Pada Indonesa Super League (ISL) musim 2014, Semen Padang menjelma menjadi salah satu kesebelasan yang cukup ditakuti kesebelasan ISL lainnya. Meski tak banyak dihuni oleh banyak pemain bintang, seperti Persebaya, Persib, atau Arema misalnya, tim berjuluk âKabau Sirahâ ini mampu melaju hingga babak delapan besar.
Di bawah asuhan pelatih Jafri Sastra, Semen Padang cukup bisa bersaing di papan atas ISL. Suksesor Nil Maizar ini berhasil menampilkan permainan yang atraktif bagi tim yang bermarkas di Stadion Haji Agus Salim tersebut.
Jafri Sastra mampu memaksimalkan bakat-bakat para pemainnya dengan strategi yang ia terapkan. Pemain-pemain seperti Hendra Bayauw, Nur Iskandar, Novan Sasongko, dan Rudi bukanlah pemain yang bisa dibilang tak memiliki nama besar. Namun di bawah asuhan coach Jafri, para pemain tersebut menjadi pemain kunci Semen Padang pada musim lalu.
Bayauw dan Novan menjadi pemain yang sangat diandalkan Semen Padang setiap pertandingannya. Bayauw yang juga bermain untuk Semen Padang U-21, bermain dalam 20 pertandingan. Sedangkan Novan yang baru bergabung pada musim lalu, selalu bermain dalam setiap pertandingan Semen Padang: 26 pertandingan.
Bagaimana dengan Nur Iskandar dan Rudi? Keduanya kerap menjadi supersub. Nur Iskandar mencetak 10 gol meski sering turun pada babak kedua. Sedangkan Rudi, meski hanya mendapat jatah bermain selama 572 menit, ia bisa membuat lini tengah Semen Padang lebih kreatif. Gol tendangan bebasnya saat melawan Persela Lamogan pada babak delapan besar menjadi salah satu gol penting Semen Padang untuk menjaga asa agar tetap lolos ke babak berkutnya (walaupun pada akhirnya tetap gagal).
Pada musim depan, empat nama di atas masih akan menghiasi skuat Semen Padang. Juara Piala Galatama 1992 ini memang merupakan salah satu kesebelasan yang jarang merombak skuat. Pemain yang datang dan pergi hanya berjumlah beberapa saja.
Untuk musim depan saja, terdapat tujuh pemain yang sudah lebih dari empat musim berbaju Semen Padang. Esteban Vizcarra dan Yoo Hyun-Gyoo, dua legiun asing milik SP, telah membela tim sejak tahun 2010. Vendry Mofu yang baru didatangkan dari Sriwijaya FC pun sebelumnya telah membela SP sejak 2010.
Selain Mofu, tambahan kekuatan datang dari penyerang asing asal Kamerun, Herman Dzumafo Epandi. Penyerang yang telah mencetak 92 gol selama berkarir di Indonesia ini diharapkan meningkatkan produktivitas gol SP pada musim depan.
Osas Saha yang musim lalu menjadi andalan SP, memang berhasil mencetak 8 gol dalam 15 penampilannya. Namun sangat wajar jika manajemen tim tak puas dengan performanya karena penyerang asal Nigeria ini kerap membuang peluang terbuka. Bukan sekali dua kali ia tinggal berhadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang lawan namun gagal mencetak gol.
Vizcarra, Eka, Hendra, dan Hyun Gyoo merupakan kekuatan utama SP pada musim lalu. Keempatnya sangat baik dalam melakukan transisi dari menyerang ke bertahan, maupun sebaliknya. Dengan Dzumafo yang mencetak 13 gol pada musim lalu (dan juga Airlangga Sucipto), kreasi serangan dari tengah ini kemungkinan besar akan lebih bisa dimaksimalkan.
Kepergian David Pagbe yang sudah menjadi palang pintu SP dalam empat tahun terakhir pun bukan suatu persoalan besar. Pada musim lalu, bek asal Kamerun ini hanya bermain sebanyak 14 kali. Bek berusia 37 tahun ini sering diparkir karena kebutuhan strategi [penggunaan maksimal tiga pemain asing dalam satu pertandingan].
Saepulloh Maulana dan Seftia Hadi nantinya akan menjadi bek tengah utama pasca hengkangnya Pagbe. Sang kapten, Hengky Ardiles tampaknya akan ditempatkan sebagai bek tengah jika salah satu dari mereka tak bisa dimainkan (atau mungkin memainkan pemain SP U-21 yang juara ISL U-21).
Hal ini terlihat dengan SP yang hanya merekrut Zulchrizal Abdul Gamal dari Mitra Kukar yang berposisi sebagai bek kanan. Nantinya, bek berusia 26 tahun tersebut akan bersaing dengan Ricky Ohorella untuk tempat utama.
Di bawah mistar, Semen Padang pun masih akan diperkuat oleh Jandia Eka Putra dan Fakhurrazi. Keduanya memiliki kualitas yang tak jauh berbeda. Pada musim lalu, Fakhurrazi awalnya diplot sebagai kiper utama. Namun ketika performanya semakin menurun, Jandia mampu menggantikannya dengan baik. Total bermain keduanya pun sama-sama 13 kali penampilan.
Satu lagi pemain baru SP adalah Irsyad Maulana. Namun sepertinya Irsyad yang berposisi sebagai gelandang ini akan cukup kesulitan menembus tempat utama, di mana terdapat Hyun Gyoo dan Eka Ramdani serta supersub, Rudi. Nasibnya tak akan jauh berbeda dengan Jajang Paliama yang tak diperpanjang kontraknya: hanya sesekali bermain. Namun dengan usianya yang masih 21 tahun dan juga Payakumbuh, kampung halamannya, yang tak jauh dari Padang, masa depan mantan penggawa Arema Cronus ini masih panjang di SP.
Maka dari itu, kekuatan Semen Padang pada musim depan tak akan banyak berubah. Mereka akan tetap menjadi salah satu kuda hitam yang wajib diperhitungkan.
foto: ligaindonesia.co.id
Komentar