Font size:
Tommy Elphick, Marc Pugh, Andrew Surman, Matt Ritchie, Steve Cook, Callum Wilson, Baily Cargill, atau Brett Pittman (bukan Brad Pitt si bintang film). Kecuali Cargill yang wig-nya pernah lepas pada saat pertandingan, mana dari pemain-pemain di atas yang familiar dengan telinga Anda? Seharusnya, sih, ada beberapa.
Kenapa ini menjadi penting sehingga kami sampai menuliskan nama-nama di atas? Karena nama-nama di atas (sudah sangat hampir pasti sekali) berlaga di Liga Primer Inggris musim depan. AFC Bournemouth akhirnya bisa menyambut impian mereka untuk berlaga di tingkat tertinggi divisi sepakbola di Inggris, dan juga dunia, Premier League. Ini adalah pertama kalinya sepanjang sejarah mereka untuk bisa berlaga di Liga Primer. Pasukan asuhan manajer Eddie Howe tersebut berhasil (sekali lagi, sudah sangat hampir pasti sekali) meraih tiket promosi ke EPL setelah mengalahkan Bolton Wanderers 3-0 pada Selasa kemarin (28/04). Tiga gol The Cherries ke gawang kesebelasan Emile Heskey dan Eiður Guðjohnsen tersebut berhasil dicetak oleh Pugh, Ritchie, dan Wilson di Dean Court, kandang Bournemouth. Kemenangan tersebut membuat mereka berada tiga poin dari tim urutan ke tiga, Middlesbrough, dengan hanya satu pertandingan tersisa. Akhirnya kami harus menjelaskan ini: Kenapa kami menyebut “sudah sangat hampir pasti sekali promosi ke Liga Primer”? Ini tidak berlebihan, karena Bournemouth sebenarnya secara teknis hanya akan menjamin promosi jika mereka setidaknya bisa meraih satu poin dari perjalanan mereka ke Charlton Athletic akhir pekan ini, atau jika Middlesbrough gagal untuk mengalahkan Brighton & Hove Albion. Namun, secera realistis mereka sudah memperoleh promosi: Bahkan jika Bournemouth kalah dan Middlesbrough menang, ini akan sangat ajaib bagi kesebelasan asal pantai selatan Inggris tersebut untuk gagal memperoleh promosi otomatis karena mereka memiliki selisih gol yang jauh lebih unggul, yaitu +50 berbanding Middlesbrough yang “hanya” +31. Silakan dihitung sendiri. Sebagai pengetahuan saja, dari 24 kesebelasan peserta Football League Championship, atau satu divisi di bawah Liga Primer, dua kesebelasan teratas akan meraih tiket promosi ke EPL (peringkat pertama berstatus juara), peringkat tiga sampai enam akan diundi untuk bermain dalam babak play-off (semi-final 2 leg dan final di Wembley) memperebutkan satu tiket sisa untuk promosi ke EPL; sementara tiga tim terbawah akan otomatis terdegradasi ke Football League One. Secara teknis juga, bahkan Bournemouth, yang pernah menambahkan kumis pada gambar orang di logo mereka, masih bisa menyelesaikan liga sebagai juara Championship jika mereka mampu menyalip kesebelasan yang juga terlebih dahulu sudah memastikan promosi, Watford. Saat ini, Watford berada satu poin di atas Bournemouth dan akan bermain melawan Sheffield Wednesday di kandang mereka akhir pekan ini. “Saya biasanya pesimis, tetapi tidak kali ini. Kami masih memiliki satu pertandingan lagi dan kami ingin menyelesaikannya pada tingkat tertinggi,” kata Howe. Terlepas dari apakah mereka akan menjadi juara atau tidak, promosi dari peringkat ke dua masih akan menjadi prestasi yang luar biasa untuk Bournemouth, yang sempat tiga kali hampir dilikuidasi dalam enam bulan pada 2008. Dengan kapasitas penonton Dean Court yang hanya 11.700, atau sepertujuhnya Old Trafford, Bournemouth akan menjadi kesebelasan terkecil, juga dengan stadion terkecil, di Liga Primer musim depan. Sejarah singkat kebangkitan Bournemouth Jika kita berbicara mengenai Bournemouth, seolah kita sedang bermain video game. Kita memulainya dari bawah, tapi dengan cepat kita bisa naik. Jika kalian tidak demikian, setidaknya saya selalu melakukan hal ini dalam 5 tahun terakhir hidup saya bersama career mode di EA Sports FIFA. The Cherries memulai musim 2008/09 di tingkat ke empat, Football League Two, dengan hukuman pengurangan 17 poin. Namun, melalui manajemen cerdik, ditambah manajer Howe yang sudah menjadi legenda lokal (menjadi pemain dari 1994-2002 dan 2004-2007; serta menjadi manajer pada 2008-2011 dan sejak 2012), dan investasi dari Rusia melalui Maxim Demin sejak 2011, Bournemouth telah menciptakan dongeng mereka sendiri. Seperti yang sudah disampaikan di atas, Howe, yang pertama kali bergabung dengan Bournemouth sebagai pemain akademi berusia 10 tahun, sudah dianggap sebagai pemain yang sukses di sana. Ia kemudian menjadi manajer saat ia masih berusia 29 tahun. Ia berhasil membawa The Cherries promosi ke League One setelah empat musim lamanya mendekam di League Two. [caption id="attachment_177206" align="alignnone" width="620"]
