Font size:
Selalu sama setiap tahunnya, Thailand merupakan favorit juara di setiap laga dalam event wilayah Asia Tenggara (ASEAN). Wajar karena Gajah Putih, julukan Thailand, ini memiliki modal 12 medali emas SEA Games. Juga menjadi peraih gelar Piala AFF terbanyak kedua dengan tiga juara dan tiga kali runner up. Di bawah Singapura yang meraih empat kali juara di ajang yang dulunya bernama Piala Tiger ini.
Salah satu kiat Thailand menjadi raksasa Asia Tenggara adalah pembinaan pemain yang kontinyu dan terus menerus. Mereka tidak habis-habisnya melahirkan pemain yang berhasil menjadi penggawa timnas. Dan pembinaan pemain itu terlihat dalam Piala AFF 2014 ini. Tidak seperti negara lainnya, pada AFF Cup 2014 Kiatisuk Senamuang berani tidak membawa nama-nama seperti Singhaweechai Hathairattanakool, Suree Sukha, Suchao Nutnum, Datsakorn Thonglao, hingga striker subur Teeratep Winothai atau Teerasil Dangda. Pemain-pemain berpengalaman itu dianggap sudah tidak perlu lagi turun gelanggang untuk ajang level Asia Tenggara. Senamuang memilih memaksimalkan pemain-pemain muda, dan sedikit saja menggunakan pemain-pemain yang lebih senior. Langkah berani Thailand ini bukan yang pertama dalam perjalanan sepakbolanya. Pada tahun lalu, Gajah Putih berskuat muda dan hanya disisipi tiga pemain senior. Mampu membantai Cina dengan skor 5-1 pada 15 Juni 2013 di Hefei Olympic Sports Center Stadium Cina. Saat itu nama-nama Peerapat Notechaiya, Tanaboon Kesarat dan Adisak Kraisorn baru muncul. Hasilnya luar biasa: mereka bahkan bisa lolos ke semifinal Asian Games 2014 di Korea Selatan lalu. Indonesia? Mentok lolos babak grup, itu pun dibantai habis-habisan pasukan Gajah Putih ini dengan skor 1-6. Kiatisuk Senamuang pun semakin berani dengan memunculkan nama-nama baru di skuad AFF Cup kali ini. Salah satunya Charyl Chappuis yang merupakan jebolan Swiss U-15 hingga U-20 serta pemain muda lainnya. Bahkan yang paling dashyat, pemain nomor punggung 7 tersebut menjadi juara Piala Dunia U-17 bersama Swiss saat 2009 silam. Apakah dengan menggunakan Chappuis berarti Thailand sudah ikut-ikutan program "naturalisasi" seperti yang dilakukan Indonesia, Sungapura dan Filipina? Sama sekali tidak. Karena pemain muda di skuat AFF 2014 ini bukan hanya Chappuis. Untuk diketahui, dari 23 pemain yang dibawa, hanya 7 pemain yang merupakan kelahiran 1980an. Sisanya, 16 pemain lainnya, kelahiran dekade 1990an. "Tim ini merupakan pemain-pemain muda yang baru saja naik dari level U-23 dan saya ingin memberikan mereka pengalaman. Mereka melakukannya dengan baik hari ini dan mempertontonkan permainan yang baik juga," ujar Kiatisuk, seperti yang ditulis dari situs resmi AFF Suzuki Cup. Kini kita cermati starting line up pada dua pertandingan Gajah Putih, saat menaklukan tuan rumah Singapura yang berakhir dengan skor 2-1 dan saat mengalahkan Malaysia 3-2.![thai vs sing1](http://panditfootball.com/wp-content/uploads/2014/11/thai-vs-sing1.jpg)
![Thai vs Sing](http://panditfootball.com/wp-content/uploads/2014/11/Thai-vs-Sing.jpg)