Array
(
    [article_data] => Array
        (
            [artikel_id] => 186757
            [slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/186757/PFB/151015/praktik-public-relations-dalam-sepak-bola
            [judul] => Praktik Public Relations dalam Sepakbola
            [isi] => Oleh: Stefanus Tulus Hasudungan

“If I was down to my last dollar, I’d spent it on Public Relations," -Bill Gates.

Adakah hubungan antara Public Relations dengan sepakbola? Banyak. Tanpa disadari, hal-hal seperti peluncuran situs resmi berbahasa Indonesia serta berbagai ucapan pada Hari Nasional Indonesia oleh berbagai kesebelasan Eropa, aksi Southampton FC via Twitter dalam ‘kasus’ jersey Saphir Taider, hingga pernyataan Chelsea FC yang menegaskan dukungan penuh untuk Jose Mourinho, merupakan sedikit contoh praktik Public Relations dalam dunia sepakbola.

Dewasa ini, istilah Public Relations (PR) sudah bukan lagi menjadi hal yang asing. Beragam pengertian dan penjelasan tentang PR sudah hilir-mudik indera pendengaran dan penglihatan. Untuk menyamakan persepsi dan mencegah bias tentang Public Relations, izinkan saya berbagi bekal ilmu yang saya dapatkan di Tanah Padjadjaran.

“Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang, atau suatu organisasi/badan.”

Definisi Howard Bonham di atas memberikan kita dua poin penting untuk memahami Public Relations: seni menciptakan pengertian publik dan memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang/organisasi/badan. 

Senada dengan semangat Jurnalistik, hal yang menjadi landasan dasar profesi Public Relations adalah memenuhi hak publik untuk mengetahui informasi yang sebenar-benarnya tentang seseorang/organisasi/badan. Itulah mengapa wartawan media dan Public Relations Officer (PRO) sebuah perusahaan sangat sering berinteraksi, entah lewat telepon genggam, maupun konferensi pers. Tujuannya untuk memenuhi hak publik untuk mengetahui informasi yang sebenar-benarnya tentang perusahaan tersebut.

Dalam sepakbola, ketika sebuah kesebelasan telah mendapatkan dukungan dan kepercayaan publik, hal yang selanjutnya dilakukan adalah menjaga hubungan yang harmonis dengan publik melalui kegiatan External Public Relations. Saya akan menjelaskan beberapa praktik External Public Relations yang dijalankan oleh kesebelasan-kesebelasan Eropa melalui website & social media.

Sebagai contoh, Juventus yang meluncurkan website resmi berbahasa Indonesia pada 8 September 2009, dan kesebelasan seperti Inter Milan (23 Juli 2011), Real Madrid (6 Februari 2012), Chelsea FC (11 Mei 2011), Barcelona (8 Mei 2013), Liverpool (10 Mei 2013), dan Manchester City (17 July 2013) seakan berlomba-lomba memuaskan penggemar mereka di Indonesia melalui asupan informasi tentang kesebelasan tersebut menggunakan bahasa ibu orang Indonesia. Tak cukup sampai di situ, kesebelasan-kesebelasan seperti Arsenal, AS Roma, Manchester United, dan Tottenham pun melahirkan akun Twitter resmi berbahasa Indonesia.

Banyaknya penggemar yang ada di Indonesia tentu saja menjadi alasan utama lahirnya hal-hal 'berbau' Indonesia dari kesebelasan-kesebelasan Eropa, bahkan penggemar Juventus di Indonesia dikabarkan merupakan penggemar Juventus terbanyak di dunia dengan 26 juta penggemar. Dari sini, PR berperan besar untuk memanjakan dan menjada pasar tersebut.

Dalam kacamata PR, Juventus tidak lekas puas dan membiarkan jutaan penggemar yang sudah dimiliki harus bersusah-payah menerjemahkan informasi dari laman resmi berbahasa Inggris dan Italia, ataupun menunggu akun fanbase Juventus Club Indonesia menerjemahkannya lewat kultwit. Dari situlah lahir situs resmi ataupun akun-akun social media berbahasa Indonesia lainnya.

Kesadaran pentingnya memberikan informasi teraktual klub yang mudah dicerna oleh penggemar di Indonesia menjadi amat vital. Selain karena kebutuhan penggemar akan informasi aktual dan mudah dicerna terpenuhi, perasaan dihargai dan diperhatikan oleh kesebelasan kesayangan tentu menjadi kepuasan batin bagi para fans Juventus di Indonesia.

Terlebih pada momen HUT RI ke 70 lalu, saat Juventus dan enam kesebelasan Eropa lainnya (beserta para pemain) turut mengucapkan selamat hari kemerdekaan bagi Indonesia lewat media sosial. Dampak hubungan harmonis yang terjalin antara kesebelasan-kesebelasan eropa dan penggemar di Indonesia, tak lain dan tak bukan adalah pertumbuhan jumlah fans, yang hampir serupa artinya dengan bertambahnya pendapatan klub, entah melalui penjualan official merchandise, hak siar, dan lain sebagainya.

Setelah mampu memuaskan kebutuhan penggemar akan infromasi klub dan menjaga keharmonisan dengan publik, PRO kesebelasan sepakbola professional juga dituntut memiliki kemampuan crisis management atau manajemen krisis yang mumpuni. Dimulai dari isu maupun kasus yang tergolong ringan hingga yang bisa memecah supporter bahkan kesebelasan itu sendiri.

