Menakar Dampak Kehadiran Empat Pemain Baru Persib Bandung
Persib Bandung menutup deadline transfer paling ambisius dalam beberapa musim terakhir. Keseriusannya dalam membangun skuad kompetitif itu ditunjukkan dengan mendatangkan Andrew Jung, Eliano Reijnders, Federico Barba, dan Thom Haye.
Setelah cuci gudang pasca musim lalu berakhir, kehadiran mereka menandai langkah strategis Persib untuk mempertahankan konsistensi papan atas sekaligus memperkuat kedalaman skuad. Empat pemain itu pun langsung mendapatkan debutnya bersama Persib ketika menghadapi Persebaya Surabaya pada ajang Indonesia Super League (ISL) di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Jumat (12/9).
Barba dimainkan sejak menit pertama, sementara yang lainnya masuk sebagai pemain pengganti pada babak kedua.
Andrew Jung: Target Man Modern
Jung memberi warna baru di lini depan Persib. Penyerang asal Prancis ini dikenal sebagai target man dengan postur ideal, kuat dalam duel fisik, tetapi juga cukup luwes dalam bergerak membuka ruang. Kehadirannya dapat memberi variasi serangan, baik melalui umpan silang maupun direct play.
Kepiawaiannya memanfaatkan umpan silang diperlihatkannya ketika mampu menjadi penyelesai akhir maupun menahan bola untuk rekan-rekannya dalam rekam jejaknya di kompetisi sepak bola Prancis dan Yunani. Sementara dari direct play, Jung bisa menjadi focal point ketika mendapatkan bola panjang dari bek maupun gelandang.
Selain tu, Persib bisa memaksimalkan perannya saat menerima situasi bola mati. Untuk sementara, Jung bisa menjadi bahan rotasi ujung tombak Persib yang sudah dipercayakan kepada Uilliam Barros dalam empat pertandingan.
Seperti yang diperlihatkan pada saat debutnya. Jung justru terlihat lebih sering bermain agak melebar karena keberadaan Barros. Namun dalam beberapa kesempatan, Jung terlihat menjadi pemain Persib terakhir di pertahanan Persebaya dengan menahan bola dan memberikannya ke area sayap.
Eliano Reijnders: Energi dan Mobilitas di Tengah
Eliano datang dengan label pemain muda yang punya wawasan teknis Belanda. Dia bisa mengisi peran lebar yang suka melakukan penetrasi dan mampu bertransisi cepat dari bertahan ke menyerang. Eliano juga pemain yang dinamis dan agresif dalam melancarkan tekanan.
Perannya adalah menjaga keseimbangan saat tim membangun serangan maupun bertahan. Tentunya tipikal seperti ini cocok menjadi elemen penting skema Hodak yang mengandalkan intensitas tinggi. Bahkan Eliano sanggup menjadi gelandang box-to-box yang menyuplai bola ke penyerang dari tengah.
Ia juga memungkinan menjadi seorang wide midfielder yang menjaga kombinasi dengan pemain sayap sehingga menguasai area half-space dan sisi lapangan. Artinya, Eliano memberikan berbagai manfaat bagi Persib. Zona sepertiga akhir lawan akan lebih kreatif.
Pemain keturunan Belanda ini menjadi opsi rotasi di sayap maupun gelandang. Sekaligus menjadi nilai jangka panjang pemain yang menjadi wajah klub itu sendiri jika dipermanenkan Persib.
Federico Barba: Bek Tangguh dengan Pengalaman Eropa
Barba adalah bek Italia yang berpengalaman meniti karier di level tertinggi sepakbola Eropa. Mulai dari akademi AS Roma, berbagai klub Serie-A, lalu sempat berkarir di Jerman, Spanyol, dan Swiss. Pengalaman di kompetisi Eropa itulah yang memberi nilai tambah dalam pengorganisiran lini belakang serta mampu membaca permainan.
Ketenangannya merupakan sesuatu yang dibutuhkan Persib untuk mengimbangi intensitas penyerang-penyerang ganas di ISL. Bahkan ia menawarkan keseimbangan dalam membangun serangan dari belakang maupun bertahan atas statusnya sebagai bek tengah berkaki kiri.
Tentu Barba menjadi pengganti Nick Kuipers yang lebih ideal. Hodak tanpa ragu langsung memberikan debut kepadanya sejak menit awal menghadapi Persebaya. Barba dimainkan sebagai bek tengah sebelah kiri dalam formasi 4-3-3. Ia melakukan 7 sapuan bersih, 3 cegatan bola, dan tiga sapuan bersih yang membuat Persib nirbobol pada laga tersebut.
