Array
(
    [article_data] => Array
        (
            [artikel_id] => 209840
            [slug] => https://panditfootball.com/cerita/209840/PFB/170902/para-pemain-fiji-bekerja-paruh-waktu-hanya-untuk-melawan-indonesia
            [judul] => Pemain Timnas Fiji Bekerja Paruh Waktu untuk Melawan Indonesia
            [isi] => 

Untuk negara sekecil Fiji, sepakbola adalah hal besar. Sebentar, omong-omong kalian tahu di mana Fiji?

Fiji adalah negara kepulauan di Samudera Pasifik (petanya bisa kalian lihat di akhir tulisan ini). Meski berada di peringkat ke-181 di FIFA (per Agustus 2017), setidaknya mereka mampu menunjukkan kebesaran sepakbola karena pernah berlaga di Olimpiade 2016 cabang sepakbola putra.

Lolosnya Fiji ke Olimpiade 2016 ini adalah sejarah besar. Mereka mendapatkannya setelah menjuarai Pacific Games 2015.

Itulah kali pertama negara dari OFC (konfederasi sepakbola Oseania) selain Australia dan Selandia Baru lolos ke turnamen empat tahunan tersebut. Meski tidak sebesar Piala Dunia FIFA, tetap saja merupakan prestasi besar untuk negara di Samudera Pasifik tersebut.

Akan tetapi, mereka menjuarai Pacific Games dengan sedikit keberuntungan, “hanya” karena negara terkuat di konfederasi tersebut, Selandia Baru, didiskualifikasi pada fase semi-final.

Di semi-final, Selandia Baru sebenarnya menang 2-0 atas Vanuatu. Tapi karena mereka memainkan pemain ilegal, Deklan Wynne, maka mereka diberi status kalah dengan skor 3-0. Wynne sendiri dianggap ilegal karena bukan warga Selandia Baru, meski akhirnya ia mendapatkan status sebagai warga negara Selandia Baru setelah pertandingan tersebut.

Menghadapi Vanuatu yang merupakan “lawan yang ringan” di final, Fiji akhirnya menjuarai Pacific Games pada drama adu penalti setelah pertandingan berakhir imbang tanpa gol. Kalau pun Fiji kalah, sebenarnya Vanuatu akan mendapatkan gelar serupa. Jadi, ini benar-benar keberuntungan.

Ketatnya persaingan di Pasifik, hanya untuk dikalahkan Selandia Baru kemudian

Di antara negara-negara Oseania, Fiji merupakan negara yang cukup kuat. Mereka dua kali meraih posisi ketiga di Piala OFC, pada 1998 dan 2008. Bisa dibilang, mereka selalu memperebutkan status sebagai “si nomor dua” di Oseania di bawah Selandia Baru (peringkat 123 FIFA).

Saingan mereka dalam perebutan status ini adalah Kaledonia Baru (peringkat 145 FIFA), Tahiti (150), Kepulauan Solomon (155), dan Papua Nugini (164).

“Di Fiji, atau negara Pasifik lainnya, kami punya potensi,” kata Roy Krishna, kapten Fiji, dikutip dari The Guardian. “[Kepulauan] Solomon sangat bagus, Vanuatu dan PNG (Papua Nugini) sedang menanjak. Dan Tahiti, kamu tahu, mereka mewakili Oseania di Piala Konfederasi.”

“Ada banyak [pemain bertalenta], dan bahkan di negara kepulauan Pasifik lainnya, tapi kami tidak cukup beruntung keluar [berkembang] dari sana. Jadi pada akhirnya semua menghilang di kepulauan.”

Bayangkan jika Indonesia bergabung dengan OFC, mungkin negara-negara tersebut yang menjadi saingan kita, meskipun saya cukup percaya diri kita bisa menang... untuk kemudian menjadi nomor dua di bawah Selandia Baru.

Setelah Australia bergabung dengan AFC (Asia) hanya karena mereka ingin mencari tantangan baru dan untuk bisa lolos otomatis ke Piala Dunia, otomatis Selandia Baru selalu bisa merajai Oseania.

Sulitnya mencari pemain karena banyak di antara merka yang bekerja paruh waktu

Sulitnya mengembangkan sepakbola di Fiji ditunjukkan pelatih mereka saat ini, Christophe Gamel. Pelatih asal Prancis tersebut sempat menyebut pertandingan Fiji melawan Selandia Baru sebagai pertandingan “amatir melawan profesional”.

“Sepakbola Fiji tidak bisa dibandingkan dengan negara-negara seperti Prancis dan Italia karena sepakbola di Fiji masih amatir,” kata Gamel, dikutip dari The Fiji Times. “Sedangkan di Eropa, para pemain dibayar oleh kesebelasan dan di sini aku kehilangan banyak pemain karena komitmen pekerjaan mereka [yang lain], dan mereka tidak mendapatkan izin [dari kantornya untuk membela tim nasional].”

“Sangat sulit ketika kamu harus bermain di pertandingan kualifikasi Piala Dunia dan kamu tidak mendapatkan izin untuk meninggalkan pekerjaan. Aku pikir ini gila untukku.”

Mengomentari setiap pertandingan melawan Selandia Baru, ia pun pesimis: “Pertandingan selalu akan menjadi amatir vs profesional. Seringnya orang-orang sudah tahu hasilnya bagaimana.”

Dari sekian banyak pemain, memang beberapa di antara mereka adalah pemain profesional. Namun banyak juga yang merupakan pemain part-time seperti Christopher Wasasala (tentara), Epeli Saukuru (juga pemain sepakbola pantai), serta banyak yang merupakan nelayan atau buruh.

“Aku sangat berharap kami bisa mengontrak para pemain, tapi aku hanya bisa menyarankannya ke Fiji FA dan para petinggi, dan finansial harus lancar. Itu tidak mudah,” kata Gamel.

Tidak ada yang mau melawan Fiji

Selama 2017 ini, pertandingan persahabatan melawan Indonesia (2 September 2017) adalah pertandingan pertama mereka. Sedangkan pada 2016, mereka hanya memainkan empat pertandingan, termasuk imbang 1-1 melawan Malaysia pada 25 Juni 2016.

