan televisi nasional.

Kemenangan tersebut penting untuk membangun impresi pertama akan kekuatan Persib musim depan. Memang, terlalu prematur sebenarnya jika menilai kekuatan Persib hanya dari satu pertandingan saja. Meski hasilnya terbilang memuaskan, tapi masih ada beberapa hal yang harus dibenahi Djadjang Nurdjaman pada skuat asuhannya tersebut. Ini juga dipengaruhi oleh pergerakan kesebelasan rival yang mulai unjuk gigi diberbagai turnamen, seperti Persija, Arema, dan Sriwijaya yang berlaga di Trofeo Persija. Persib harus lebih berhati-hati dan waspada, jika gelar juara bertahan tak ingin lepas dari genggaman. Dari pertandingan menghadapi Felda United tersebut, kami merangkumkan lima poin yang masih harus dibenahi Persib. Belum Padunya Lini Tengah Kehadiran Dedi Kusnandar di lini tengah memberi banyak opsi bagi Djadjang untuk merombak lini tengah. Djadjang mencoba menduetkan Dedi dengan Hariono sejak menit awal. Namun, duet ini belum bisa dikatakan padu. Di babak pertama, serangan Persib lebih berpusat ke kedua sisi. Sementara itu, lini tengah Persib terlihat tidak begitu menonjol. Duet Hariono dan Dedi masih belum cukup kokoh untuk menguatkan lini tengah. Kabar baiknya adalah Dedi memiliki akurasi umpan yang memiliki kualitas setara Firman Utina. Pada babak pertama, beberapa kali ia memperlihatkan umpan-umpan terobosan ke kedua sisi dengan akurat. Jika Djadjang menerapkan pola untuk menyerang lewat sayap, maka umpan-umpan Dedi patut dinantikan karena kedua sayap Persib memiliki daya kejut yang besar bagi lini pertahanan lawan. Lini tengah baru mulai terlihat hidup saat Firman dan Taufiq masuk. Trio Taufiq-Hariono-Firman menopang pergerakan Konate yang diplot sebagai gelandang serang. Hariono menanti di lini pertahanan, sementara Taufiq dan Firman aktif bertugas mengalirkan bola, dan Konate digeser ke sisi kiri. Patut dicoba misalnya duet Dedi dengan Taufiq, atau dengan M. Agung Pribadi. Namun, sepertinya duet Dedi dengan Firman akan kurang tepat karena keduanya memiliki gaya bermain yang mirip. Tak adanya pemain gelandang yang bertipikal lebih bertahan seperti Hariono tentunya akan cukup beresiko. Masih Mengandalkan Serangan Lewat Sayap Serangan lewat sayap menjadi salah satu ciri Persib pada musim lalu. Pola ini pula yang membawa Persib menjadi juara Liga Indonesia setelah penantian selama 19 tahun. Pada musim ini, Persib sepertinya akan menunjukkan cara bermain yang tidak jauh berbeda. Tidak ada yang salah jika Persib terus bertumpu pada kedua sayap mereka. Namun, hal tersebut menjadi rentan jika Maung Bandung, julukan Persib, melakukannya sepanjang 38 pertandingan di liga. Lawan akan dengan mudah mengenali cara bermain tersebut. Ini terlihat saat Persib begitu kesulitan untuk menundukkan Pelita Bandung Raya (PBR). Saat menghadapi Persib, PBR seolah sudah tahu bagaimana cara mengatasi kombinasi M. Ridwan-Firman-Supardi di sisi kiri pertahanan mereka. Skuat asuhan Dejan Antonic itu pun memaksimalkan serangan balik lewat kedua sisi yang biasanya ditinggalkan oleh bek sayao Persib, khususnya Supardi. Djadjang harus sudah mulai mencari pola lain saat kedua sayap mereka berhasil dipatahkan lawan. Persib beruntung memiliki gelandang macam Konate, Firman, dan Taufiq. Keduanya memiliki stamina dan visi yang baik kala membantu serangan. Menggunakan empat gelandang tengah pun tampaknya perlu mulai dicoba dan dibiasakan. Persib pun perlu mencari skema lain agar tetap tetap bisa bermain dengan baik tanpa dukungan Konate. Pasalnya, melihat fakta yang ada, Persib seperti Konate-sentris. Gelandang asal Mali tersebut menjadi ruh Persib terutama saat menyerang. Ini bisa dilihat dari jumlah