Thom Haye: Otak Permainan di Lini Tengah
Thom datang dengan label gelandang kreatif asal Belanda. Ia memiliki visi permainan luas, kemampuan umpan progresif, serta kontrol tempo pertandingan. Kemampuannya ini membuatnya bisa memegang peran sebagai regista yang memberi variasi dalam mengatur skema dari lini tengah.
Seperti memperkuat klub-klub sebelumnya dan Tim Nasional Indonesia, di mana Thom menjadi motor pengatur ritme serangan dan menjadi penguasa ruang di lini tengah. Kehadirannya akan memberi opsi bagi Persib untuk mengamankan ruang di depan lini belakang, sekaligus menghubungkan serangan dari deep-lying playmaker.
Thom juga terbiasa bermain dalam sistem terstruktur dan transisi cepat. Maka dari itu, ia terlihat tidak ada masalah ketika harus berduel berebut bola pada debutnya bersama Persib. Namun Hodak perlu menyeimbangkan peran Haye dengan gelandang lain seperti Marc Klok misalnya agar tidak terjadi overlap tugas di lapangan.
Fondasi Baru Maung Bandung
Dengan semakin dalamnya skuad Persib atas kedatangan empat pemain tersebut, Hodak memiliki opsi formasi baik empat maupun tiga bek. Jung bisa dijadikan sebagai sebagai ujung tombak dalam formasi 4-3-3/4-2-3-1, maupun 3-4-3. Sementara fleksibilitas Eliano, memungkinkannya bermain sebagai penyerang atau bek sayap dalam dua kecenderungan formasi tersebut.
Jika berbicara Barba, pengalamannya sudah pasti tidak canggung dalam memainkan formasi empat atau tiga bek. Hal tersebut juga berlaku bagi Haye yang bisa fokus menjaga ritme serangan pada formasi empat bek dan menjadi lebih bertahan dan aman membangun serangan dari bawah pada formasi tiga bek.
Utamanya fleksibilitas yang dimiliki Eliano, Barba, dan Haye, memberikan Hodak opsi taktik kontra lawan bertahan rendah atau ketika perlu mendominasi penguasaan bola. Sementara Jung, akan memaksa bek lawan untuk lebih waspada pada situasi bola mati untuk memecah kebuntuan.
Secara keseluruhan, empat rekrutan ini adalah pemuas ketidakpuasan performa pemain-pemain asing yang lebih dahulu mendarat. Namun akan menjadi kombinasi yang cerdas jika dilihat dari kebutuhan taktik di era Hodak.
Chemistry Menjadi Kunci
Dengan keempat rekrutan ini, Persib Bandung tidak hanya menambah kualitas individu, tetapi cocok untuk tim yang ingin bermain fleksibel antara penguasaan bola dan serangan cepat. Tetapi hasil akhir bergantung pada satu variabel kunci, yaitu seberapa cepat Pelatih dan pemain membangun chemistry.
Terutama integrasi Jung sebagai ujung tombak dan bagaimana Eliano dan Thom mengisi ruang-ruang yang mereka butuhkan. Apalagi sudah ada pemain-pemain berkualitas sebelum kedatangan mereka. Keempat pemain itu juga perlu adaptasi iklim dan intensitas ISL.
Cuaca tropis, jadwal yang tak menentu, dan intensitas fisik para pemain lokal perlu adaptasi yang cepat. Hodak harus mengatur program kebugaran dan rotasi secara cerdas. Sebab perlu diperhatikan soal kepatuhan slot asing dalam regulasi liga.
Hal itu membuat Hodak harus mengelola pemain asing, lokal U-23 maupun senior. Pemahaman antara pemain asing dengan lokal pun perlu diperhatikan. Sebab empat pemain berlabel Eropa menjadi pekerjaan rumah pelatih untuk menyelaraskan bahasa taktik dan peran.
Persib kini punya alat lebih beragam untuk menghadapi berbagai tipe lawan. Namun, manfaat maksimal baru akan terasa jika adaptasi fisik, taktik, dan chemistry dipercepat.
Pekerjaan ini berada di pundak tim pelatih dan manajemen. Jika adaptasi berjalan lancar, Persib bisa mempertahankan juara dan kandidat serius di level Asia. Sekitar lima sampai delapan pertandingan awal mereka bersama Persib akan menjadi momen penting.
Jika Hodak sukses mengintegrasikan keempat nama ini dalam beberapa pertandingan ke depan, Persib bisa kembali menjadi penantang serius mempertahankan gelar. Jika tidak, rekrutan-rekrutan besar itu hanya akan menjadi proyek jangka panjang tanpa impact instan.