“Sayangnya kami belum memainkan pertandingan meski kami sudah melakukan pendekatan kepada beberapa negara, tapi mereka menolak bermain,” curhat Gamel.

“Aku tidak berkata jika aku memiliki sumber daya terbaik untuk menyiapkan tim dan jika aku berkata itu, maka aku bohong. Jujur saja, Fiji FA sudah melakukan yang terbaik untuk mendapatkan pertandingan-pertandingan persahabatan, tapi tawaran kami selalu ditolak,” katanya.

Sebelum melawan Indonesia, Gamel memang sempat berkata untuk melakukan perjalanan ke Asia Tenggara. “Aku akan melakukan perjalanan ke negara-negara lain untuk berdiskuis dan menemukan tim-tim di Indonesia, Qatar, dan Thailand.”

Setelah melawan timnas Indonesia, Fiji dijadwalkan akan menghadapi Persija Jakarta di Stadion Patriot, Bekasi, pada 4 September 2017.

Meski hanya menghadapi kesebelasan yang bukan tim nasional (artinya tidak akan masuk perhitungan peringkat FIFA), tapi setidaknya Fiji sudah merencanakan yang terbaik untuk memanfaatkan jeda internasional ini. Indonesia saja hanya memainkan satu pertandingan (melawan Fiji) dan itu pun Liga 1 masih berlangsung di tengah-tengah jeda internasional.

“Sangat penting memainkan pertandingan persahabatan dan jika kamu tidak mendapatkan hasil [positif], maka kamu akan menderita. Aku merasa kasihan dengan para pemainku, dan aku akan menderita bersama mereka,” tutup Gamel.

Jika Fiji menderita karena bersusah-payah hanya untuk mendapatkan lawan bertanding, lalu kita ini apa? Jika kalian masih penasaran di mana itu Fiji, silakan lihat peta di bawah ini:

""

[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/Internasional/Fiji_Rio2016.JPG [tanggal] => 02 Sep 2017 [counter] => 16.879 [penulis] => dexglenniza [penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/Dex_Glenn%C4%B1za_at_Sports_Performance_Lab_Kanoya_JP2.jpg [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/dexglenniza [penulis_desc] => Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza [penulis_initial] => DGA [kategori_id] => 392 [kategori_name] => Cerita [kategori_slug] => cerita [kategori_url] => https://panditfootball.com/kategori/cerita [user_url] => https://dexglenniza.blogspot.com [user_fburl] => http://www.facebook.com/dexglenniza [user_twitterurl] => https://twitter.com/dexglenniza [user_googleurl] => [user_instagramurl] => http://instagram.com/dexglenniza ) [tags] => Array ( [0] => stdClass Object ( [artikel_id] => 209840 [tag_id] => 7021 [tag_name] => Indonesia [tag_slug] => indonesia [status_tag] => 2 [hitung] => 867 ) [1] => stdClass Object ( [artikel_id] => 209840 [tag_id] => 8082 [tag_name] => OFC [tag_slug] => ofc [status_tag] => 1 [hitung] => ) [2] => stdClass Object ( [artikel_id] => 209840 [tag_id] => 10079 [tag_name] => Fiji [tag_slug] => fiji [status_tag] => 1 [hitung] => ) [3] => stdClass Object ( [artikel_id] => 209840 [tag_id] => 10119 [tag_name] => Roy Krishna [tag_slug] => roy-krishna [status_tag] => 1 [hitung] => ) [4] => stdClass Object ( [artikel_id] => 209840 [tag_id] => 10120 [tag_name] => Christophe Gamel [tag_slug] => christophe-gamel [status_tag] => 1 [hitung] => ) ) [related_post] => Array ( [0] => Array ( [artikel_id] => 4236 [slug] => https://panditfootball.com/cerita/4236/PFB/140411/bocah-kolombia-ini-menangis-terharu-saat-bertemu-falcao [judul] => Bocah Kolombia Ini Menangis Terharu Saat Bertemu Falcao [isi] => Falcao memang masih diragukan untuk tampil di Piala Dunia nanti, terkait cedera ligamen yang dideritanya. Striker tim nasional Kolombia tersebut cedera saat membela Monaco di Liga Prancis. Meski masih menjalani terapi agar mempercepat penyembuhan lututnya di kota Madrid, Falcao masih menyempatkan diri bertemu penggermarnya. Bocah asal Bogota Kolombia yang akhirnya berhasil bertemu dengannya memang bukan sembarangan, melainkan penggemar berat yang memiliki lebih dari 130 foto dan kliping koran terpajang di dinding kamarnya. Berkat bantuan Revel Foundation, bocah 13 tahun bernama Michael Steven akhirnya meledak tangisnya saat bertemu langsung dengan sang idola. Kerasnya tangis seru sempat membuat heran anak - anak lain yang memang juga berkesempatan bertemu dengan El Tigre. Pada akhir pertemuan tersebut Steven juga sempat memegang lutut Falcao sambil mendoakan agar dirinya dapat sembuh dengan cepat. Steven berharap agar di Piala Dunia nanti negaranya Kolombia dapat diperkuat mantan striker Atletico Madrid tersebut. Falcao memang belum dapat dipastikan pulih total saat Piala Dunia nanti. Namun dokter yang menanganinya, Jose Carlos Noronha optimis kesembuhan Falcao dapat terjadi lebih cepat. Get well soon El Tigre!   [video id="SHYpZoNLV9o" site="youtube"][/video]   (amp) [gambar] => http://www.panditfootball.com/wp-content/uploads/2014/04/falcao.jpg [tanggal] => 11 Apr 2014 [counter] => 2.619 [penulis] => PanditFootball [penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/PanditFootball [penulis_desc] => Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis sepakbola, baik Indonesia maupun dunia. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pertandingan, taktik dan strategi, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya. Keragaman latar belakang dan disiplin ilmu para analis memungkinkan PFI untuk juga mengamati aspek kultur, sosial, ekonomi dan politik dari sepakbola. Akun twitter: @panditfootball contact: redaksi@panditfootball.com [penulis_initial] => PND [kategori_id] => 392 [kategori_name] => Cerita [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita ) [1] => Array ( [artikel_id] => 1930 [slug] => https://panditfootball.com/cerita/1930/PFB/140201/kisah-bir-dan-sepakbola-ala-papua [judul] => Kisah Bir dan Sepakbola ala Papua [isi] =>

