Font size:
Pernahkah suatu ketika kalian melihat bangunan yang sedang dibangun tapi tiba-tiba ditinggalkan oleh sang juru bangun? Jika ya, kondisi yang mirip-mirip dengan apa yang terjadi pada Middlesbrough yang kini ditinggalkan oleh sang mandor bangunan, Aitor Karanka.
Karanka yang telah memimpin pembangunan Boro, julukan Middlesbrough, sejak November 2013 meneruskan estafet dari mandor sebelumnya, yaitu Tony Mowbray. Di musim perdananya, eks-pemain Real Madrid tersebut membawa Middlesbrough menjadi salah satu tim kuat peraih promosi, namun harus kandas di tangan Norwich di laga final play-off 2015. Gagal pada musim perdananya, namun mendapat banyak pujian karena mampu mengangkat posisi Boro dari posisi 16 klasemen ke perebutan tiket play-off. Karanka memperkuat materi timnya dengan pemain yang dia inginkan dan kini tim yang dibesutnya menjadi salah satu pesaing juara divisi Championship. Sampai akhirnya, datang situasi buruk yang tiba-tiba menerpa klub finalis Piala UEFA 2006 tersebut. Aitor Karanka pergi dari pemusatan latihan Middlesbrough di Darlington. Kabarnya, Karanka pergi dengan marah-marah sambil meninggalkan tempat pemusatan latihan di Jumat pagi, 11 Maret lalu. Saksi mata yang melihat, bahkan mendengar Karanka bersumpah serapah sambil berteriak kalau ia tak akan melatih anak-anak asuhnya tersebut. Rumor langsung berhembus. Karanka diisukan terlibat pertengkaran dengan para pemain Boro, terutama dengan pemain senior. Malam harinya, terjadi pertemuan serius antara Karanka dan jajaran ofisial tim yang digagas oleh manajemen klub. Dan keesokan paginya, Karanka terlihat datang ke tempat latihan, namun ia disarankan pulang oleh jajaran eksekutif Boro. Steve Agnew, asisten pelatih Middlesbrough mendapat tugas mendampingi tim yang bertanding melawan Charlton Athletic seusai ditinggal Karanka. Seperti yang diduga sebelumnya, Boro takluk 0-2 dari tim juru kunci divisi Championship tersebut (13/3). [caption id="attachment_200837" align="aligncenter" width="540"]
baca juga: Apa Kabar Middlesbrough?Perseteruan ini menjadi puncak ketidakharmonisan skuat Aitor Karanka dan melihat klub yang tidak ingin konflik ini berkepanjangan, maka manajemen harus berjudi demi menyelamatkan beberapa laga kedepan yang menentukan nasib Boro selanjutnya. Melihat keadaan yang sudah terlanjur pelik, nampaknya Karanka harus membiarkan ‘proyek’ yang ia bangun untuk dibiarkan tidak selesai. Layaknya bangunan yang tidak selesai, hanya ada dua pilihan bagi sang ‘mandor’ penerus proyek: menghancurkan bangunan yang sudah terlanjur dibangun mandor sebelumnya, atau melanjutkan bagian-bagian yang belum terselesaikan. Apapun pilihannya, keduanya membutuhkan banyak waktu. Dalam hal ini, Middlesbrough lagi-lagi harus membayar mahal waktu yang telah dibuang untuk membangun mimpi, yaitu memiliki rumah yang ada di level tertinggi sepakbola Inggris. PS: Karanka memilih untuk berdamai dan meneruskan nakhoda Middlesbrough. Kini The Boro siap dibawanya promosi ke Liga Primer secara otomatis. Foto: skysport, dailymail [tr]