Font size:
Piala Afrika 2015 menghadirkan fenomena langka: drawing lots. Korbannya adalah Mali. Negara jajahan Prancis tersebut harus memupus impiannya untuk tiga kali beruntun tampil pada babak semifinal. Ya, Mali tersisih gara-gara drawing lots. Apa sih drawing lots itu? Kenapa ia begitu menyakitkan?
Drawing lots adalah kondisi di mana dua kesebelasan mengambil bulatan kertas untuk menentukan siapa yang lolos ke babak selanjutnya. Dalam hal ini ada kesebelasan yang diuntungkan dan dirugikan, bukan karena keringat hasil perjuangan, melainkan karena keberuntungan. Sejumlah konfederasi, bahkan FIFA sekalipun, menjadikan drawing lots sebagai opsi terakhir untuk penentuan kesebelasan mana yang lolos ke babak selanjutnya. Secara teknis, drawing lots hanya bisa dilakukan pada fase grup. Pada Piala Dunia 2014, terdapat tujuh syarat bagi kesebelasan untuk dapat lolos grup. Biasanya terdapat tiga syarat paling umum: (1) kesebelasan dengan poin terbanyak, (2) selisih gol, (3) jumlah gol yang dicetak. Jika dari tiga syarat tersebut masih ditemukan hal yang sama, maka cara untuk menentukannya adalah (4) pemenang head to head kedua kesebelasan, (5) selisih head to head kedua kesebelasan, (6) gol yang dicetak dalam head to head. Apa yang terjadi pada Mali dan Guinea di Piala Afrika 2015 adalah satu hal yang langka. Kedua kesebelasan yang bertarung di grup D sama-sama mengumpulkan poin tiga hasil tiga kali seri. Uniknya, semua pertandingan tersebut berakhir 1-1, termasuk saat keduanya bertemu. Konfederasi Afrika, CAF, pun mengambil opsi terakhir yakni drawing lots. Opsi ini sesuai dengan pasal 74 dalam peraturan pertandingan di Piala Afrika. Penarikan undian digelar dalam rapat Komite Penyelenggara (OC) di Hotel Hilton, Malabo, Guinea Khatulistiwa. Nantinya, akan ada kertas bertuliskan angka “2” dan “3”. Kesebelasan yang mendapatkan angka “2” lah yang lolos ke babak perempat final. Undian tersebut dihadiri Presiden CAF, Isa Hayatou, dan Sekjen CAF, Hicham El Amrani. El Amrani pula yang mengaduk-aduk dua bola yang diletakkan dalam mangkuk besar tersebut. Ia lalu memanggil perwakilan dari dua kesebelasan. Mereka lah yang pada akhirnya menentukan nasib kesebelasan. [caption id="" align="alignnone" width="1600"]