Oleh: Paul Cumming

"Pak Paul! Pak Paul!" Terdengar teriakan keras dari lantai atas sebuah hotel di Bekasi. Mulanya saya masih mengabaikan teriakan itu. Tapi intonasi teriakan itu membuat saya sedikit panik. Lalu terdengar lagi teriakan yang lebih jelas: "Pak Paul! Adolof, Pak Paul!" "Hah Adolof?" Saya baru sadar. Di depan seluruh pemain Perseman Manokwari yang sedang bersiap-siap berangkat ke stadion, ternyata ada satu pemain yang belum muncul. Pemain itu adalah Adolof Kabo. Saya refleks memijit-mijit kening sembari bergumam: "Aduh Adolof!" Adolof Kabo adalah pemain kunci Perseman Manokwari saat saya melatih di sana pada 1984-1986. Sebagai seorang striker, dia penyerang yang gol-golnya amat dibutuhkan. Tapi Kabo bukan sekadar goal-getter, dia juga nyawa tim. Dengan skill individunya, yang kadang kala membuatnya terlihat egois, Kabo sering meneror pertahanan lawan seorang diri. Bersama partnernya di lini depan, Elly Rumaropen, dan pemain tengah Yonas Sawor, Kabo bisa sangat percaya diri mengobrak-abrik pertahanan lawan. Nama-nama inilah yang berhasil membawa Perseman sampai ke grand-final Divisi Utama Perserikatan 1986 menghadapi Persib Bandung. Maka ketika saya sadar Adolof tak terlihat bersama rekan-rekannya, ditambah teriakan panik dari lantai atas, saya merasa gelisah bukan main. Padahal sebentar lagi kami harus berangat ke stadion Bekasi untuk berjuang mati-matian melawan Perseden Denpasar. Pertandingan itu amat menentukan bagi kami untuk lolos ke Empat Besar Divisi Satu 1984 yang akan digelar Bandung. "Aduh, Adolof ini kemana, yah?" "Mungkin dia masih di warung?" salah seorang pembantu umum (kitman) mencoba menenangkan saya. Setelah ditunggu beberapa menit, Adolf tak kunjung datang. Imbasnya saya pun berkeringat dingin. "Cari dia! Cepat! Cepat! Cepat! Tidak ada waktu lagi!," teriakan saya menyentak seluruh ruangan. Dua orang pembantu umum yang terlihat kebingungan langsung berlari keluar mencari Adolof ke warung-warung terdekat. Beberapa menit kemudian mereka berhasil menemukan Adolof. Degup jantung saya pun sedikit mereda. Syukurlah! Tapi kegugupan saya belum hilang karena Adolof tiba dengan dipapah dua pembantu umum. Adolof berjalan sempoyongan. "Duh ternyata dia mabuk!" keluh saya dalam hati. Lantas tiba-tiba dia langsung memeluk saya. "Saya minta maaf Paul, saya baru habis sepuluh botol besar," ucap Adolof sambil meringis dengan air mata berlinang. Tampaknya dia merasa sangat bersalah. "Adolof masih bisa main?" saya tanya dia baik-baik. "Bisa, Paul. Walaupun saya mabuk saya janji cetak gol dan kita akan menang dan saya janji saya tidak akan minum lagi sampai kita juara di Bandung!" "Okay Adolof. Saya percaya sama Adolof. Sekarang cepat pakai kostum karena kami menunggu Adolof untuk ikut doa sebelum ke lapangan," Sampai ke stadion Adolof masih loyo, langkahnya masih gontai. Dia masih belum memisahkan dunia nyata dengan alam bawah sadarnya. Waktu pemanasan dia malah sempat dua kali jatuh terpeleset membuat orang terheran-heran melihatnya. Saya sedikit ragu kepada dia, tapi saya percaya janji Adolof pada saya. Karena itulah saya pasang dia sebagai starter. Intinya dia harus berjuang dari awal. Degup jantung saya mengencang sepanjang pertandingan, terutama saat melihat Adolof Kabo di lapangan. Duh! Masalahnya selama pertandingan dia berlari agak miring dan oleng sempoyongan. Tanpa di-tekel atau di-body charge lawan pun Adolof beberapa kali jatuh karena keseimbangannya yang setengah sadar. Tetapi siapa sangka tiba-tiba dia mencetak gol yang sangat spektakuler lewat shooting jarak jauh dari jarak 30 meter. Kami pun menang 1-0 hingga bisa lolos ke 4 Besar di Bandung. Kejadian ini tak pernah saya lupakan, karena baru pertama kalinya saya lihat orang setengah sadar bisa cetak gol. Cerita kemudian berlanjut di Bandung. Sampai ke Bandung saya sangat kecewa karena oleh panitia kami dan tiga tim lainnya ditempatkan dalam satu barak militer yang sama. Saya langsung melarang pemain turun dari bus. PS Bengkulu juga menolak tinggal di komplek militer itu dan memilih sebuah hotel yg sangat mewah. Panitia marah-marah kepada saya, tetapi saya jelaskan kalau tim saya dari PSAD (Persatuan Sepakbola Angkatan darat) saya pasti setuju di situ, tapi kami tim bola sipil bukan militer. Mendengar alasan itu mereka panggil saya "Cowboy Cumming" . Saya tak peduli omelan itu karena sesuai dengan prinsip saya kalau sebuah tim mau berhasil harus dalam keadaan gembira. Tinggal di barak militer, kami tentu tak akan gembira. Beruntung akhirnya kami dapat tempat di Balai Latihan Departemen Tenaga Kerja, di mana situasi sangat kondusif apalagi masyarakat disitu sangat-sangat ramah. Bagi saya, bermain bola dengan kegembiraan, dengan hati yang senang, adalah kunci untuk memunculkan permainan maksimal anak-anak Perseman. Sepakbola adalah kebahagiaan, kesenangan, dan suka cita. Jika bermain dengan tertekan, sukar akan mendapatkan hasil yang diinginkan. Ternyata kegembiraan suasana selama di situ membuat hasil yang positif dan Perseman keluar sebagai juara. Asal tahu saja, sebelum babak empat besar, semua pemain termasuk Adolof berjanji untuk tidak minum alkohol sampai kami menerima trofi juara Divisi Satu. Saya sudah bilang sama mereka, "Kalau kalian janji tidak minum sampai kita juara, malam setelah juara kalian bebas dan boleh minum sepuas-puasnya." Dan ternyata janji itu mereka penuhi. Maka sesudah mengalakan PS Bengkulu 3-1 di final. Mereka langsung menagih janji itu. Saya menepati janji saya untuk membiarkan mereka larut dalam pesta pora.