Kasus  yang tergolong sederhana adalah peminjaman super singkat Saphir Taider dari Inter Milan di awal musim 2014/2015. Seorang fans yang telah mengeluarkan 65 poundsterling (sekitar 1,3 juta rupiah jika mengasumsikan 1 poundsterling = 20.000 rupiah) untuk jersey dengan name set “Taider” mengutarakan kekecewaannya lewat akun Twitter @JBridle2, satu jam setelah berita pembatalan kontrak peminjaman dipublikasikan Southampton.

Menilik dari sudut pandang ekonomi, sebenarnya Southampton sama sekali tidak bersalah dan tidak perlu memberikan kompensasi apapun dalam hal ini. Pembatalan kontrak peminjaman Saphir Taider sah menurut aturan transfer dan merupakan keputusan terbaik bagi kesebelsan dengan tidak mengontrak pemain yang gagal menunjukkan performa sesuai standar.  Lagi pula bukankah pembelian jersey dan name set juga dilakukan sepenuhnya secara sadar oleh sang penggemar sendiri?

PRO harus jeli melihat potensi dari adanya masalah. Tak cukup berpikir secara matematis dan ekonomis, PRO yang merupakan ‘wajah’ dari sebuah kesebelasan harus mampu mengambil keputusan yang membuat banyak orang melihat ‘sisi indah’ klub. Followers akun Twitter @SouthamptonFc berkisar 360ribu pada saat itu, dan hampir setiap jam puluhan bahkan ratusan mention masuk memenuhi notification. Perkara mudah untuk pura-pura tidak melihat mention fans @JBidle2 tersebut, namun seorang PRO yang handal mampu melihat peluang dan mengatasi masalah klub dengan bijaksana.

Pada akhirnya Southampton memberikan refund kepada fans tersebut dengan membawa jersey miliknya ke St. Mary Megastore. Alhasil, Twitter pun heboh, komentar-komentar positif dari pecinta sepakbola diseluruh penjuru dunia pun ditujukan pada klub yang membesarkan nama Matt Le Tissier ini.  Bahkan media yang cukup sensasional di Inggris, Daily Mirror pun turut memberitakan tindakan Southampton. Alih-alih ‘kehilangan’ 65 pounds, Southampton justru mendapatkan keuntungan yang jumlahnya lebih berharga dari segepok uang, yaitu public awareness & public recognition.

Selain dampak positif, praktik PR pun bisa menghasilkan dampak negatif. Contohnya kasus yang cukup berat, yang bahkan berpotensi memecah belah supporter, bisa kita lihat pada kasus Jose Mourinho setelah dihujam berbagai kritik dan kecaman pasca kekalahan 1-3 di kandang sendiri dari Southampton.

Pemberitaan media saat itu sungguh tidak berpihak pada Chelsea. Hampir semua headline berita online memojokkan Chelsea dan The Special One seperti berikut “Jose Mourinho will Quit Chelsea if he lose trust of his players following crisis talks” yang diciptakan harian Express atau “Jose Mourinho says Chelsea can sack him if they want..” yang diwartakan Dailymail.

Bersambung ke halaman berikutnya.



Lanjutan artikel Praktik Public Relations dalam Sepakbola

Iklim negatif seperti ini tentu akan mempengaruhi mental terutama para pemain Chelsea. Bayangkan, anda sebagai seorang pemain Chelsea yang baru saja menelan kekalahan di kandang, membuka smartphone dan melihat pemberitaan media bahwa manajer anda akan dipecat. Manajer anda akan mengundurkan diri akibat kegagalan anda dan kawan-kawan mengimpementasikan taktik dalam permainan. Pikiran anda dirundung ketidakpastian, yang berpotensi menyebabkan depresi bagi anda dan rekan satu tim lainnya.

Namun Chelsea FC tidak tinggal diam dan membiarkan isu ini perlahan melunturkan kepercayaan publik dan memecah belah internal. Pihak Chelsea pun akhirnya mengambil langkah yang sangat bijak dari kaca mata Public Relations dengan mengeluarkan pernyataan dukungan penuh terhadap Jose Mourinho dan skuat Chelsea lewat situs resmi Chelsea:

"Klub menaruh kepercayaan pada manajer dan skuat. Klub ingin menjelaskan bahwa Jose tetap mendapat dukungan penuh kami. Seperti yang dikatakan oleh Jose sendiri, tim tidak mendapat hasil yang cukup baik dan tim harus memperbaiki performa mereka. Namun, kami percaya bahwa kami punya manajer yang tepat untuk memperbaiki situasi yang terjadi di musim ini dan ia punya skuat untuk melakukannya."

Lewat pernyataan singkat tersebut, Chelsea FC dengan tegas menyatakan dukungannya pada manajer dan skuat, sekaligus membantah berita-berita negatif tentang isu pergantian pelatih, perpecahan dalam ruang ganti, dan ketidakharmonisan antara pemilik dan manajer. Dan Crisis Management yang dijalankan tim Public Relations Chelsea FC tersebut berbuah manis. Tak sampai satu hari setelah pernyataan resmi dirilis, pemberitaan media yang semula menyudutkan, perlahan mereda. Dan tentunya menuliskan pernyataan pihak Chelsea tersebut.

Dampak lebih jauh, setidaknya, kini Jose Mourinho dan skuat Chelsea bisa berlatih dengan lebih tenang, tanpa perlu lagi mengkhawatirkan rumor yang diberitakan media. Dan hal itu terjadi berkat praktik Public Relations.

Sejatinya, berbagai tindakan yang bertujuan mengeratkan hubungan sebuah badan/ perusahaan dengan publik, bisa dikatakan kegiatan External Public Relations. Dari riset yang saya lakukan, baru Persib Bandung, kesebelasan Indonesia yang rutin menjalankan praktik Public Relations lewat akun resmi Twitter mereka @persib.

