Belum sah rasanya jika menyebut Luis Enrique sebagai pelatih terbaik Futbol Club Barcelona. Enrique belum mampu mempersembahkan gelar apapun bagi klub asal Catalan tersebut. Dikontrak sejak awal musim 2014-2015, Luis Enrique langsung tancap gas dengan melakukan perubahan di tubuh Blaugrana. Sederet pemain didatangkan agar misi merengkuh gelar juara setelah nirgelar pada musim lalu bisa tercapai.
Hingga tengah pekan ini, Enrique telah menjalani 50 pertandingan bersama Barcelona. Kemenangan 2-0 atas Paris Saint Germain pada babak perempatfinal Liga Champions Eropa, mengukuhkan Enrique sebagai pelatih terbaik Barca dari 50 pertandingan awal dibandingkan pelatih-pelatih Barcelona sebelumnya.
Koleksi 42 kemenangan, tiga hasil imbang dan lima kekalahan menjadi catatan terbaik sepanjang sejarah Blaugrana. Sebanyak 143 gelontoran gol dan hanya kemasukan 31 gol di segala ajang menjadi bukti kesahihan Enrique dalam meramu strategi yang tepat untuk tim ini.
Enrique seperti mengubah gaya bermain Barcelona yang lekat dengan ciri umpan-umpan pendek sejak era Frank Rijkaard. Kini, Barcelona bermain lebih agresif dengan mengandalkan pressing ketat dan bola-bola direct. Dinamo serangan yang dalam beberapa tahun terakhir diemban Xavi Hernandez dan Andres Iniesta perlahan bergeser ke kedua sisi yang memanfaatkan lebar lapangan untuk membangun serangan.
Hal ini bertujuan mengurangi kecendrungan Barca yang kerapkali menembus lini pertahanan lawan lewat lini tengah dengan komando Xavi â Iniesta karena usia mereka yang tak lagi muda dan mampu untuk bertarung sepanjang 90 menit di setiap pertandingan sepanjang musim ini.
Bahkan, tak jarang juga Barca bermain dengan serangan balik dengan memanfaatkan potensi kecepatan yang dimikilik oleh Lionel Messi dan Neymar di kedua sisi. Belum lagi ditopang dengan akurasi operan pemain Barca yang mempunyai tingkat keberhasilan sampai 88%.
Enrique juga secara perlahan mulai membangun fondasi pertahanan yang lebih kokoh. Tercatat, hanya 19 gol saja Barca kebobolan di liga Sapnyol dan menjadi tim dengan pertahanan terbaik sejauh ini di liga Spanyol.
Pembenahan lini belakang dalam mengatisipasi bola mati (defending set-piece) dan memanfaatkan kondisi keuntungan bola mati (attacking set-piece) menjadi fokus tambahan bagi skuad Blaugrana. Juan Carlos Unzue mesti diberikan kredit lebih bagi kinerjanya sepanjang musim ini dengan upaya-upayanya dalam membenahi lini belakang dan set-piece Barcelona.
Dengan kombinasi pemain lama dan rekrutan baru, eksperimen Luis Enrique yang sempat dikeluhkan dan dipertanyakan oleh sebagian besar penggemar kini mulai terjawab dengan raihan rekor yang cukup apik. Bahkan, Josep Guardiola yang dianggap sebagai pelatih tersukses Barca-pun hanya meraih 37 kemenangan, delapan hasil imbang dan 5 kekalahan di 50 pertandingan awalnnya musim 2008-09 lalu.
Kini, dengan kemungkinan sembilan atau bahkan sepuluh (jika masuk final UCL) pertandingan sisa musim ini Enrique berhasil meraih kemengangan, maka potensi meraih treble winners seperti apa yang dilakukan Guardiola pada 2009 silam akan tercapai. Hanya konsistensi yang menjadi pijakan para pemain Barcelona dalam meraih mimpinya tersebut.
Sebagai satu-satunya tim Spanyol yang berpeluang melakukan itu, Barcelona dihadapi kondisi yang cukup berat mengingat selisih yang hanya dua poin dengan Real Madrid dan tiga calon lawan yang berat di semi-final liga Champions (Bayern, Juventus dan Real Madrid). Kecerdikan dalam merotasi dan membangun kepercayaan diri dalam meraih konsistensi permainnan menjadi PR besar bagi Enrique.
Karena, rekor 50 pertandingan terbaik yang di raih Enrique kali ini bukan lah apa-apa jika tak menghasilkan gelar bergengsi bagi kubu Catalan musim ini.
Komentar