Lanjut ke halaman berikutnya

Lanjutan dari halaman sebelumnya

Besoknya pagi-pagi saya sudah gelisah di hotel. Beberapa jam sebelum ke stasiun untuk pulang, para pemain masih banyak yang hilang entah ke mana. Untungnya beberapa mahasiswa asal Papua membantu kami mencari pemain di tempat-tempat hiburan. Beruntung sebelum kereta berangkat ke Jakarta semua pemain sudah ada di atas kereta walaupun sebagian dari mereka masih kurang sadar! Melihat mereka saya tak pernah marah, saya tahu bahwa bir dan sepakbola di Papua memang sulit dipisahkan. Saran saya kepada pelatih yang hendak melatih klub-klub Papua harus mengerti masalah itu. Jika mau berhasil turuti saran saya itu. Soalnya amat jarang pemain Papua yang tidak suka minum, karena itu sudah bagian dari tradisi di sana. Saya masih ingat ketika Adolof dikirim ke Brasil oleh PSSI. Sesudah agak lama di Brasil dia kembali ke Manokwari. Setelah sampai di Manokwari dia langsung mendatangi saya yang waktu itu sedang memimpin latihan Perseman di lapangan Borassi. Ketika saya sedang asyik-asyik di tepi lapangan tiba-tiba saja Adolof berlari dan memeluk saya. Langsung saya tanya dia tentang pengalaman dia selama di Brasil. Maksud saya bertanya soal ilmu sepakbola yang dia dapat disana. Tapi jawabannya ternyata berbeda. Adolof malah menjawab dengan senyum khasnya "Aduh Paul! Bir di Brasil tidak enak!" "Aduh Adolof!" Ada juga cerita lucu lainnya. Saat itu Perseman sedang berlaga di Divisi Utama Perserikatan tahun 1985. Waktu itu tiba-tiba saja Solichin GP (Ketua umum Persib Bandung) membuat acara makan bersama antara pemain Persib dan Perseman Manokwari di restoran Lembur Kuring Senayan. Saya pikir acara itu adalah acara permintaan maaf Solihin kepada saya, mengingat sebelumnya dia pernah meminta PSSI untuk mendeportasi saya hanya gara-gara Jonas Sawor mendorong Adjat Sudrajat ketika Persib jumpa Perseman di putaran 12 besar Dalam acara makan-makan tersebut, pihak Persib amat sangat ramah. Entah itu taktik atau apa, yang jelas para pemain Perseman diberikan masing-masing 5 botol bir besar. Para pemain Persib tak lama-lama di sana mereka pulang duluan. Tapi Pemain Perseman tetap di tempat karena botol-botol yang ada belum habis. "Alamak!" mereka lupa bahwa para pemain Persib cepat-cepat pulang karena keesokan harinya akan melawan Persija Jakarta. Dan yang lebih parahnya lagi, sebelum Persib bertanding di Stadion Senayan malam hari, sorenya Perseman harus melawan PSP Padang. Kalau tidak salah, gara-gara pesta itu, banyak pemain yang mabuk berat dan begadang sampai pagi. Ada berapa pemain inti tidak bisa turun, termasuk Adolof karena cedera. Mau tak mau saya menurunkan pemain pas-pasan, apalagi banyak di antara mereka masih di bawah pengaruh alkohol. Beruntung Sem Aupe mampu menggantikan posisi Adolof sebagai striker dengan baik. Pertandingan berjalan lancar dengan semangat tinggi. Hanya waktu istirahat di ruang ganti saya tidak memberikan intruksi kepada mereka. Sebagian pemain memilih tidur dan harus dibangunkan lagi untuk babak kedua. Meski terlelap sebentar, Perseman di luar dugaan menang 2-1. --------------------------------------------------- Catatan editor: Dalam naskah buku yang akan terbit [Persib Undercover: Kisah-kisah yang Terlupakan] yang disusun oleh Aqwam Fiazmi Hanifan, ada kisah tambahan yang menarik mengenai Perseman dan bir yang tak sempat dikisahkan Paul di tulisannya ini. Wawancara Aqwam dengan Achwani, Sekretaris Umum Persib di saat Persib bertemu Perseman di Grand Final Divisi Utama 1986, menjelaskan bagaimana Persib dengan cerdik menggunakan kebiasaan minum pemain Perseman ini. Menurut Achwani, salah seorang pengurus diberi tugas untuk memancing para pemain Perseman keluar dari kamar hotel untuk ditraktir minum sepuasnya di salah satu bar. "Saya diberi tugas untuk kasih mereka berkrat-krat bir supaya mereka mabuk berat dan tak tidur, ternyata benar saja, ternyata di malam itu misi saya sukses, mereka mabuk dan sama sekali tak istirahat, padahal besoknya mau bertanding lawan Persib," ucap Achwani. Hal ini diakui oleh Paul Cumming. Ia mengakui kelemahannya anak asuhnya selalu dimanfaatkan oleh lawan, hampir semua lawan Perseman, bukan hanya Persib. Dalam laporan Pikiran Rakyat edisi 19 Januari 1985, Adolf Kabo mengakui bahwa minum-minum adalah tradisi yang biasa mereka lakukan bersama rekan-rekannya. Saat itu Perseman baru saja bertanding melawan PSMS dengan skor akhir 1-1. Saat berbicara pada wartawan ketika itu, Adolf sempat memperlihatkan tumpukan kaleng bir. [@zenrs]   Penulis adalah mantan pelatih sepakbola di berbagai klub Indonesia. Kini bergabung dengan Pandit Football Indonesia sebagai penulis tamu. Akun twitter @papuansoccer       image by: travelpapua.blogspot.com perseman-manokwari.jimdo.com

