Font size: 15px12px
Liga Champions adalah kompetisi yang sangat istimewa utamanya bagi Real Madrid. Selain telah merengkuh 10 gelar Liga Champions, Real Madrid juga mampu menumbangkan Atletico Madrid, kesebelasan yang tidak bisa mereka kalahkan pada musim ini baik di La Liga mupun di Copa del Rey. Hingga akhirnya kesempatan itu datang ketika mereka untuk keenam kalinya bertemu pada musim ini .
Kemenangan atas Atletico menjadi hasil yang mutlak mesti didapatkan Real Madrid. Hasil seri dengan masing-masing kesebelasan mencetak gol, akan membawa Atletico yang lolos ke semifinal karena unggul gol tandang. Namun, Madrid menguatkan fakta bahwa Liga Champions memang istimewa bagi mereka. Pada leg kedua babak perempatfinal yang dihelat di Santiago Bernabeu, gol tunggal Javier "Chicharito" Hernandez pada menit ke-88 mengantarkan Real mengandaskan Atletico untuk pertama kalinya pada musim ini, sekaligus mengantarkan mereka ke semifinal. Atletico Bermain Disiplin Pelatih Atletico, Diego Simeone, kembali menginstruksikan anak asuhnya untuk bermain disiplin sesuai dengan pola awal yang telah disusun. Mereka bermain bertahan sembari membiarkan Real Madrid mendominasi permainan. Atletico sendiri hanya mampu melepaskan dua tembakan tepat menuju sasaran. Simeone sendiri menarik Griezmann bermain lebih dalam sehingga Atletico terlihat bermain dengan lima gelandang dengan Mandzukic yang berjaga di lini serang. Saat memasuki area depan kotak penalti, Atletico mulai melakukan pressing. Real yang panik kerap memindahkan bola ke kedua sisi. Dari sini Atletico terlihat berhasil memaksa Real Madrid melepaskan umpan silang yang sebenarnya mudah untuk dinetralisir. Dengan posisi yang disiplin, hampir tidak ada pemain Real Madrid yang mampu menarik keluar pemain bertahan Atletico. Anak asuh Diego Simeone bermain begitu sabar menanti kesempatan serangan balik.Baca juga: Kunci Sukses Atletico Menerapkan Pressing Selama 90 MenitMengubah Peran Ramos Dengan banyaknya pemain yang tak bisa tampil, pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, pun berjudi dengan menempatkan Sergio Ramos di lini tengah.Bahkan, Isco mengaku terkejut saat Ramos bermain sebagai gelandang. Mantan pemain Malaga tersebut mengungkapkan jika Ancelotti tak pernah melatih Real dengan skema Ramos sebagai gelandang bertahan. "Saya sudah tahu sebelum yang lain. Sebelumnya, saya dan Ancelotti sudah membicarakan peran ini," kata Ramos seperti dikutip Football Espana. Beruntung, usaha tersebut menuai hasil yang baik. Ramos bermain sebagai penopang lini pertahanan, lini tengah, dan lini serang. Ia membuat Mandzukic kesulitan mengembangkan permainan. Ia juga yang meringankan beban Pepe dan Raphael Varane yang berposisi sebagai bek tengah. Dan di babak kedua, Ronaldo mulai rajin turun lebih dalam untuk mengambil bola, menciptakan ruang dan lebih terlibat dalam permainan antar lini di Real. Tentu saja hal itu menjadikan kerja Ramos menjadi lebih ringan untuk berada di setiap lini Real. [caption id="attachment_176844" align="aligncenter" width="1070"]

Baca juga: Chicharito yang Hanya Ingin Menjadi Manusia Seutuhnya Serta ulasan lengkap mengenai kartu merah yang mengacaukan permainan bertahan Atletico