Untuk pertama kalinya pada musim ini, Napoli terlihat kelelahan ketika bertanding menghadapi Bologna. Lawannya itu memainkan permainan efisien di bawah asuhan Roberto Donadoni yang melepaskan tiga tembakan yang semuanya menjadi gol. Permainan Bologna tersebut membuat mereka memimpin pertandingan dengan keunggulan tiga gol tanpa balas sampai menit ke-87.
Kesebelasan berjuluk Partenopei saat itu seolah tampil tanpa tenaga. Marek Hamsik dan Lorenzo Insigne nampak mati-matian membangun serangan. Mereka bisa kalah karena melakukan kesalahan-kesalahan individu.
Kebobolan pertama karena Raul Albiol kalah berduel dengan Mattia Destro. Gol kedua Bologna terjadi karena Kalidou Koulibaly tidak bisa menutup pergerakan Luca Rossettini. Padahal Koulibaly selalu tampil baik untuk Napoli sejauh musim ini. Gol Ketiga patut menyalahkan Pepe Reina yang seharusnya bisa menjinakan tendangan Destro. Saat itu Reina salah mengambil langkah ketika menerima tendangan Destro, sehingga tepisannya justru mengarahka bola ka dalam gawang sendiri.
Napoli baru memberikan perlawanan menjelang laga berakhir. Yaitu dengan dua gol individu Gonzalo Higuain. Insigne memang menjadi pemain kunci pada perlawanan tersebut, tapi Higuain tetaplah MVP Napoli saat itu. Napoli pun mengecilkan kekalahan menjadi 3-2. Kekalahan kedua mereka pada musim ini.
Haruskah para pendukung Napoli khawatir? Jawabannya adalah iya.
Napoli merupakan pesaing scudetto dan telah produktif sejauh musim ini. Tapi mereka terlalu mengandalkan Gonzalo Higuain. Hanya Fiorentina dan Roma yang mencetak gol lebih banyak ketimbang Partenopei.
Maurizio Sarri telah mengubah Napoli menjadi salah satu kesebelasan paling efisien dan mematikan Serie A. Insigne dipoles lebih baik ketimbang musim lalu dengan peran barunya sebagai fake winger. Dirinya menjadi playmaker serangan Partenopei, dibantu Marek Hamsik, Allan Marques, dan Jorginho.
Kolektivitas mereka membantu Higuain menjadi top skor Serie A 2015/2016 sementara dengan 16 gol. Dirinya mengalahkan Citadin Eder, penyerang Sampdoria, dengan 10 gol. Higuain akan menjadi pemain Argentina ke-11 yang menjadi top skor di Serie A. Mengikuti jejak Diego Armando Maradona, Gabriel Omar Batistuta, Hernan Crespo, Mauro Icardi, dan lainnya.
Baca juga : Diet Higuain yang Bisa Membawa Napol Scudetto.
Memiliki pencetak gol terbanyak memang sangat menguntungkan. Tapi gol-gol Higuain merupakan 50 persen dari perolehan Napoli sepanjang musim ini. Hal itu bisa menjadi racun bagi Napoli. Eder merupakan 45 persen sumber gol Sampdoria. Sementara Carlos Bacca 35 persen dari AC Milan dan Paolo Dybala 32 persen dari Juventus.
Bahkan Partenopei cuma mampu menang satu kali tanpa gol dari Higuain. Hal itu terjadi ketika mengalahkan Milan 4-0 pada 4 Oktober lalu. Saat itu aliran serangan Napoli dari lini tengah sangat luar biasa.
Maka, Sarri harus mencari sumber pencetak gol selain dari Higuain jika ingin tetap bersaing meraih Scudetto. Sejauh ini torehan Higuain baru diikuti Insigne dengan tujuh gol. Sementara Dries Mertens, Jose Callejon dan Manolo Gabbiadini baru mencetak dua gol di Serie A sejauh ini.
Tapi bisa sedikit dimaklumi karena Mertens dan Gabbiadini sempat berkutat dengan cedera, sehingga belum menemukan menit bermain yang stabil di Serie A 2015/2016. Sementara ada masalah aneh dengan performa Callejon. Dirinya tidak mencetak satu gol dan asist dari 17 laga Serie A 2015/2016. Tapi ia mencetak lima gol dan tiga asist dari enam pertandingan Liga Europa musim ini.
Baca juga : Kemenangan Sempurna Napoli
Higuain dan Insigne lambat laun akan goyah. Lawan mulai mencari akal bagaimana untuk menghentikan kedua pemain tersebut. Jika upaya penjagaan itu bekerja, maka Insigne dan Higuain akan kesulitan mencetak gol. Tentu hal itu merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk mendapatkan poin melawan Napoli.
Atalanta hampir bisa mendapatkannya pada pertandingan kemarin, Minggu (20/12), di Stadion Atleti Azzurri d'Italia. Higuain baru bisa mencetak dua gol di babak kedua, sehingga Napoli masih bisa memenangkan laga dengan skor 3-1. Tapi pada intinya, Napoli masih bisa memproduksi gol selama Higuain atau Insigne bermain. Coba bayangkan bagaimana jika salah satu antara mereka mendapatkan cedera dalam waktu dekat ini? Apalagi Insigne memiliki riwayat cedera ACL yang membuatnya absen lama pada musim lalu.
"Ini pertandingan yang sangat penting. Bisakah kita memenangkan scudetto? Kita harap begitu!" tegas Higuain ketika diwawancara usai pertandingan melawan Atalanta, dikutip dari Football-Italia.
Higuain berbicara seperti itu karena yakin akan keberadaannya. Tapi kedalaman skuat merupakan aspek penting dalam perburuan Scudetto. Memiliki pemain yang berbeda-beda mencetak gol merupakan bagian penting dari hal tersebut. Mungkin itulah alasan utama Juventus dan Internazionale Milan dipandang sebagai favorit juara scudetto musim ini. Atas dasar itulah Callejon, Mertens, Gabbiadini, Hamsik, dan Allan harus bahu-membahu membantu dua "rekan istimewa" mereka. Dalam situasi seperti ini, terkadang rotasi yang dilakukan Rafael Benitez selama dua musim lalu sedikit dirindukan para pendukung Napoli.
Komentar