[gambar] => https://panditfootball.com/images/attach/perseman-1986-adolf-kabo-cs.jpg [tanggal] => 01 Feb 2014 [counter] => 115.704 [penulis] => PanditFootball [penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/PanditFootball [penulis_desc] => Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis sepakbola, baik Indonesia maupun dunia. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pertandingan, taktik dan strategi, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya. Keragaman latar belakang dan disiplin ilmu para analis memungkinkan PFI untuk juga mengamati aspek kultur, sosial, ekonomi dan politik dari sepakbola. Akun twitter: @panditfootball contact: redaksi@panditfootball.com [penulis_initial] => PND [kategori_id] => 392 [kategori_name] => Cerita [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita ) ) [prev_post] => Array ( [artikel_id] => 209839 [slug] => https://panditfootball.com/article/show/berita/209839/PFB/170902/live-streaming-persahabatan-internasional-indonesia-vs-fiji [judul] => Live Streaming Persahabatan Internasional Indonesia vs Fiji [isi] =>

Setelah timnas U22 kemarin berjuang dalam ajang SEA Games 2017 dengan hasil medali perunggu, sekarang Indonesia akan mulai melibatkan diri dalam masa jeda internasional dalam bentuk laga uji tanding. Lawan mereka pun sudah ditetapkan, yaitu Fiji, dengan venue di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, pada Sabtu (2/9/2017) sore.

Timnas Indonesia sendiri sudah pernah bertemu dengan Fiji dalam laga uji tanding. Pertemuan itu terjadi pada 1981 sebanyak dua kali, dengan dua pertemuan tersebut berakhir imbang. Baru setelah beberapa tahun kemudian, Indonesia dan Fiji bertemu kembali dalam sebuah laga uji tanding.

Meski Fiji berada di bawah Indonesia dalam soal peringkat FIFA (Fiji berada di peringkat 181, sedangkan Indonesia berada di peringkat ke-175), namun Indonesia pantang meremehkan lawannya ini. Dua hasil imbang yang pernah terjadi antara keduanya, setidaknya bisa menjadi cerminan bahwa tim "Merah Putih" harus tetap waspada akan kekuatan sangara (kesebelasan negara) yang masuk zona Oseania ini.

https://twitter.com/panditfootball/status/903900771053330432

 

Live Streaming Indonesia vs Fiji

[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/SEA%20Games/Suporter_Timnas_Indonesia.jpg [tanggal] => 02 Sep 2017 [counter] => 1.362 [penulis] => redaksi [penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/redaksi [penulis_desc] => contact: redaksi[at]panditfootball.com [penulis_initial] => RDK [kategori_id] => 599 [kategori_name] => Berita [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita ) [next_post] => Array ( [artikel_id] => 209841 [slug] => https://panditfootball.com/article/show/berita/209841/PFB/170902/penyebab-barcelona-tak-jadi-boyong-coutinho [judul] => Penyebab Barcelona Tak Jadi Boyong Coutinho [isi] =>

Saga transfer Philippe Coutinho ke Barcelona tak berakhir indah bagi kedua belah pihak. Hingga bursa transfer ditutup, Barca nyatanya tidak mendapatkan gelandang timnas Brasil tersebut. Meski begitu, mereka mengungkapkan sebuah fakta menarik tentang transfer ini.

Menurut berbagai sumber, Liverpool tercatat tiga kali menolak tawaran Barcelona untuk memboyong Coutinho. Tawaran terakhir yang ditolak Liverpool mencapai 160 juta euro. Saat itu, Liverpool sempat mengatakan bahwa Coutinho memang tidak dilepas dengan harga berapapun dan akan tetap bertahan bersama kesebelasan asal Merseyside tersebut. 

“Pendirian definitif pihak klub adalah tidak ada penawaran untuk Philippe yang akan dipertimbangkan, dan ia akan tetap menjadi anggota Liverpool Football Club saat jendela transfer musim panas ditutup,” ujar konsorsium Liverpool, Fenway Sports Group (FSG) seperti dilansir dari halaman resmi klub pada Jumat (11/8) lalu.

Tapi nyatanya tidak demikian. Liverpool ternyata berusaha menjual Coutinho ketika bursa transfer musim panas 2017 memasuki tenggat waktu yakni pada 31 Agustus. Hanya saja, Liverpool menginginkan biaya yang sangat mahal, dan itulah alasan Barcelona akhirnya mundur dari perburuan Coutinho.

"Setelah beberapa minggu untuk penawaran, kemarin (31/8) meminta kami membayar 200 juta euro untuk seorang pemain mereka. Kami tidak mengambil risiko tersebut untuk kebaikan klub," ujar Albert Soler, direktur olahraga Barcelona pada laman resmi klub.

Coutinho mungkin akan menjadi pengganti yang ideal untuk kepergian Neymar yang hengkang ke Paris Saint-Germain (PSG). Akan tetapi Barca tentunya tidak mau merugi besar di bursa transfer ini.

Hal ini disebabkan setelah mendapatkan 222 juta euro dari transfer Neymar (plus 4 juta euro dari penjualan Cristian Tello), mereka mengeluarkan biaya 192 juta euro untuk mendapatkan Nelson Semedo, Marlon, Gerard Deulofeu, Paulinho dan Osmane Dembele. Maka jika PSG menyanggupi permintaan Liverpool yang menginginkan 200 juta euro untuk Coutinho, pengeluaran transfer mereka bisa mencapai 392 juta euro.

