Palestina dan Argentina akan menjadi lawan Indonesia di FIFA Matchday Juni 2023. Pertandingan melawan Palestina akan berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (14/6/2023), sedangkan Stadion Gelora Bung Karno akan menjadi tempat menjamu La Albiceleste (19/6/2023).
Ini menjadi yang pertama kalinya Garuda akan menghadapi dua lawan yang berbeda sejak FIFA Matchday September 2022. Sebelumnya, Curacao dan Burundi dihadapi anak asuh Shin Tae-yong masing-masing dalam dua pertandingan beruntun.
Komposisi lawan FIFA Matchday bulan Juni bisa dibilang ideal. Palestina menjadi batu pijakan Indonesia untuk membaca permainan tim Timur Tengah, apalagi di Piala Asia nanti, Indonesia satu grup dengan Irak.
Reputasi Argentina sebagai juara Piala Dunia 2022 jelas membawa pengaruh tersendiri bagi skuad Indonesia. Ini merupakan kali pertama Indonesia akan menghadapi juara dunia sekaligus peringkat pertama ranking FIFA (per 6 April).
Baca Juga:Kualifikasi Piala Asia U-23: Asa Indonesia Lolos Pertama Kalinya
Dilihat dari berbagai aspek, FIFA Matchday melawan Argentina ini memang lebih cocok sebagai sport entertainment. Secara kualitas, Argentina berada terlalu jauh di atas Indonesia. Secara pengalaman dan kompetitif pun, rasanya tidak akan berdampak banyak (apalagi secara instan) terhadap peningkatan kualitas timnas.
Jika Indonesia ingin “naik kelas,” maka lawan-lawan yang dibutuhkan adalah lawan yang satu-dua tingkat di atas Indonesia. Tanpa meremehkan Indonesia, level Argentina memang jauh di atas Indonesia.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam konferensi pers kepada media pada Rabu (24/5/2023), mengatakan bahwa ia sedang melakukan penjajakan tahap awal dengan Maroko, Brasil, Portugal, dan Rusia untuk FIFA Matchday di bulan-bulan mendatang.
Mendatangkan tim-tim kuat dunia dari sisi industri olahraga tentu menarik. Lalu, bagaimana dengan tujuan jangka pendek, terutama dalam hal persiapan Indonesia menuju Piala Asia yang akan digelar 12 Januari - 10 Februari 2024 mendatang?
Setelah Juni, FIFA Matchday akan kembali digelar pada 4-12 September. Barangkali, akan ada lagi tim kuat dunia yang datang ke Indonesia. Yang pasti, FIFA Matchday September harus benar-benar dimanfaatkan oleh Shin Tae-yong untuk memaksimalkan skuad untuk menghadapi rentetan agenda penting.
Oktober akan menjadi bulan yang krusial bagi Timnas. Pasalnya, Indonesia akan berlaga di putaran pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang termasuk ke dalam agenda FIFA Matchday.
Putaran pertama ini diikuti oleh tim-tim yang berada di peringkat 26 hingga 47 AFC (berdasarkan ranking FIFA). Indonesia berada di peringkat 28 Asia dan akan menghadapi salah satu negara yang kualitasnya bisa dibilang masih berada di bawah Garuda dalam dua leg.
Jika lolos putaran pertama, Indonesia akan melaju ke putaran kedua yang diikuti 36 negara yang dibagi ke dalam 9 grup. Juara dan runner up grup akan melaju ke putaran ketiga, sekaligus lolos otomatis ke Piala Asia 2027.
Di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 sebenarnya memberi Indonesia kesempatan untuk berlaga melawan negara lain yang tentu saja lebih kuat. Indonesia bisa satu grup dengan salah satu dari enam wakil Asia yang lolos ke Piala Dunia 2022, dan peserta lain yang secara peringkat masih di atas Indonesia. Putaran kedua ini akan dimulai pada 16-21 November mendatang dalam dua matchday, sekaligus menjadi FIFA Matchday terakhir sebelum Indonesia berlaga di Piala Asia.
Baca Juga:Di Antara Hidup dan Mati: Para Petarung di Zona Degradasi
Grup Berat di Piala Asia
Tidak mengejutkan jika melihat hasil pengundian grup Piala Asia yang berlangsung di Katara Opera House, Doha, Qatar, pada Kamis (11/5/2023). Sudah bisa dipastikan, Indonesia akan berada satu grup dengan salah satu enam negara Asia yang mentas di Piala Dunia 2022.
Ketika Jepang yang akhirnya satu grup dengan Indonesia, kita barangkali langsung membayangkan bagaimana lini belakang Indonesia akan menghadapi penyerang-penyerang Jepang yang rata-rata bermain di liga-liga Eropa, yakni Daizen Maeda (Celtic), Kaoru Mitoma (Brighton), Ritsu Doan (Freiburg), Junya Ito (Stade de Reims) dan Daichi Kamada (Eintracht Frankfurt).
Shin Tae-yong mungkin bisa membanggakan pernah memulangkan Jerman di Piala Dunia 2018. Tapi, di Piala Dunia 2022, pemain-pemain Jepang itu pun mampu melakukannya dan mereka juga mampu menjungkalkan Spanyol.