Setiap pertandingan usai, @persib selalu mengucapkan terima kasih kepada para sponsor yang membantu pembiayaan klub. Tindakan yang terlihat sederhana itu sebenarnya berdampak luar biasa.

Pihak sponsor akan sangat senang melihat brand & produk miliknya ‘dipromosikan’ dan diakui oleh Persib dan Bobotoh. Sementara bagi Bobotoh, ini merupakan hal yang membanggakan, melihat kesebelasan kesayangannya memiliki kekuatan finansial yang stabil berkat dukungan para sponsor.

Dengan engagement seperti ini, Persib menurut saya pribadi telah berhasil melakukan kegiatan Public Relations yang sustain dan patut dicontoh oleh klub Indonesia lainnya. Seperti itulah bagaimana PR bekerja lewat sepakbola.
Anak muda yang mendalami dunia komunikasi konsultatif di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Rutin perform & menulis lagu untuk sebuah band alternative-rock. Beredar di dunia maya dengan akun Twitter @stefanusth92.
[gambar] => http://panditfootball.com/wp-content/uploads/2015/10/chelseaindo.png [tanggal] => 15 Oct 2015 [counter] => 9.065 [penulis] => panditsharing [penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing [penulis_desc] => Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com 1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan 2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word 3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll) 4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan) [penulis_initial] => PSH [kategori_id] => 454 [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => pandit-sharing [kategori_url] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing [user_url] => [user_fburl] => [user_twitterurl] => [user_googleurl] => [user_instagramurl] => ) [tags] => Array ( [0] => stdClass Object ( [artikel_id] => 186757 [tag_id] => 53 [tag_name] => Southampton [tag_slug] => southampton [status_tag] => [hitung] => 74 ) [1] => stdClass Object ( [artikel_id] => 186757 [tag_id] => 63 [tag_name] => Chelsea [tag_slug] => chelsea [status_tag] => [hitung] => 479 ) [2] => stdClass Object ( [artikel_id] => 186757 [tag_id] => 660 [tag_name] => persib bandung [tag_slug] => persib-bandung [status_tag] => [hitung] => 186 ) [3] => stdClass Object ( [artikel_id] => 186757 [tag_id] => 5864 [tag_name] => Public Relations [tag_slug] => public-relations [status_tag] => [hitung] => 1 ) ) [related_post] => Array ( [0] => Array ( [artikel_id] => 214585 [slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/214585/PFB/220131/orkes-orkes-lapangan-hijau [judul] => Orkes-Orkes Lapangan Hijau [isi] =>

Manusia memang telah lama menggunakan musik untuk berbagai fungsi sosial. Studi bertajuk “Form and Function in Human Song” yang digarap peneliti Harvard University dan Victoria University of Wellington, menyimpulkan bahwa musik dapat memicu reaksi emosional manusia.

Penelitian yang melibatkan ribuan pengguna internet dari 60 negara berbeda. Penelitian ini juga yang menunjukkan para pendengar dari berbagai belahan dunia dapat mengidentifikasi fungsi dari lagu tertentu. Identifikasi itu berdasarkan nada, melodi, tempo dan ketukan, walau tak mengerti betul arti liriknya.

Riset terbitan Current Biology ini memperlihatkan bahwa para responden lintas negeri mampu mengenali lagu mana yang digunakan untuk menenangkan bayi, menari, menyembuhkan penyakit atau mengekspresikan cinta. Sifat alami manusia yang kita bagi Bersama, memungkinkan untuk menjangkau hal itu. Artinya, musik juga terbukti mampu melampaui perbedaan budaya. Ia tak mengenal batas geografis dan zona waktu.

Selayaknya musik, sepak bola juga mampu menggapai ide dan pemikiran banyak orang. Aturan cara bermain atau Laws of the Game yang disepakati bersama adalah wujud manifestasi dari sifat sepak bola universal.

Kemiripannya musik dan sepakbola itu gemar berkolaborasi. Inilah yang memunculkan sesuatu agar bisa dinikmati siapa saja, baik di stadion-stadion maupun siaran televisi. Sebagai unsur hiburan, musik juga disajikan di upacara pembukaan ataupun laga pamungkas pesta sepakbola.

Baca juga: Dilema Siaran dan Kesehatan

Di gelaran Piala Dunia, Shakira pernah mendendangkan salah satu lagu resmi turnamen paling ikonik berjudul “Waka Waka” pada upacara penutupan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Penampilannya tak kalah ikonik dengan Ricky Martin kala menyanyikan lagu “Livin La Vida Loca” sebelum final Piala Dunia 1998 di Prancis.

Di pesta sepakbola terbesar benua biru, David Guetta pernah manggung sebelum laga Final Euro 2016 di Stade de France. Lalu ada lagu “Butter” milik boyband asal Korea, BTS, yang diputar di Stadion Wembley sebagai salah satu lagu final Euro 2020.

Sebagai seremonial, musik instrumental atau orkestra disetel melalui pengeras suara stadion-stadion dunia seraya mengantar kedua kesebelasan memasuki lapangan pertandingan. Contohnya adalah FIFA anthem. Juga ada UEFA Champions League anthem yang termahsyur. Ini adalah jenis musik yang membuat bulu roma banyak orang berdiri.

Tanyakan itu pada Cristiano Ronaldo atau Erling Braut Haaland yang sempat tertangkap kamera menyanyikan lagu karya Tony Britten di sejumlah momen sebelum sepak mula. Mereka merapal lirik dengan khidmat bak menyanyikan lagu kebangsaan negaranya sendiri. Konon, dikutip dari BBC News, Gareth Bale bahkan pernah berujar, salah satu alasannya bermain untuk Real Madrid adalah untuk memastikan dirinya mendengar langsung UCL anthem dari tengah lapangan.