Dengan jumlah 392 juta euro, Barca justru bisa terkena Financial Fair Play (FFP). Karena perlu diingat, minimal kerugian sebuah kesebelasan untuk terhindar dari FFP adalah sebesar 30 juta euro. Walau pun sebenernya penghitungan FFP tidak sesederhana pendapatan dan penjualan pemain saja.

Baca juga: Segala Hal yang Perlu Kalian Tahu Tentang Financial Fair Play 

Bagi Liverpool, kehadiran Coutinho mungkin mulai tak terlalu dibutuhkan karena penampilan impresif trio Sadio Mane, Roberto Firmino dan Mohamed Salah. Apalagi mereka baru saja menggaet Alex Oxlade-Chamberlain dari Arsenal yang bisa ditempatkan di sektor sayap, pos yang biasanya diisi oleh Coutinho.

 

 

[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/EPL/coutinhoooo.JPG [tanggal] => 02 Sep 2017 [counter] => 7.009 [penulis] => redaksi [penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/redaksi [penulis_desc] => contact: redaksi[at]panditfootball.com [penulis_initial] => RDK [kategori_id] => 599 [kategori_name] => Berita [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita ) [categories] => Array ( [0] => Array ( [kategori_id] => 18 [kategori_name] => Editorial [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/editorial [status] => 1 [counter] => 203 ) [1] => Array ( [kategori_id] => 4969 [kategori_name] => Advetorial [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/advetorial [status] => 1 [counter] => 46 ) [2] => Array ( [kategori_id] => 6729 [kategori_name] => tentang [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/tentang [status] => 1 [counter] => 0 ) [3] => Array ( [kategori_id] => 334 [kategori_name] => Sains [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/sains-bola [status] => 1 [counter] => 183 ) [4] => Array ( [kategori_id] => 454 [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing [status] => 1 [counter] => 613 ) [5] => Array ( [kategori_id] => 6719 [kategori_name] => Terbaru [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/terbaru [status] => 1 [counter] => 0 ) [6] => Array ( [kategori_id] => 599 [kategori_name] => Berita [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita [status] => 1 [counter] => 3271 ) [7] => Array ( [kategori_id] => 151 [kategori_name] => Fantasy Premier League [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/fpl-football-culture [status] => 1 [counter] => 930 ) [8] => Array ( [kategori_id] => 1385 [kategori_name] => Jadwal Siaran Televisi [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/jadwal-siaran-televisi [status] => 1 [counter] => 2 ) [9] => Array ( [kategori_id] => 3 [kategori_name] => Analisis [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/analisa-pertandingan [status] => 1 [counter] => 1270 ) [10] => Array ( [kategori_id] => 5 [kategori_name] => Football Culture [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/football-culture [status] => 1 [counter] => 31 ) [11] => Array ( [kategori_id] => 2049 [kategori_name] => Nasional [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/nasional [status] => 1 [counter] => 87 ) [12] => Array ( [kategori_id] => 392 [kategori_name] => Cerita [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita [status] => 1 [counter] => 3163 ) ) [populer_tag] => Array ( [0] => stdClass Object ( [tag_id] => 20 [tag_name] => EPL [tag_slug] => epl [status_tag] => 0 [hitung] => 1279 ) [1] => stdClass Object ( [tag_id] => 7021 [tag_name] => Indonesia [tag_slug] => indonesia [status_tag] => 2 [hitung] => 867 ) [2] => stdClass Object ( [tag_id] => 6143 [tag_name] => Manchester United [tag_slug] => manchester-united [status_tag] => 0 [hitung] => 639 ) [3] => stdClass Object ( [tag_id] => 6502 [tag_name] => Liga Champions Eropa [tag_slug] => liga-champions-eropa [status_tag] => 0 [hitung] => 495 ) [4] => stdClass Object ( [tag_id] => 63 [tag_name] => Chelsea [tag_slug] => chelsea [status_tag] => [hitung] => 479 ) [5] => stdClass Object ( [tag_id] => 42 [tag_name] => Arsenal [tag_slug] => arsenal [status_tag] => [hitung] => 474 ) ) [populer_sidebar] => Array ( [0] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/taktik/215443/PFB/240317/sekarang-thiago-motta-tidak-akan-diejek-lagi [judul] => Sekarang, Thiago Motta Tidak Akan Diejek Lagi [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/2022/FI%20BOLOGNSA.jpeg [tanggal] => 17 Mar 2024 [counter] => 7.470 ) [1] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/analisa-pertandingan/215427/PFB/240117/indonesia-vs-irak-mengapa-wasit-tidak-menganulir-gol-kedua-irak [judul] => Indonesia vs Irak : Mengapa Wasit Tidak Menganulir Gol Kedua Irak [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FPL%202023-2024/WhatsApp%20Image%202024-01-16%20at%2010.26.01%20PM.jpeg [tanggal] => 17 Jan 2024 [counter] => 5.399 ) [2] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/analisa-pertandingan/215442/PFB/240302/siapa-bisa-hentikan-inter-di-serie-a [judul] => Siapa Bisa Hentikan Inter di Serie A? [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/2022/Italia/FI%20-%20Dominasi%20Inter.jpeg [tanggal] => 02 Mar 2024 [counter] => 4.889 ) [3] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/cerita/215428/PFB/240117/eritrea-dan-kisah-pemain-yang-kabur-dari-negaranya [judul] => Eritrea dan Kisah Pemain yang Kabur dari Negaranya  [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/Afrika/FI%20ERITREA.jpeg [tanggal] => 17 Jan 2024 [counter] => 1.911 ) ) [terbaru_sidebar] => Array ( [0] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215481/PFB/240923/ [judul] => Penunjuk Jalan Menuju Panah Hijau di FPL [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20PENUNJUK%20JALAN.png [tanggal] => 23 Sep 2024 [counter] => 277 [penulis] => panditsharing [penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing ) [1] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215487/PFB/240918/ [judul] => Simulasi Pemain Timnas Jadi Aset FPL [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20SIMULASI%20PEMAIN%20TIMNAS%20JADI%20ASET%20FPL.png [tanggal] => 18 Sep 2024 [counter] => 208 [penulis] => panditsharing [penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing ) [2] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215482/PFB/240912/ [judul] => Kupas Misteri Naik Turun Harga Aset di FPL [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20HARGA%20ASET.png [tanggal] => 12 Sep 2024 [counter] => 389 [penulis] => panditsharing [penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing ) [3] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215480/PFB/240912/ [judul] => Dilema Kepemilikan Erling Haaland: Madu atau Racun? [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20HAALAND%20MADU%20ATAU%20RACUN.png [tanggal] => 12 Sep 2024 [counter] => 618 [penulis] => panditsharing [penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing ) ) [categories_with_count] => Array ( [0] => Array ( [kategori_id] => 18 [kategori_name] => Editorial [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/editorial [status] => 1 [counter] => 203 ) [1] => Array ( [kategori_id] => 4969 [kategori_name] => Advetorial [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/advetorial [status] => 1 [counter] => 46 ) [2] => Array ( [kategori_id] => 6729 [kategori_name] => tentang [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/tentang [status] => 1 [counter] => 0 ) [3] => Array ( [kategori_id] => 334 [kategori_name] => Sains [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/sains-bola [status] => 1 [counter] => 183 ) [4] => Array ( [kategori_id] => 454 [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing [status] => 1 [counter] => 613 ) [5] => Array ( [kategori_id] => 6719 [kategori_name] => Terbaru [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/terbaru [status] => 1 [counter] => 0 ) [6] => Array ( [kategori_id] => 599 [kategori_name] => Berita [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita [status] => 1 [counter] => 3271 ) [7] => Array ( [kategori_id] => 151 [kategori_name] => Fantasy Premier League [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/fpl-football-culture [status] => 1 [counter] => 930 ) [8] => Array ( [kategori_id] => 1385 [kategori_name] => Jadwal Siaran Televisi [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/jadwal-siaran-televisi [status] => 1 [counter] => 2 ) [9] => Array ( [kategori_id] => 3 [kategori_name] => Analisis [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/analisa-pertandingan [status] => 1 [counter] => 1270 ) [10] => Array ( [kategori_id] => 5 [kategori_name] => Football Culture [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/football-culture [status] => 1 [counter] => 31 ) [11] => Array ( [kategori_id] => 2049 [kategori_name] => Nasional [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/nasional [status] => 1 [counter] => 87 ) [12] => Array ( [kategori_id] => 392 [kategori_name] => Cerita [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita [status] => 1 [counter] => 3163 ) ) [meta_title] => Pemain Timnas Fiji Bekerja Paruh Waktu untuk Melawan Indonesia [meta_desc] => Untuk negara sekecil Fiji, sepakbola adalah hal besar. Sebentar, omong-omong kalian tahu di mana Fiji?Fiji adalah negara kepulauan di Samudera Pasifik (petanya bisa kalian lihat di akhir tulisan... [meta_keyword] => Indonesia,OFC,Fiji,Roy Krishna,Christophe Gamel [meta_image] => https://panditfootball.com/images/large/Internasional/Fiji_Rio2016.JPG [meta_url] => https://panditfootball.com/article/show/cerita/209840/PFB/170902/assets/images/logo/fiji [js_custom_page] => [socmed_facebook] => [socmed_instagram] => Array ( [id_option] => 26 [name_option] => socmed_instagram [value_option] => https://www.instagram.com/panditfootball/ [desc_option] => @panditfootball ) [socmed_youtube] => Array ( [id_option] => 25 [name_option] => socmed_youtube [value_option] => https://www.youtube.com/@pandit.football [desc_option] => @pandit.football ) [socmed_twitter] => Array ( [id_option] => 24 [name_option] => socmed_twitter [value_option] => https://x.com/panditfootball [desc_option] => @panditfootball ) ) 1
PANDIT FOOTBALL INDONESIA

