Saat menggaet Ivan Rakitic dari Sevilla, tidak sedikit yang beranggapan bahwa ia akan gagal. Alasannya, karena permainan Barcelona tidak cocok dengan Rakitic. Namun, penampilannya kala menghadapi Elche, membuat anggapan tersebut menjadi tumpul. Rakitic diprediksi tidak akan memakan waktu terlalu lama untuk menggantikan peran Xavi atau Iniesta di Barca.
âAku ingin bermain sepakbola dengan caraku, tapi aku tak ingin meraihnya secara cuma-cuma. Aku harus bekerja keras,â kata Rakitic dalam debutnya di La Liga. Ucapan tersebut seolah mengindikasikan bagaimana tekad Rakitic untuk menorehkan namanya dalam sejarah klub. Ia tidak akan menduplikasi cara bermain Xavi atau Iniesta, tapi ia akan bermain seperti dirinya sendiri.
Dalam pertandingan menghadapi Elche, ia melakukan 104 umpan sukses. Jumlah yang terbilang banyak bagi satu pemain dalam satu pertandingan. Seperti halnya permainan Barca, kebanyakan umpan tersebut adalah umpan pendek. Namun, ia juga menunjukkan betapa bahayanya umpan-umpan terobosan yang ia berikan untuk lini depan. Begitu pula dengan tendangan bebasnya yang menjadi perhatian sang pelatih, Luis Enrique.
Saat memberikan assist untuk Munir El Haddadi, ia melakukannya dengan kaki kiri, kaki yang bukan menjadi kekuatannya. Momen ini memperlihatkan bagaimana kejelian visi seorang Rakitic yang memberi bola umpan pada pemain muda tersebut untuk mencetak gol.
Bergerak sebagai gelandang kiri, ciri permainan Rakitic terbilang konservatif. Ia tidak banyak melakukan gerakan di luar posisinya tersebut. Bahkan, ia seringkali berada di belakang Dani Alves untuk menutup pergerakan lawan. Keduanya menjadi pasangan yang bisa dibilang tepat di sisi kiri permainan Barcelona.
Dani Alves dan Ivan Rakitic sama-sama pernah bermain di Sevilla, meski keduanya tidak pernah bermain secara bersamaan dalam satu lapangan.Keduanya tidak akan bersamaan kala menyerang, pasti ada satu yang menunggu di lini pertahanan. Ini dilakukan sebagai antisipasi jika Elche melakukan serangan balik.
Satu aspek lain yang bisa diandalkan dari Rakitic adalah pressing-nya yang mampu membuat pemain lawan tak nyaman berlama-lama dengan bola. Namun, ia tak sekadar menekan. Bekas pemain Schalke ini mencoba melihat peluang, kapan waktu yang tepat untuk menekan. Beberapa kali, ia hanya menekan saat lawan salah mengontrol bola, atau saat lini pertahanan melakukan umpan lambung ke depan.
Di pertandingan menghadapi Elche, Mascherano diberi kartu merah. Sejak saat itu, Rakitic dan rekan-rekannya mulai fokus untuk bertahan. Mereka mencoba untuk mempertahankan bentuk permainan dan disiplin dalam mengawal pertahanan. Hal ini sukses karena mereka berhasil membawa tiga poin plus clean sheet.
Meskipun merasa tidak puas atas kerjanya di lini tengah Barca, tapi Rakitic mengaku menikmati saat-saat ia berada di lapangan. âSangat mudah bermain dengan para pemain terbaik di dunia, tapi ini hanyalah langkah awal. Masih banyak hal yang harus aku lakukan. Luis Enrique telah bekerja keras dan masih ada banyak hal yang harus diperbaiki.â
Kini, pemain yang mencetak 15 gol pada musim lalu ini, tinggal menyesuaikan diri di lingkungan barunya. Jika ia kerasan menetap di Catalan, bukan tidak mungkin kariernya akan melesat dan menjadi musuh menakutkan bagi lawan-lawannya di liga.
Rakitic bukanlah Xavi, bukan pula Iniesta. Rakitic akan membawa kejayaan Barcelona dengan caranya.
Sumber gambar: vecernji.hr
Komentar