Jepang saat ini berada di peringkat 20 FIFA dan nomor 1 Asia. Indonesia menempati posisi 149 dan 28 Asia, sekaligus menjadi negara yang lolos Piala Asia dengan peringkat terendah.
Irak menjadi lawan tangguh selanjutnya. Berposisi 64 dunia, Irak sepertinya masih terlalu tangguh. Dalam enam kali pertemuan, Indonesia belum pernah meraih kemenangan atas Irak dan hanya meraih satu kali hasil seri - itu pun terjadi pada 16 Maret 1973.
Iraq mempunyai beberapa pemain yang bermain di Eropa, seperti Ali Adnan, bek kiri yang memperkuat klub Rusia Rubin Kazan. Selain itu, ada Alexander Aoraha, gelandang bertahan Queens Park Rangers, serta bintang muda Manchester United, Iqbal Zidane yang sudah mengantongi dua caps bersama Irak.
Bagaimana dengan Vietnam? The Golden Star bukan lawan yang asing bagi Indonesia. Sayangnya, pertemuan antara Indonesia vs Vietnam tidak lagi dibumbui rivalitas antara Park Hang-seo vs Shin Tae-yong.
Indonesia tidak pernah meraih kemenangan melawan Vietnam asuhan Park baik di level senior maupun U-22. Ceritanya berbeda saat Park sudah tak melatih Vietnam.
Di SEA Games 2023, Indonesia berhasil mengalahkan Vietnam asuhan Phillippe Troussier di semifinal lewat gol Taufany Muslihuddin yang membuat skor berubah menjadi 3-2.
Gol Taufany itu, yang dicetak di babak tambahan dan dalam kondisi Indonesia bermain dengan 10 orang, menambah catatan buruk Troussier kala melawan Indonesia.
Pada Piala Asia 2004, pria asal Prancis itu mengarsiteki Qatar. Di pembukaan babak grup, gol Budi Sudarsono (26`) dan Ponaryo Astaman (48`) hanya bisa diperkecil oleh M Mohamed tujuh menit jelang laga usai. Indonesia meraih kemenangan pertamanya di Piala Asia dan Troussier langsung didepak setelah pertandingan itu.
Tentunya kita berharap Troussier tak akan memperbaiki nasib kala melawan Indonesia di Piala Asia nanti.
Skuad Indonesia
Keberhasilan Timnas U-22 membawa medali emas SEA Games 2023 membuka harapan akan ada pemain-pemain muda tambahan yang dibawa ke Piala Asia.
Beberapa pemain seperti Pratama Arhan, Marselino, Rizky Ridho, Ernando, Witan, dan Sananta memang pernah mencicipi tampil bersama tim senior. Namun, Fajar Fathur Rahman yang mencetak lima gol dan Ananda Raehan yang juga berhasil mengantar PSM Makassar juara Liga 1 patut diperhitungkan.
Penampilan di Liga 1 menjadi kuncinya. Jika pemain-pemain tersebut dan pemain lain mendapatkan jam terbang tinggi dan mampu tampil baik, bukan tidak mungkin mereka akan dipanggil untuk gelaran FIFA Matchday dan dibawa Qatar.
Jangan lupakan pula bahwa Timnas U-23 akan menjalani kualifikasi Piala Asia U-23 2024 yang berlangsung pada 4-12 September 2023 mendatang. Skuad SEA Games 2023 sudah memunculkan gambaran siapa saja pemain yang akan dibawa.
Di sisi lain, Indonesia baru kedatangan dua pemain yang baru saja menyandang status Warga Negara Indonesia (WNI), yakni Ivar Jenner dan Rafael Struick. Jenner, 19 tahun bermain di Jong Utrecht, sedangkan Struick, 20 tahun, bermain untuk ADO Den Haag. Keduanya pernah ikut bertanding bersama Timnas U-20 asuhan Shin Tae-yong yang awalnya diproyeksikan untuk Piala Dunia.
Jenner dan Struick akan menjadi dua pemain Indonesia yang bermain di luar negeri, menyusul Saddil Ramdani (Sabah), Asnawi Mangkualam (Jeonnam Dragons), Pratama Arhan (Tokyo Verdi), Elkan Baggott (Cheltenham Town), Jordi Amat (Johor Darul Ta`zim), Sandy Walsh (KV Mechelen), serta Shayne Pattynama (Viking FK). Tiga pemain yang disebut terakhir merupakan pemain naturalisasi.
Jika melihat komposisi ini, lini belakang Indonesia diisi pemain yang bermain di luar negeri. Rizky Ridho dan Fachrudin Ariyanto menjadi opsi pemain belakang yang akan menemani Amat di posisi bek tengah. Walsh dan Pattynama berada di posisi bek kanan dan kiri.
Menarik menunggu racikan Shin di gelaran FIFA Matchday dan Kualifikasi Piala Dunia - dua ajang yang sekaligus menjadi persiapan menuju Piala Asia.
Komentar