Lalu kita juga mengenal national anthem. Musik yang wajib dikumandangkan pada laga-laga internasional. Tak ada yang meragukan kesakralan lagu Indonesia Raya yang berkumandang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Juga cara para pemain timnas Italia menyanyikan lagu kebangsaannya. Selalu berapi-api dan penuh energi yang berjudul “Fratelli de Italia”.

Dalam beberapa waktu terakhir, kita sering mendengar bagian riff lagu “Seven Nation Army” di stadion-stadion Eropa dan Amerika. Lagu milik Duo Rock asal Detroit, The White Stripes, pertama kali diperkenalkan sebagai lagu sepak bola oleh suporter Club Brugge pada 2006 silam.

Namun ia mulai benar-benar populer kala jadi lagu resmi pengantar gol di Euro 2012. Melodinya memang gampang disukai fans sepak bola. Sampai-sampai riff yang sama tetap dipertahankan sebagai Official Goal Song untuk gelaran Euro edisi 2016 dan 2020.

Sementara dalam bentuk yang paling berdikari, kita mengenalnya dengan nama chant. Hal ini merupakan musik yang berasal dari bangku penonton. Digunakan suporter sebagai mantra-mantra. Bisa untuk memacu semangat bertanding tim jagoan supaya bermain garang. Juga bisa dipakai tuk membikin ciut nyali tim lawan.

Bernyanyi bak paduan suara merupakan ritual wajib para fans di tribun-tribun stadion. Biasanya chant dinyanyikan dengan ditemani dentuman drum, lengkingan terompet, tepukan tangan atau bahkan tak menggunakan alat apa pun, alias modal pita suara. Maka Chant adalah jenis musik sepak bola yang ahli dalam menyebrangi daratan dan lautan.

Nyanyian “Allez Allez Allez” yang mulai identik dengan fans Liverpool contohnya. Selain di Inggris, gubahan chant ini juga dinyanyikan oleh fans Porto di Portugal, Napoli di Italia, Atletico Madrid di Spanyol, Glasgow Rangers di Skotlandia, bahkan Bali United di Indonesia!

Musik dan sepakbola memang mampu menembus ruang dan waktu. Meski miliaran penggila sepak bola dipisahkan oleh gunung dan laut, mungkin kita semua sepakat bahwa UCL anthem adalah lagu sepak bola termegah yang pernah ada.

Pun demikian dengan gairah penggawa Gli Azzurri saat merayakan lagu “Fratelli d`Italia”. Tentu saja ini subjektif. Tapi bagi saya yang tinggal 10.000 kilometer jauhnya dari tanah Italia, itu merupakan salah satu orkes terindah yang bisa dinikmati dari jagat sepak bola.

Simak juga:  Kota Kecil dan Mimpi Besar Villarreal!

 

Ganes Alyosha

*Penulis merupakan Quality Manager di perusahaan multinasional asal negara peraih 4 kali juara Piala Dunia. Bisa ditemui di twitter @ganesalyosha

 

Referensi:

 

https://www.cell.com/current-biology/comments/S0960-9822(17)31675-5

https://www.bbc.com/news/uk-england-london-53806965

[gambar] => https://panditfootball.com/images/large/2021pndt/fratteli%20de%20Italia.jpg [tanggal] => 31 Jan 2022 [counter] => 3.395 [penulis] => PanditFootball [penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/PanditFootball [penulis_desc] => Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis sepakbola, baik Indonesia maupun dunia. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pertandingan, taktik dan strategi, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya. Keragaman latar belakang dan disiplin ilmu para analis memungkinkan PFI untuk juga mengamati aspek kultur, sosial, ekonomi dan politik dari sepakbola. Akun twitter: @panditfootball contact: redaksi@panditfootball.com [penulis_initial] => PND [kategori_id] => 454 [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing ) [1] => Array ( [artikel_id] => 1792 [slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/1792/PFB/140121/stadion-utama-riau-antara-euforia-uang-dan-kekuasaan [judul] => Stadion Utama Riau: Antara Euforia, Uang, dan Kekuasaan [isi] =>

