Jordi Amat resmi gabung Persija Jakarta yang diketahui melalui pengumuman di videotron Jakarta International Stadium, Jumat (4/7). "Jordi is Here" bunyi kalimat di video teks berjalan JIS. Jordi merupakan nama ketiga pemain baru Persija untuk musim 2025/26.
Sebelumnya, Persija mendatangkan Van Busty Sousa dan Eksel Timothy. Jordi merupakan pemain kaya pengalaman. Ia pernah membela sederet klub Eropa sebelum berkarir di Asia. Perjalanan sepak bola jordi diawali di akademi CF Canet de Mar. Kemudian direkrut tim muda Espanyol pada 2009 sampai promosi ke tim utama pada 2010 untuk berlaga di La Liga.
Dua tahun berselang, Jordi pindah ke Rayo Vallecano dengan skema peminjaman selama satu musim. Performanya dilirik oleh Swansea City yang kala itu berpentas di Liga Primer Inggris pada 2013. Setelah empat tahun bersama Swansea, Jordi dipinjam Real Betis pada 2017 sehingga berhadapan dengan Cristiano Ronaldo maupun Lionel Messi.
Jordi sempat kembali ke Vallecano dengan mekanisme pinjaman pada 2018. Kemudian mencoba Liga Belgia bersama KAS Eupen selama tiga musim. Tahun 2022 menjadi petualangan anyar di Asia dengan bergabung ke Johor Darul Ta'zim klub asal Malaysia. Kemudian Jordi berlabuh di Persija setelah sempat dikaitkan dengan Persib Bandung.
Sumber; Instagram Jordi Amat
Kehadiran Jordi diharapkan mempertebal pertahanan Persija setelah ditinggal Muhammad Ferrari dan Ondrej Kudela. "Saya sudah tidak sabar bermain untuk Persija dan tidak sabar untuk mengenakan jersey merah kebanggan Persija. Saya ingin menang. Sejak kecil, setiap pekan kami bermain, maka harus menang. Di pikiran saya setiap berada di lapangan, selalu ingin menang. Klub dan semua orang di sini menginginkan hal yang sama, jari mari kita lakukan," katanya seperti dikutip dari Liga Indonesia Baru.
Ia akan berpartner dengan kompatriotnya di Tim Nasional Indonesia, yaitu Rizky Ridho. "Adaptasi berjalan sangat bagus. Saya pun mengenal beberapa rekan setim dari tim nasional. Skuadnya banyak diisi pemain muda," ujar Jordi seperti dikutip dari Instagram Persija.
Soal adaptasi, Jordi tak akan menemui kendala berarti. Ia sudah terbiasa dengan cuaca Asia Tenggara, kultur sepakbola lokal, dan bisa dibilang tinggal melanjutkan ritme dari JDT ke Persija yang juga klub besar dengan tekanan tinggi. Jordi justru terlihat membantu para pemain asing dalam proses adaptasi di Indonesia untuk lebih mengenal budaya dan bahasa agar memudahkan koordinasi di lapangan.
Dalam sesi latihan, terlihat peran aktif Jordi memimpin di lapangan dan memimpin adaptasi Gustavo Franca. Ia nampak mendapat banyak arahan dari Jordi di sesi latihan agar cepat menyatu dengan gaya permainan tim. Langkah cepat Jordi dalam membaur dan berkontribusi secara taktis maupun sosial menunjukkan bahwa Persija merekrut bukan haya pemain berpengalaman, tapi juga figur pemimpin yang siap mendukung proses penguatan tim secara menyeluruh.
Sumber; Instagram Jordi Amat
Memenuhi Kebutuhan Mauricio Souza
Kedatangan Jordi ke Persija menjadi salah satu transfer besar dalam bursa Liga 1 musim ini. Nama besar, pengalaman internasional, serta kapabilitasnya sebagai bek tengah membuat langkah ini tampak sebagai manuver ambisius Macan Kemayoran. Namun, bagaimana sebenarnya gaya main Jordi? Dan seberapa cocok ia dengan skema taktik Mauricio Souza?
Jordi memiliki gaya bermain yang elegan, taktis, dan berpengalaman sebagai bek tengah. Ia dikenal dengan kemampuan membaca permainan, distribusi bola solid, serta positioning yang matang. Sepanjang kariernya di Eropa hingga Asia, Jordi mengembangkan profil sebagai ball-playing defender yang nyaman menguasai bola.
Ia bukan bek yang eksplosif atau terlalu agresif, melainkan lebih mengandalkan intersepsi, ketenangan, dan kemampuan membangun serangan dari belakang. Sebab Jordi memiliki beberapa kekuatan utama seperti distribusi bola. Pemain kelahiran 21 Maret 1992 ini memiliki akurasi umpan tinggi terutama dalam progresi dari lini belakang ke tengah.
Jordi juga memiliki ketenangan di bawah tekanan sehingga ketika menghadapi pressing. Pemain 33 tahun ini juga tetap tenang dan bisa memainkan umpan-umpan pendek maupun panjang yang efektif. Ditambah dengan kekuatan kepemimpinan yang terbukti sudah menjadi kapten di beberapa klub dan punya aura pemimpin di lapangan.
Sumber; Instagram Jordi Amat
Nah, jika dilihat dari segi kecocokan dengan Souza dan taktik Persija, ia sudah menerapkan sistem permainan berbasis penguasaan bola dan struktur pertahanan yang disiplin. Dalam beberapa laga, utamanya ketika menukangi Madura United pada 2023/24, ia mencoba membangun permainan dari lini belakang dan menuntut bek tengahnya aktif dalam proses sirkulasi bola.
Selain itu, salah satu masalah Persija pada musim lalu adalah konsistensi di lini pertahanan, baik dari sisi organisasi maupun keputusan individu di momen-momen krusial. Di sinilah Jordi bisa menjadi solusi. Kehadirannya tampak sangat selaras dengan kebutuhan taktik Souza.
Sebab ia mendapatkan bek tengah yang bisa memecah tekanan lawan dengan umpan vertikal maupun diagonal ke sisi sayap. Di sini, Jordi sangat mendukung pola permainan berbasis kontrol bola. Ia juga dapat menjadi poros utama pertahanan yang mengatur lini belakang dan berpotensi menjadi mentor bagi bek-bek muda.
Utamanya seperti Rizky yang kerap overlap dari lini belakang. Mental juara dan kepemimpinan merupakan buah dari pengalaman Jordi bermain di kompetisi besar juga perannya di tim nasional, sehingga membuatnya mampu memberi pengaruh positif di ruang ganti. Utamanya meredam tekanan dalam laga-laga besar beserta suporternya.
Dalam flexibilitas formasi pun, Jordi nyaman bermain dalam skema empat maupun tiga bek. Di sisi lain, aspek mobilitas dan fisik Jordi terlihat tak seprima dulu, terutama untuk menghadapi striker cepat. Namun beruntung ia akan berpartner dengan Rizky yang cepat namun berteknis.
Transfer Jordi ke Persija bukan sekadar pencitraan atau rekrutmen nama besar. Ini langkah taktis yang berpotensi besar memperkuat fondasi pertahanan tim. Jika Souza bisa memaksimalkan kualitas Jordi dalam sistemnya, Macan Kemayoran bisa tampil lebih stabil dan kompetitif dalam perburuan gelar.
Bagi Persija, ini bukan hanya soal menghadirkan pemain bintang, ini tentang menyatukan strategi dan pengalaman untuk mengembalikan dominasi di Liga 1.