Font size:
Liga Primer Inggris akhirnya hadir kembali Sabtu malam ini. Sebuah early kick-off pada pukul 18:45 WIB akan mempertemukan Manchester United dan Tottenham Hotspur di Old Trafford, Manchester. Semua orang tentunya sudah tidak sabar!
Setelah musim lalu dipermalukan Swansea City di pertandingan pembuka Liga Primer di Old Trafford, Louis van Gaal tentunya tidak ingin mengulangi start buruk mereka tersebut. Terbukti setelah kekalahan itu, United hanya mampu meraih 5 poin dari 5 pertandingan pertama mereka, termasuk kalah 4-0 dari Milton Keynes Dons di Piala Liga Inggris. Investasi besar-besaran Van Gaal di awal musim ini tentunya sudah kita semua tunggu-tunggu. Dengan Memphis Depay, Matteo Darmian, Bastian Schweinsteiger, Morgan Schneiderlin, dan Sergio Romero, seperti apa United akan memulai musim mereka? Dari hasil pra-musim, Van Gaal sudah jelas memberikan kita kisi-kisi starter-nya. Seperti saat melawan FC Barcelona (menang 3-1) dan Paris Saint-Germain (kalah 2-0) di International Champions Cup, Van Gaal berkata bahwa ia akan membayangkan starter-nya saat itu adalah starter-nya saat melawan Spurs nanti. Sedangkan untuk Spurs sendiri, mereka sebenarnya masih memiliki banyak remedial terutama di lini belakang. Mereka kebobolan 53 kali di musim lalu, sementara pertemuan terakhir mereka dengan Setan Merah adalah ketika mereka kalah 3-0 di Bulan Maret. Penambahan tiga pemain bertahan yaitu Kevin Wimmer, Kieran Trippier, dan Toby Alderweireld yang ditikung dari Southampton, bisa jadi jawaban untuk pertahanan pasukan Mauricio Pochettino. Namun, masalah utama Pochettino bukanlah pada pemain-pemainnya, tetapi lebih kepada sistem atau cara bertahan kesebelasannya. Garis pertahanan Spurs dinilai sering terlalu tinggi, padahal tingkat keberhasilan memerangkap offside lawan mereka hanya 2 per pertandingan (peringkat 8 di Liga Primer), sehingga beberapa kali mereka kerepotan ketika menghadapi serangan balik dan kecepatan pemain lawan. Duet bek tengah mereka juga selalu berubah dan tidak maksimalnya pelindungan yang diberikan oleh kedua gelandang bertahan mereka di depan empat bek, yang biasanya diisi oleh Ryan Mason dan Nabil Bentaleb. Alderweireld sepertinya disiapkan untuk berduet dengan rekan senegaranya, Jan Vertonghen, sebagai bek tengah. Tapi masalahnya, baik Alderweireld dan Vertonghen adalah pemain reguler di posisi bek sayap di kesebelasan negara Belgia. Toby di kanan, dan Jan di kiri. Mungkin ini akan menjadi masalah pada saat melawan United nanti dan mereka masih butuh banyak adaptasi sepanjang musim nanti. Selain itu, Spurs juga menjadi kesebelasan yang paling banyak kehilangan penguasaan bola musim lalu, yaitu 14,6 kali per pertandingan. Ini bertolak belakang dengan kemampuan penguasaan bola pasukan Van Gaal. Musim lalu Setan Merah menjadi kesebelasan yang paling banyak memiliki rataan penguasaan bola dengan 61,1%. Van Gaal bisa dibilang sukses dalam hal penguasaan bola ini jika dibandingkan dengan Sir Alex Ferguson dan Moyes. Senada dengan penguasaan bola, angka operan sukses United musim lalu juga yang paling tinggi di Liga Primer (86%) dan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan era Sir Alex dan Moyes. Dua aspek di atas adalah hal yang wajib bagi sebuah kesebelasan untuk bisa dikategorikan "menguasai pertandingan". Masalahnya, menguasai pertandingan tidak selalu identik dengan memenangkan pertandingan. Ini juga yang membuat kita harus kembali ke soal bertahan. Tidak hanya Spurs, United juga memiliki masalah serupa bagi lini belakang mereka. Meskipun hanya kebobolan 37 kali sepanjang musim lalu (peringkat ke-4 paling sedikit kebobolan di Liga Primer), mereka melakukan kesalahan defensif (defensive error) sebanyak 29 kali. Dari seluruh uang yang dikeluarkan United, sangat mengherankan bahwa mereka tidak membeli satupun bek tengah baru, tentunya bek tengah yang memiliki level pemain kelas dunia. [caption id="attachment_183110" align="alignnone" width="600"]