Font size:
Mengawali musim dengan lima kemenangan beruntun dan tanpa kebobolan, tak menjamin Manchester City akan menjalani musim dengan nyaman. Bahkan hal tersebut sudah terlihat dengan tiga kekalahan pada empat laga berikutnya.
Setelah ditumbangkan Juventus di kandang sendiri, giliran West Ham United yang menjungkalkan Man City di Ettihad Stadium. Sempat menggasak Sunderland dengan skor 1-4 pada ajang Capital One Cup, City kembali menelan kekalahan saat bertemu Tottenham Hotspurs dengan skor telak 4-1. Menilik lebih jauh, hasil-hasil negatif City tersebut tak bisa dilepaskan atas cederanya bek andalan sekaligus kapten mereka, Vincent Kompany. Ya, sejak Kompany cedera-lah skuat besutan Manuel Pellegrini ini mulai sering menerima kekalahan, bahkan dengan skor yang cukup besar saat melawan Spurs. Loh, bukannya Manchester City memiliki Nicolas Otamendi yang memiliki kemampuan menjaga lini pertahanan yang tak kalah baiknya? Bukankah Pellegrini tinggal mengganti Kompany dengan Otamendi sehingga persoalan di lini belakang selesai? Persoalannya bukan tentang siapa Otamendi atau seberapa hebat Otamendi, tapi seberapa besar dampak kehilangan Kompany yang merupakan pemimpin dalam skuat Man City. Kehilangan Kompany yang merupakan kapten tim, tak sesederhana hanya dengan mengganti pemain. Kompany mulai didapuk menjadi kapten utama Man City pada musim 2011-2012, pada musim keempatnya bersama kesebelasan berjuluk The Citizens tersebut. Pada tahun yang sama, bek kelahiran 10 April 1986 ini telah ditunjuk menjadi kapten utama timnas Belgia menggantikan Thomas Vermaelen. Di bawah kepemimpinannya, Manchester City langsung menjadi juara Liga Primer Inggris pada musim pertamanya menjadi kapten utama City. Sementara di timnas, bek yang direkrut City dari Hamburg SV ini berhasil menjadi kapten yang mengantarkan Belgia ke Piala Dunia setelah absen selama 12 tahun pada 2014. Kompany memang merupakan kapten yang diidam-idamkan setiap pelatih. Ia selalu memberikan segala kemampuan dan ketidakmampuannya setiap saat. Ditambah dengan kebisaannya memberi instruksi pada rekan-rekannya, kesebelasan yang ia bela pun memiliki seseorang ‘jenderal perang’ yang membuat para ‘prajurit’ lainnya mendapatkan panutan yang tepat dan tahu harus berbuat apa ketika berada di ‘medan perang’ sehingga tak salah arah. [caption id="attachment_185892" align="alignnone" width="451"]