Font size:
A.S. Livorno yang dibentuk pada tahun 1915, tidak dikenal sebagai kesebelasan kuat di sepakbola Italia. Namun Livorno pernah menikmati kesuksesan meskipun hanya sementara di tahun 1940 yang di mana mereka mempertahankan status mereka di Serie A selama tujuh tahun termasuk finish di posisi kedua di belakang Torino pada tahun 1943.
Meskipun bukan kesebelasan yang ditakuti, ultras mereka memiliki identitas yang unik, yang berakar pada ideologi politik sayap kiri dan kedekatan yang kuat terhadap kota mereka (atau dikenal sebagai Campanilismo). Sejarah kota pelabuhan klasik ini mengungkapkan bagaimana Livornesi (sebutan untuk penduduk Livorno) datang untuk memeluk identitas yang berbeda. Selama abad ke-15, keluarga Medici yang berasal dari Florence membangun sebuah pelabuhan di Livorno dan meghasilakan berbagai undang-undang, yang dikenal sebagai leggi Livornine yang memungkinkan saudagar bangsa apapun untuk berkoloni. Yahudi, Turki, Moor, Armenia, Persia dan lain-lain datang menciptakan sebuah kota kosmopolitan ditambah percampuran kegiatan politik antara pekerja di kota. Pada tahun 1921, terbentuknya Partai Komunis di Italia, berdampak terhadap tumbuhnya tradisi sayap kiri di kota Livorno. Budaya dan sejarah politik ini terbukti abadi dan melahirkan Ultras Livorno pada tahun 1976, Curva Nord di Stadion Armando Picchi konstan menjadi jalan keluar untuk identitas Livornese. Sebelum terbentuknya Brigate Autonome Livornese (BAL) (Autonomous Livorno Brigade) pada tahun 1999, Curva Nord terpecah dan tidak terorganisir. Hal ini disebabkan perpecahan antar kelompok seperti Magenta, Fedayn, Sbandati dan Gruppo Autonomo. Dari perpecahan tersebutlah BAL kemudian lahir dari penggabungan kuartet tersebut, untuk membawa dukungan kepada Livorno yang ditopang oleh ideologi kiri mereka. Simbol komunis seperti 'bintang merah' atau 'palu arit' menjadi motif utama. Gambar ikon sosialis Che Guevara menghiasi bendera, syal dan kaus, sementara spanduk didedikasikan untuk mantan pemimpin Soviet, Joseph Stalin, telah diresmikan di Curva Nord. Sementara itu warna hijau ala jaket militer dan topi tentara bergaya geriliyawan, digunakan untuk meniru gaya Fidel Castor. BAL memainkan peran penting dalam mewujudkan ideologi ini dan pada tahun 2004; mereka merayakan kembalinya Livorno ke Serie A setelah 55 tahun dengan membuat koreografi yang spektakuler. Simbol-simbol di Curva Nord bersinar di bawah plakat merah, sementara gambar besar yang menggambarkan palu dan arit ditempatkan di tengah gambar matahari yang bersinar. Di bawahnya, terdapat spanduk dengan tulisan ‘A long night is disappearing… at the horizon, our sun is rising’. Dr. Mark Doidge, seorang sosiolog olahraga yang telah banyak menulis tentang pendukung Livorno dan politik mereka, mengakui bahwa koreografi bukan satu-satunya yang mendasarkan awal baru bagi klub, tetapi terwujudnya identitas Livornese melalui penggunaan simbol komunis lah yang menjadi dasarnya. [caption id="attachment_170576" align="alignright" width="235"]