Oleh: Ramzy Muliawan

  Stadion adalah monumen untuk semua ayah yang sudah mati. Ia adalah monumen untuk para orang biasa. Demikian puisi seorang Belanda bernama Henk Spaan. Pada awalnya, stadion memang dibangun sebagai tempat yang sakral bagi tim sepak bola. Tapi stadion juga jadi tempat seorang ayah tertawa dan menangis, sembari memperkenalkan dunia sepak bola kepada anaknya. Dalam stadion, para suporter yang datang dari perantauan dapat melepaskan rindunya kepada klub pujaan dan melebur dengan mereka-mereka yang mengenakan identitas sama. Entah itu warna tim, atau sekadar gambar pada logo klub. Stadion adalah tempat suporter suatu klub, tanpa malu-malu, bisa bernyanyi dan bergoyang mendukung klub kesayangannya. Sampai batas tertentu, stadion juga menjadi arena ekspresi kebencian pada satu klub tertentu. Stadion adalah suatu entitas. Suatu institusi sosial yang adiluhung: menggambarkan kekuatan, kebesaran dan kekuatan suatu klub atau negara. Tapi bagaimana jika stadion itu kosong melompong selama bertahun-tahun? Apa jadinya jika stadion hanya dipakai sekali, lalu dibiarkan begitu saja? Inilah yang terjadi pada Stadion Utama Riau, Pekanbaru. Awalnya, stadion berkapasitas 40,000 tempat duduk ini digadang-gadang sebagai stadion masa depan. Dengan arsitektur ciri khas kebudayaan Melayu Riau, yaitu sampan dan dua patung songkok –tutup kepala khas Melayu– di pintu masuknya, Stadion Utama dipuji-puji sebagai mahakarya anak bangsa di provinsi kaya minyak ini. Bahkan, anggaran pembangunannya pun tak tanggung-tanggung, mencapai 900 miliar rupiah! Ini setara dengan enam kali biaya pembangunan Stadion Si Jalak Harupat di Bandung, yang “cuma” mencapai 135 milyar rupiah. Tak heran pula ada yang menggodok wacana pengusulan stadion ini menjadi salah satu stadion terbaik dunia. Bukan apa-apa, rumputnya dibeli khusus dari Australia. Jika pemerintah pusat  mengimpor sapi dari sana, maka warga Riau kebagian jatah rumputnya saja. Sementara itu, bangkunya diimpor langsung dari Malaysia, diborong bersama papan skor. Konon katanya, kursi di stadion ini juga tahan api. Entah benar entah tidak. Namun yang jelas, tentu pembangunan stadion ini telah menggelontorkan fulus yang tak sedikit. Namun, angka tetaplah angka, yang hanya berbicara di atas kertas, tidak di lapangan. Di balik pembangunan stadion ini, tersimpan sebuah elegi pahit. Stadion Utama awalnya memang dibangun untuk menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 yang berlangsung di bumi bertuah ini. Menjelang berlangsungnya pekan olahraga tahunan itu, Kualifikasi Piala Asia AFC U-22 digelar terlebih dahulu. Kala itu Indonesia memang mendapat kehormatan menjadi tuan rumah. Kehormatan yang pahit, karena kita sendiri gagal melaju ke putaran final setelah ditekuk Jepang 1-5. Stadion Utama pun mulai kerap jadi pembicaraan warga Riau yang bangga dengannya. Bahkan, menyebar kasak-kusuk bahwa kelak PSPS Pekanbaru akan bermain di stadion ini. Acara pembukaan PON yang megah meriah pun dilangsungkan di Stadion Utama.Tapi, final cabang sepak bola PON justru digelar nun jauh di sebelah utara kota, di Stadion Kaharuddin Nasution, kandang PSPS. Selepas PON, barulah terkuak kasus suap yang menyeret  pejabat-pejabat Pemerintah Provinsi. Bahkan Gubernur Rusli Zainal pun terpaksa mendekam di hotel prodeo karena kena getah skandal ini. Bagaimana nasib Stadion Utama? Selepas PON memang baru terkuak bahwa Pemprov Riau mempunyai utang yang tak langsai  ke kontraktor stadion. Utang ini mencapai Rp 100 miliar. Tak heran jika untuk menyelamatkan muka Indonesia di mata dunia, Islamic Solidarity Games pun dipindahkan dari Pekanbaru ke Palembang. Stadion Utama semakin ditinggalkan. Seusai pesta megah pembukaan PON, tak ada lagi pertandingan sepak bola digelar di stadion ini. Kini nasibnya pun kian tak jelas dari hari ke hari. Kontraktor yang berang, membentangkan spanduk tagihan di area taman hijau dekat bangunan stadion. Satu demi satu ubin stadion lepas dari tempatnya. Fasilitas umum, yang seharusnya dimanfaatkan oleh rakyat, menjadi suatu elegi pahit. Stadion Utama terpisahkan dengan jiwanya –para suporter dan orang-orang biasa-- oleh uang dan kekuasaan. Perlahan tapi pasti, Stadion Utama menjadi sesuatu yang telah mangkrak. Tak ada pesepakbola yang bermain di sini. Orang-orang yang datang dan pergi hanyalah para pedagang yang menjajakan dagangannya, geng motor yang kebut-kebutan di jalan aspal (yang tentu saja dibangun dengan APBD provinsi), pasangan muda mesum, dan Satpol PP yang meraung-raung sana sini mencari para bromocorah kecil yang menangguk di air keruh. Stadion Utama adalah korban euforia, uang dan kekuasaan. Semenjak awal, pembangunannya diselimuti euforia hebat dari warga Riau yang telah lama mengidam-idamkan modernitas di provinsi ini. Janji-janji manis dilempar oleh pemerintah yang mengatakan bahwa pembukaan Stadion Utama untuk umum adalah bukti “pemerataan pembangunan”. Namun yang terjadi adalah para pejabat meratakan duit anggaran kepada kolega-kolega mereka. Kekuasaan telah menyedot seluruh harapan masyarakat untuk menyaksikan laga sepak bola kelas dunia di stadion ini. Euforia pun surut, tertelan dengan kasus yang satu demi satu menampar muka para elit yang haus kekuasaan.