Pemain Timnas Fiji Bekerja Paruh Waktu untuk Melawan Indonesia

Pemain Timnas Fiji Bekerja Paruh Waktu untuk Melawan Indonesia
Font size:

Untuk negara sekecil Fiji, sepakbola adalah hal besar. Sebentar, omong-omong kalian tahu di mana Fiji?

Fiji adalah negara kepulauan di Samudera Pasifik (petanya bisa kalian lihat di akhir tulisan ini). Meski berada di peringkat ke-181 di FIFA (per Agustus 2017), setidaknya mereka mampu menunjukkan kebesaran sepakbola karena pernah berlaga di Olimpiade 2016 cabang sepakbola putra.

Lolosnya Fiji ke Olimpiade 2016 ini adalah sejarah besar. Mereka mendapatkannya setelah menjuarai Pacific Games 2015.

Itulah kali pertama negara dari OFC (konfederasi sepakbola Oseania) selain Australia dan Selandia Baru lolos ke turnamen empat tahunan tersebut. Meski tidak sebesar Piala Dunia FIFA, tetap saja merupakan prestasi besar untuk negara di Samudera Pasifik tersebut.

Akan tetapi, mereka menjuarai Pacific Games dengan sedikit keberuntungan, “hanya” karena negara terkuat di konfederasi tersebut, Selandia Baru, didiskualifikasi pada fase semi-final.

Di semi-final, Selandia Baru sebenarnya menang 2-0 atas Vanuatu. Tapi karena mereka memainkan pemain ilegal, Deklan Wynne, maka mereka diberi status kalah dengan skor 3-0. Wynne sendiri dianggap ilegal karena bukan warga Selandia Baru, meski akhirnya ia mendapatkan status sebagai warga negara Selandia Baru setelah pertandingan tersebut.

Menghadapi Vanuatu yang merupakan “lawan yang ringan” di final, Fiji akhirnya menjuarai Pacific Games pada drama adu penalti setelah pertandingan berakhir imbang tanpa gol. Kalau pun Fiji kalah, sebenarnya Vanuatu akan mendapatkan gelar serupa. Jadi, ini benar-benar keberuntungan.