golnya, 13 gol, pada musim lalu, yang membawanya sebagai pencetak gol terbanyak di klub. Musim depan jelas berbeda dengan musim lalu. Tiga kompetisi menanti Persib sepanjang tahun 2015. Musim lalu Konate beruntung tak mendapatkan cedera atau pun akumulasi kartu kuning sehingga bisa bermain pada seluruh laga yang dijalani Persib. Musim depan? Apakah Konate akan terus dipasang di setiap laga? Konsentrasi Duet Ahmad Jufriyanto dan Vladimir Vujovic di lini pertahanan, bisa dibilang baik. Dari 28 pertandingan musim lalu hingga partai final, Persib kebobolan 30 gol. Dari jumlah tersebut, sebanyak delapan pertandingan gawang Persib tidak kebobolan. Melihat pertandingan menghadapi Felda United, Djadjang tampaknya masih dipusingkan dengan sering hilangnya konsentrasi di lini pertahanan Persib. Ini terlihat terutama kala Felda melakukan serangan balik, di mana hanya ada dua pemain saja yang berdiri di area pertahanan, bek sayap terlambat melakukan transisi menyerang ke bertahan. Felda sebenarnya beberapa kali “mengagetkan” Persib lewat serangan balik cepat. Ini pula yang membuat Vladimir diganjar kartu kuning karena menahan dengan sengaja penyerang Felda. Hal paling terlihat tentu saat Persib menghadapi Persipura di partai final tahun lalu. Persipura mencetak gol cepat pada menit kelima. Setelah itu, Persib unggul dua gol. Kemenangan yang ada di depan mata harus sirna saat Boaz menyamakan kedudukan pada menit ke-79. Jika konsentrasi masih belum bisa dibenahi, agaknya hal serupa akan terulang dalam kompetisi musim depan. Berikutnya: Komposisi Pemain Bertahan dan Kebutuhan Penyerang Halaman sebelumnya Komposisi Pemain Bertahan Persib saat ini hanya memiliki tiga pemain yang memiliki posisi natural sebagai bek tengah: Vujovic, Jufriyanto, dan Abdulrahman. Persib terbilang beruntung karena ketiganya tidak pernah absen secara bersamaan baik karena akumulai kartu maupun karena cedera. Bek tengah utama Persib, Jufriyanto dan Vujovic, bermain pada 27 dari 28 pertandingan. Musim ini, Persib bermain di tiga kompetisi. Konsentrasi dan stamina mutlak diperlukan. Salah-salah, Persib malah tidak berprestasi dari tiga kompetisi tersebut. Maka dari itu, rasanya satu pemain bek tengah anyar patut dipertimbangkan untuk direkrut. Musim ini, Persib baru mendatangkan Dias Angga, Dedi, dan Yandi Sofyan. Waktu kompetisi yang semakin dekat, membuat Persib semestinya sudah menggaet pemain anyar agar ia bisa langsung beradaptasi dengan permainan. Saat ini, Persib hanya diperkuat oleh 22 pemain, jumlah yang sebenarnya dipandang masih kurang untuk mengurangi tiga kompetisi. Ambil contoh Persipura yang telah mengikat 31 pemain guna menghadapi kompetisi musim depan. Perekrutan Dias, Dedi, dan Yandi, bisa dibilang mutlak. Pasalnya, ketiganya penting untuk melapis pemain lain yang pada musim lalu tidak ada gantinya. Supardi misalnya. Berdasarkan data Soccerway, ia bermain selama 2580 menit dari 28 pertandingan, dan selama itu pula ia bermain dari menit pertama hingga menit terakhir, tak pernah digantikan. Beruntung bagi Persib, karena Supardi tidak mengalami cedera atau akumulasi kartu sepanjang musim lalu. Kebiasaan Djadjang yang jarang melakukan rotasi sebenarnya bisa berdampak negatif karena pemain yang tidak mendapat menit bermain bisa kehilangan sentuhan karena lama tak merasakan pertandingan kompetitif. Persib Butuh Penyerang Hal paling jelas dari pertandingan semalam adalah para pemain Persib seperti menemui jalan buntu saat mencapai area pertahanan lawan. Dengan mengandalkan serangan dari sayap, bola sebenarnya dapat dialirkan lewat dua opsi: mengirim umpan silang, atau pemain lawan menusuk langsung ke area kotak