Mungkin, Stadion Utama belum sesakral Old Trafford atau seikonik Gelora Bung Karno. Namun, biarlah ia tegak berdiri di sana. Bukan sebagai monumen untuk orang-orang biasa yang merindukan sepakbola. Tapi sebagai batu penanda bahwa spesies bernama manusia pernah begitu rakus dan tamak terhadap uang dan kekuasaan.   Tulisan ini dikirim oleh:
Ramzy Muliawan, seorang pelajar dan (pura-pura) penulis sepak bola. Suporter Semen Padang dan pengagum Juventus. Biasa berkicau di @ramzymuliawan.       [gambar] => http://www.panditfootball.com/wp-content/uploads/2014/01/stadion1.jpg [tanggal] => 21 Jan 2014 [counter] => 9.955 [penulis] => redaksi [penulis_foto] => https://panditfootball.com/assets/images/logo/Logo-transparent.png [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/redaksi [penulis_desc] => contact: redaksi[at]panditfootball.com [penulis_initial] => RDK [kategori_id] => 454 [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing ) ) [prev_post] => Array ( [artikel_id] => 186743 [slug] => https://panditfootball.com/article/show/cerita/186743/PFB/151015/bukan-keberuntungan-yang-bawa-albania-ke-piala-eropa [judul] => Bukan Keberuntungan yang Bawa Albania ke Piala Eropa [isi] => Albania dan Serbia berfoto bersama sebelum pertandingan di Elbasan, 8 Oktober lalu. Seratus pelajar Serbia di Albania pun menonton langsung di Elbasan Arena sebagai tamu undangan Edi Rama, presiden Albania. Semuanya dilakukan sebagai gesture persahabatan dari sebuah pertandingan antara dua kesebelasan yang setahun sebelumnya diwarnai kerusuhan di lapangan. Semua itu, dan penjagaan ketat pihak keamanan, tidak mengubah satu fakta: kemenangan atas Serbia akan terasa sangat manis bagi Albania. Pertama, karena kemenangan itu akan mengantar Albania lolos ke Piala Eropa untuk kali pertama. Kedua, karena Albania memastikan kelolosannya di atas kekalahan Serbia. Sebagai catatan: Albania dan Serbia berada di sisi yang berseberangan mengenai kemerdekaan Kosovo. Konflik politik terbawa ke sepakbola. Skenario sempurna sudah ada di depan mata. Namun semuanya tidak berjalan sesuai rencana. Albania batal berpesta di Elbasan. Serbia mencetak kedua gol kemenangan mereka setelah menit ke-90; lewat Aleksandar Kolarov 90+0.19 dan Adem Ljajic 90+3.12. Serbia merayakan pesta kecil di atas batalnya pesta besar Albania. Namun kekalahan di Elbasan pada akhirnya terbukti tidak lebih dari pesta yang tertunda tiga hari saja. Sepanjang putaran kualifikasi, Albania tampil rapat di pertahanan dalam formasi 4-5-1. Karenanya, tidak pernah Albania menang dengan selisih lebih dari satu gol. Bahkan hanya dalam satu pertandingan saja Albania mencetak dua gol; saat menang kandang melawan Armenia, 29 Maret 2015. Pada pertandingan terakhir Grup I, Albania menang tiga gol tanpa balas melawan Armenia. Tiga hari setelah gagal mengunci kelolosan dengan mengalahkan Serbia di Elbasan, Albania berpesta setelah menang meyakinkan atas Armenia di Yerevan. Karenanya Albania lolos ke Prancis sebagai runner-up Grup I, di belakang Portugal dan di atas Denmark. “Ketika saya katakan Albania akan lolos, orang-orang menertawakan saya,” kata Gianni De Biasi, pelatih kepala Albania. Wajar orang-orang berpikiran demikian. Albania memang kesebelasan kecil. Memiliki sejarah nyaris lolos pun tidak. Ditambah lagi mereka berada satu grup dengan Portugal, Denmark, dan Serbia yang di atas kertas jauh lebih kuat. Yang lebih wajar dari pesimisme terhadap Albania adalah luapan emosi kapten kesebelasan, Lorik Cana. “Walau mengalahkan kami, mereka (Serbia) akan menonton kami di Prancis sambil minum bir di depan teve,” ujar Cana. Ia termasuk beberapa pemain Albania yang dapat membela Kosovo, negara yang kemerdekaannya tidak diakui Serbia. Orang-orang berhak berargumen Albania beruntung. Karena memang demikian. Tiga dari 14 angka yang mereka raih berasal dari pertandingan yang tidak selesai. Kerusuhan di Beograd membuat UEFA menjatuhkan hukuman pemotongan tiga angka kepada Serbia dan menghadiahi Albania dengan kemenangan 3-0. Tanpa tiga angka dari Beograd, Albania hanya akan menduduki peringkat ketiga, satu angka di belakang Denmark. Namun jelas tidak sepenuhnya Albania lolos karena keberuntungan. Faktor keberuntungan kecil sumbangannya; hanya 21,43% saja. Sebelas angka lainnya Albania raih dengan permainan disiplin yang membawa mereka menang kandang di Portugal, dua kali bermain imbang dengan Denmark, dan dua kali menang atas Armenia. Tinggal kita nantikan saja sejauh mana permainan serupa membawa Albania melaju di putaran final nanti. [gambar] => http://panditfootball.com/wp-content/uploads/2015/10/Albania.jpg [tanggal] => 15 Oct 2015 [counter] => 2.892 [penulis] => Taufik Nur Shidiq [penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/large/2022/Agustus%202022/Logo-transparent.png [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/Taufik [penulis_desc] => [penulis_initial] => TNS [kategori_id] => 392 [kategori_name] => Cerita [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita ) [next_post] => Array ( [artikel_id] => 186765 [slug] => https://panditfootball.com/article/show/berita/186765/PFB/151015/efek-klopp-dinanti-dan-dikhawatirkan [judul] => Efek Klopp: Dinanti dan Dikhawatirkan [isi] => Sejak kalah tandang dari Manchester United di pekan pertama, Tottenham Hotpsur belum pernah kehilangan angka. Tottenham mengumpulkan 13 angka dari tujuh pertandingan Premier League terakhir mereka. Sembilan di antaranya datang dari tiga kemenangan beruntun, yang salah satu