Font size:
Mampu mengimbangi Everton pada laga pekan pertama Liga Primer Inggris bukanlah hasil yang buruk bagi kesebelasan yang baru promosi seperti Watford. Bahkan kesebelasan berjuluk The Hornets itu mampu unggul terlebih dahulu kendati bermain di Goodison Park, kandang Everton, melalui gol Miguel Layun pada menit ke-13. Kemudian tuan rumah juga harus bersusah payah menghindar dari kekalahan karena baru bisa menyamakan skor 2-2 pada menit 86 atas gol Arouna Kone.
"Kami telah bekerja sangat keras selama musim panas untuk memberikan kinerja tinggi melawan Everton. Saya benar-benar percaya diri dengan para pemain. Saya melihat setiap hari bagaimana mereka bekerja dan itu adalah sebuah kelompok," ujar Quique Sanchez Flores, Manajer Watford. Flores sendiri bukan pilihan sembarangan bagi Watford yang memiliki mimpi lebih besar pada kesempatan Liga Primer Inggris musim ini. Pasalnya The Hornets merupakan kesebelasan Inggris yang selama ini cuma mampu bertahan satu musim pada divisi teratas Liga Inggris ini. Maka dari itu Giampaolo Pozzo selaku pemilik Watford menginginkan jejak karir yang berbeda mulai dari Liga Primer Inggris 2015/2016. Setidaknya Flores mampu bertahan dan menghindari The Hornets dari zona degradasi. Seharusnya pekerjaan Flores untuk bertahan di Liga Primer Inggris itu lebih mudah mengingat ia pernah membawa Benfica juara Taca da Liga 2008/2009 dan juara European League 2009/2010 serta UEFA Super Cup 2010 bersama Atletico Madrid. Agar semakin percaya diri, pria yang lahir di Kota Madrid ini pun dibekali 12 pemain baru di Vicarage Road, kandang Watford. Bahkan mereka pun siap mendatangkan Alessandro Diamanti dari Fiorentina sebagai pemain baru ke-13. Pozzo percaya dengan sokongan pemain-pemain baru bisa membuat sejarah anyar yang lebih baik bagi Watford. Tapi justru filosofi lain dijadikan panutan tersendiri bagi Flores untuk menukangi kesebelasannya saat ini. Mantan Pelatih Getafe ini merupakan penikmat tarian Flamenco, seni dari Andalusia bagian Spanyol Selatan. Tarian itu disokong dengan musik-musik folks Spanyol yang hanya dengan mengandalkan gitar, tepuk tangan dan petikan jari digabungkan dengan tarian-tarian yang membuat komposisi musik itu seolah kaya. Ya, Flores amat menikmat seni tradisionalnya itu. "Saya telah melihat banyak hal dalam hidup saya. Saya telah berkali-kali di bioskop dan tempat-tempat menakjubkan, menonton beberapa penari yang paling brilian, seniman dan artis Spanyol," akunya. Lantunan tarian Flamenco dari folks Spanyol tidak lepas dari inspirasi Flores kepada bibinya bernama Lola Flores. Adik dari ibunya itu merupakan penari, musik dan artis legendaris dari Spanyol yang membuatnya menjadi ikon dari cerita rakyat Andalusia dan budaya Gypsy dan diakui dalam dunia internasional. Selain tarian flamenco, Lola juga menguasai tarian chotis dan chopla (berpasangan). Tapi sayangnya sang bibi tercinta meninggal akibat kanker payudara dua dekade lalu. Walau begitu, Flores selalu mengatakan jika jiwa Lola masih berada dalam dirinya dan menginspirasinya menjadi seorang manajer sepakbola. [caption id="attachment_183572" align="alignnone" width="306"]![2B57BC4F00000578-0-image-m-27_1439497993919](http://panditfootball.com/wp-content/uploads/2015/08/2B57BC4F00000578-0-image-m-27_1439497993919.jpg)