Ketatnya persaingan di Pasifik, hanya untuk dikalahkan Selandia Baru kemudian

Di antara negara-negara Oseania, Fiji merupakan negara yang cukup kuat. Mereka dua kali meraih posisi ketiga di Piala OFC, pada 1998 dan 2008. Bisa dibilang, mereka selalu memperebutkan status sebagai “si nomor dua” di Oseania di bawah Selandia Baru (peringkat 123 FIFA).

Saingan mereka dalam perebutan status ini adalah Kaledonia Baru (peringkat 145 FIFA), Tahiti (150), Kepulauan Solomon (155), dan Papua Nugini (164).

“Di Fiji, atau negara Pasifik lainnya, kami punya potensi,” kata Roy Krishna, kapten Fiji, dikutip dari The Guardian. “[Kepulauan] Solomon sangat bagus, Vanuatu dan PNG (Papua Nugini) sedang menanjak. Dan Tahiti, kamu tahu, mereka mewakili Oseania di Piala Konfederasi.”

“Ada banyak [pemain bertalenta], dan bahkan di negara kepulauan Pasifik lainnya, tapi kami tidak cukup beruntung keluar [berkembang] dari sana. Jadi pada akhirnya semua menghilang di kepulauan.”

Bayangkan jika Indonesia bergabung dengan OFC, mungkin negara-negara tersebut yang menjadi saingan kita, meskipun saya cukup percaya diri kita bisa menang... untuk kemudian menjadi nomor dua di bawah Selandia Baru.

Setelah Australia bergabung dengan AFC (Asia) hanya karena mereka ingin mencari tantangan baru dan untuk bisa lolos otomatis ke Piala Dunia, otomatis Selandia Baru selalu bisa merajai Oseania.

Sulitnya mencari pemain karena banyak di antara merka yang bekerja paruh waktu

Sulitnya mengembangkan sepakbola di Fiji ditunjukkan pelatih mereka saat ini, Christophe Gamel. Pelatih asal Prancis tersebut sempat menyebut pertandingan Fiji melawan Selandia Baru sebagai pertandingan “amatir melawan profesional”.

“Sepakbola Fiji tidak bisa dibandingkan dengan negara-negara seperti Prancis dan Italia karena sepakbola di Fiji masih amatir,” kata Gamel, dikutip dari The Fiji Times. “Sedangkan di Eropa, para pemain dibayar oleh kesebelasan dan di sini aku kehilangan banyak pemain karena komitmen pekerjaan mereka [yang lain], dan mereka tidak mendapatkan izin [dari kantornya untuk membela tim nasional].”

“Sangat sulit ketika kamu harus bermain di pertandingan kualifikasi Piala Dunia dan kamu tidak mendapatkan izin untuk meninggalkan pekerjaan. Aku pikir ini gila untukku.”

Mengomentari setiap pertandingan melawan Selandia Baru, ia pun pesimis: “Pertandingan selalu akan menjadi amatir vs profesional. Seringnya orang-orang sudah tahu hasilnya bagaimana.”

Dari sekian banyak pemain, memang beberapa di antara mereka adalah pemain profesional. Namun banyak juga yang merupakan pemain part-time seperti Christopher Wasasala (tentara), Epeli Saukuru (juga pemain sepakbola pantai), serta banyak yang merupakan nelayan atau buruh.

“Aku sangat berharap kami bisa mengontrak para pemain, tapi aku hanya bisa menyarankannya ke Fiji FA dan para petinggi, dan finansial harus lancar. Itu tidak mudah,” kata Gamel.

Tidak ada yang mau melawan Fiji

Selama 2017 ini, pertandingan persahabatan melawan Indonesia (2 September 2017) adalah pertandingan pertama mereka. Sedangkan pada 2016, mereka hanya memainkan empat pertandingan, termasuk imbang 1-1 melawan Malaysia pada 25 Juni 2016.

“Sayangnya kami belum memainkan pertandingan meski kami sudah melakukan pendekatan kepada beberapa negara, tapi mereka menolak bermain,” curhat Gamel.

“Aku tidak berkata jika aku memiliki sumber daya terbaik untuk menyiapkan tim dan jika aku berkata itu, maka aku bohong. Jujur saja, Fiji FA sudah melakukan yang terbaik untuk mendapatkan pertandingan-pertandingan persahabatan, tapi tawaran kami selalu ditolak,” katanya.

Sebelum melawan Indonesia, Gamel memang sempat berkata untuk melakukan perjalanan ke Asia Tenggara. “Aku akan melakukan perjalanan ke negara-negara lain untuk berdiskuis dan menemukan tim-tim di Indonesia, Qatar, dan Thailand.”

Setelah melawan timnas Indonesia, Fiji dijadwalkan akan menghadapi Persija Jakarta di Stadion Patriot, Bekasi, pada 4 September 2017.

Meski hanya menghadapi kesebelasan yang bukan tim nasional (artinya tidak akan masuk perhitungan peringkat FIFA), tapi setidaknya Fiji sudah merencanakan yang terbaik untuk memanfaatkan jeda internasional ini. Indonesia saja hanya memainkan satu pertandingan (melawan Fiji) dan itu pun Liga 1 masih berlangsung di tengah-tengah jeda internasional.

“Sangat penting memainkan pertandingan persahabatan dan jika kamu tidak mendapatkan hasil [positif], maka kamu akan menderita. Aku merasa kasihan dengan para pemainku, dan aku akan menderita bersama mereka,” tutup Gamel.

Jika Fiji menderita karena bersusah-payah hanya untuk mendapatkan lawan bertanding, lalu kita ini apa? Jika kalian masih penasaran di mana itu Fiji, silakan lihat peta di bawah ini:

Live Streaming Persahabatan Internasional Indonesia vs Fiji
Artikel sebelumnya Live Streaming Persahabatan Internasional Indonesia vs Fiji
Penyebab Barcelona Tak Jadi Boyong Coutinho
Artikel selanjutnya Penyebab Barcelona Tak Jadi Boyong Coutinho
Artikel Terkait