penalti. Persib kesulitan memaksimalkan opsi pertama yakni mengirim umpan silang. Ini karena tidak adanya penyerang yang memiliki postur dan pergerakan yang menunjang untuk menyambut umpan silang. Tantan yang diplot sebagai penyerang tunggal, nyatanya lebih banyak bergerak ke kedua sisi. Saat M. Ridwan mengirim bola dari sisi kanan, Tantan yang diplot sebagai penyerang tunggal, malah berada di sisi yang sama dengan Ridwan atau Atep di kiri. Praktis Persib hanya memaksimalkan Makan Konate sebagai gelandang serang untuk memaksimalkan peluang. Ini juga berlaku saat Persib membangun serangan. Tantan tidak bergerak di depan kotak penalti menunggu bola. Ia membuka ruang ke kedua sisi untuk menyisir area tersebut. Hal ini juga membuat bek lawan lebih mudah berkoordinasi karena target pengawalannya tidak bergerak ke area tengah. Dengan hadirnya penyerang yang mampu menahan dan membagi bola, maka skuat Persib akan jauh lebih komplet lagi. Penyerang yang kami maksud adalah penyerang yang bukan cuma bisa membuka ruang, tapi mampu menyelesaikan segala peluang menjadi gol. Penyerang macam ini biasanya bisa ditugaskan sebagai pengecoh (decoy) bek lawan, untuk memberi ruang bagi gelandang melakukan penetrasi. Praktis para penyerang Persib saat ini sebenarnya bertipikal pelari yang mampu menyisir sayap. Barangkali hanya Yandi Sofyan yang terbiasa beroperasi di dalam kotak penalti. Penambahan penyerang baru juga akan lebih memperkaya opsi serangan Persib. ** Dari lima poin tersebut, hal paling menonjol terlihat dari komposisi pemain. Persib kemungkinan menambah beberapa pemain baru untuk beberapa waktu mendatang. Penambahan pemain berkualitas akan menjadi krusial bagi Persib yang akan menjalani tiga kompetisi sekaligus pada musim depan. Persib memang memiliki beberapa pemain yang bisa bermain di berbagai posisi seperti Tony Sucipto dan Ahmad Jufriyanto sebagai gelandang bertahan, serta M. Agung yang bisa bermain sebagai bek sayap maupun bek tengah. Namun, kebutuhan akan bek tengah seharusnya menjadi perhatian utama dan sama pentingnya dengan kebutuhan Persib akan penyerang. Bukan tidak mungkin Persib mendapat musibah saat Jufriyanto dan Vujovic tidak bisa bermain. Kalau sudah memasuki awal musim, akan sulit bagi Persib untuk mencari penggantinya. [caption id="attachment_169077" align="aligncenter" width="569"]22 Pemain Persib seperti dirilis situs resmi Persib. 22 Pemain Persib seperti dirilis situs resmi Persib.[/caption] Pun dengan di lini serang. Mengandalkan Yandi semata tidak akan membuat lini serang Persib tajam. Tanpa mengecilkan performa Yandi, tapi adik kandung Zaenal Arif tersebut bisa dibilang masih minim pengalaman berkompetisi di Liga Indonesia. Sebaik-baiknya Tantan membombardir gawang lawan pun akan lebih baik jika memiliki penyerang lain yang bisa diandalkan. Melihat penampilannya menghadapi Felda United, Yandi tampil apik. Ia mencetak satu gol lewat skema yang baik. Ia bergerak mencari ruang di tengah kotak penalti untuk menyambut umpan mendatar Konate. Pertanyaannya adalah mungkinkah ia bisa melakukan hal serupa saat dikawal bek lawan yang bertubuh tinggi besar seperti Bio Paulin atau Victor Igbonefo misalnya? Terlalu dini memang menilai penampilan Persib hanya dari satu pertandingan. Namun, jelang kompetisi bergulir, Persib diharapkan mampu menutupi celah yang ada, untuk kembali bisa menjadi juara. Kami merangkumkan lima poin, ada tambahan?
Kebiasaan Bermain Sepakbola Sangat Baik untuk Anak
Artikel sebelumnya Kebiasaan Bermain Sepakbola Sangat Baik untuk Anak
Siapa Paling Berpeluang Meraih Ballon d'Or?
Artikel selanjutnya Siapa Paling Berpeluang Meraih Ballon d'Or?
Artikel Terkait