di antaranya adalah kemenangan telak 4-1 atas Manchester City di White Hart Lane. Tottenham akan menjalani pertandingan kesembilannya di stadion yang sama, melawan Liverpool yang berpisah dengan manajernya belum lama ini. Liverpool sudah tiga kali menang musim ini, sama dengan Tottenham. Namun dua di antaranya mereka raih di dua pertandingan pertama. Dalam enam pertandingan Premier League terakhirnya, Liverpool hanya satu kali meraih kemenangan, tiga kali bermain imbang, dan dua kali kalah. Namun catatan tersebut sepertinya tidak akan berpengaruh banyak karena Liverpool sekarang sudah ditangani manajer baru, Jürgen Klopp. “Ia memberi banyak informasi dan sebagai pemain kami harus banyak mendengarkan sekarang, serta belajar menerapkan perintahnya di dalam dan di luar lapangan,” ujar Lucas Leiva, pemain tengah Liverpool, sebagaimana dikutip dari situs resmi Liverpool. “Semuanya berjalan sangat baik, sangat positif, dan mudah-mudahan kami dapat terus seperti ini. Ia tampak sangat bergairah – ia memberi semua yang ia miliki dan ia meminta para pemain melakukan hal yang sama. Ia selalu meminta kami untuk giat dan bersikap agresif terhadap diri sendiri. Selalu lebih baik, selalu berlari sepuluh meter lebih jauh, karena itu kunci kesuksesan. Itulah yang ia sampaikan kepada kami beberapa hari belakangan.” Masih menurut Leiva, keberadaan Klopp di Liverpool membuat para pemain memiliki semangat untuk berkembang, baik sebagai individu atau bagian dari kesebelasan. Semangat untuk menjadi lebih baik inilah yang Leiva harapkan dapat menjadi kunci kesuksesan kesebelasan berjuluk The Reds tersebut. Walau demikian, Leiva merasa tidak perlu buru-buru. “Ia sangat sukses di kesebelasan terakhirnya, Borussia Dortmund,” ujar Leiva. “Tentu saja ketika manajer sepertinya datang, Anda selalu akan mendapat banyak harapan. Ini adalah permulaan baru untuk setiap pemain. CV-nya mengagumkan. Jadi saya rasa semua pemain sangat bersemangat untuk belajar dengannya dan berkembang sebagai pemain dan sebagai kesebelasan, karena hanya dengan itulah kami akan mencapai tujuan kami ... Jika kami meraih kesuksesan yang sama dengan Dortmund seperti ketika Klopp masih di sana, semua orang akan bahagia. Itulah mengapa kami sangat yakin mengenai ini. Masih awal; kami harus banyak mendengarkan dan menyerap semua informasi yang ia berikan secepat mungkin. Barulah kemudian kami akan mampu menerjemahkan di lapangan apa yang ia inginkan.” Terlepas dari akan berhasil atau tidaknya para pemain Liverpool menerjemahkan instruksi Klopp dengan baik di pertandingan pertama manajer berkebangsaan Jerman tersebut, keberadaan Klopp membuat lawan menjadi lebih waspada. Harry Kane, kapten ketiga Tottenham, mengakuinya. Kane beranggapan bahwa keberadaan Klopp akan membuat para pemain Liverpool lebih bersemangat, dan karenanya lebih berbahaya. Walau demikian ia tidak khawatir karena kesebelasannya sedang dalam performa yang baik. “Dalam beberapa pertandingan pertama setelah pengangkatan manajer (baru) semua pemain berusaha memberi kesan, jadi mereka mungkin akan bekerja 5% lebih keras dari biasanya. Kami tahu itu,” ujar Kane sebagaimana diwartakan The Guardian. “Para pemain Liverpool di Tim Nasional Inggris tidak sabar untuk kembali dan mulai bekerja di bawah arahannya. Namun kami telah merepotkan semua kesebelasan yang kami lawan musim ini sejauh ini dan itu adalah indikasi bahwa kami memainkan taktik manajer dengan baik dan cukup bugar untuk melakukannya. Dan itulah yang harus kami lakukan lagi di hari Sabtu. Tentu saja Liverpool dengan manajer barunya, akan sangat bersemangat. Namun kami tahu apa yang harus kami lakukan.” Pertandingan akan disiarkan pukul 18:45 WIB. Untuk jadwal lengkap siaran langsung pertandingan sepakbola, silakan klik tautan ini. [gambar] => http://panditfootball.com/wp-content/uploads/2015/10/Kloppo1.jpg [tanggal] => 15 Oct 2015 [counter] => 2.182 [penulis] => Taufik Nur Shidiq [penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/large/2022/Agustus%202022/Logo-transparent.png [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/Taufik [penulis_desc] => [penulis_initial] => TNS [kategori_id] => 599 [kategori_name] => Berita [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita ) [categories] => Array ( [0] => Array ( [kategori_id] => 18 [kategori_name] => Editorial [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/editorial [status] => 1 [counter] => 203 ) [1] => Array ( [kategori_id] => 4969 [kategori_name] => Advetorial [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/advetorial [status] => 1 [counter] => 46 ) [2] => Array ( [kategori_id] => 6729 [kategori_name] => tentang [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/tentang [status] => 1 [counter] => 0 ) [3] => Array ( [kategori_id] => 334 [kategori_name] => Sains [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/sains-bola [status] => 1 [counter] => 183 ) [4] => Array ( [kategori_id] => 454 [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing [status] => 1 [counter] => 613 ) [5] => Array ( [kategori_id] => 6719 [kategori_name] => Terbaru [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/terbaru [status] => 1 [counter] => 0 ) [6] => Array ( [kategori_id] => 599 [kategori_name] => Berita [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita [status] => 1 [counter] => 3271 ) [7] => Array ( [kategori_id] => 151 [kategori_name] => Fantasy Premier League [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/fpl-football-culture [status] => 1 [counter] => 930 ) [8] => Array ( [kategori_id] => 1385 [kategori_name] => Jadwal Siaran Televisi [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/jadwal-siaran-televisi [status] => 1 [counter] => 2 ) [9] => Array ( [kategori_id] => 3 [kategori_name] => Analisis [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/analisa-pertandingan [status] => 1 [counter] => 1270 ) [10] => Array ( [kategori_id] => 5 [kategori_name] => Football Culture [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/football-culture [status] => 1 [counter] => 31 ) [11] => Array ( [kategori_id] => 2049 [kategori_name] => Nasional [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/nasional [status] => 1 [counter] => 87 ) [12] => Array ( [kategori_id] => 392 [kategori_name] => Cerita [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita [status] => 1 [counter] => 3163 ) ) [populer_tag] => Array ( [0] => stdClass Object ( [tag_id] => 20 [tag_name] => EPL [tag_slug] => epl [status_tag] => 0 [hitung] => 1279 ) [1] => stdClass Object ( [tag_id] => 7021 [tag_name] => Indonesia [tag_slug] => indonesia [status_tag] => 2 [hitung] => 867 ) [2] => stdClass Object ( [tag_id] => 6143 [tag_name] => Manchester United [tag_slug] => manchester-united [status_tag] => 0 [hitung] => 639 ) [3] => stdClass Object ( [tag_id] => 6502 [tag_name] => Liga Champions Eropa [tag_slug] => liga-champions-eropa [status_tag] => 0 [hitung] => 495 ) [4] => stdClass Object ( [tag_id] => 63 [tag_name] => Chelsea [tag_slug] => chelsea [status_tag] => [hitung] => 479 ) [5] => stdClass Object ( [tag_id] => 42 [tag_name] => Arsenal [tag_slug] => arsenal [status_tag] => [hitung] => 474 ) ) [populer_sidebar] => Array ( [0] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/taktik/215443/PFB/240317/sekarang-thiago-motta-tidak-akan-diejek-lagi [judul] => Sekarang, Thiago Motta Tidak Akan Diejek Lagi [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/2022/FI%20BOLOGNSA.jpeg [tanggal] => 17 Mar 2024 [counter] => 7.470 ) [1] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/analisa-pertandingan/215427/PFB/240117/indonesia-vs-irak-mengapa-wasit-tidak-menganulir-gol-kedua-irak [judul] => Indonesia vs Irak : Mengapa Wasit Tidak Menganulir Gol Kedua Irak [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FPL%202023-2024/WhatsApp%20Image%202024-01-16%20at%2010.26.01%20PM.jpeg [tanggal] => 17 Jan 2024 [counter] => 5.399 ) [2] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/analisa-pertandingan/215442/PFB/240302/siapa-bisa-hentikan-inter-di-serie-a [judul] => Siapa Bisa Hentikan Inter di Serie A? [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/2022/Italia/FI%20-%20Dominasi%20Inter.jpeg [tanggal] => 02 Mar 2024 [counter] => 4.889 ) [3] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/cerita/215428/PFB/240117/eritrea-dan-kisah-pemain-yang-kabur-dari-negaranya [judul] => Eritrea dan Kisah Pemain yang Kabur dari Negaranya  [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/Afrika/FI%20ERITREA.jpeg [tanggal] => 17 Jan 2024 [counter] => 1.911 ) ) [terbaru_sidebar] => Array ( [0] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215481/PFB/240923/ [judul] => Penunjuk Jalan Menuju Panah Hijau di FPL [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20PENUNJUK%20JALAN.png [tanggal] => 23 Sep 2024 [counter] => 277 [penulis] => panditsharing [penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing ) [1] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215487/PFB/240918/ [judul] => Simulasi Pemain Timnas Jadi Aset FPL [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20SIMULASI%20PEMAIN%20TIMNAS%20JADI%20ASET%20FPL.png [tanggal] => 18 Sep 2024 [counter] => 208 [penulis] => panditsharing [penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing ) [2] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215482/PFB/240912/ [judul] => Kupas Misteri Naik Turun Harga Aset di FPL [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20HARGA%20ASET.png [tanggal] => 12 Sep 2024 [counter] => 389 [penulis] => panditsharing [penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing ) [3] => Array ( [slug] => https://panditfootball.com/pandit-sharing/215480/PFB/240912/ [judul] => Dilema Kepemilikan Erling Haaland: Madu atau Racun? [gambar] => https://panditfootball.com/images/large/FI%20-%20PANDIT%20SHARING%20FPL/PS%20-%20HAALAND%20MADU%20ATAU%20RACUN.png [tanggal] => 12 Sep 2024 [counter] => 618 [penulis] => panditsharing [penulis_foto] => https://panditfootball.com/images/attach/panditsharingsmall.jpg [penulis_slug] => https://panditfootball.com/profil/panditsharing [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing ) ) [categories_with_count] => Array ( [0] => Array ( [kategori_id] => 18 [kategori_name] => Editorial [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/editorial [status] => 1 [counter] => 203 ) [1] => Array ( [kategori_id] => 4969 [kategori_name] => Advetorial [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/advetorial [status] => 1 [counter] => 46 ) [2] => Array ( [kategori_id] => 6729 [kategori_name] => tentang [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/tentang [status] => 1 [counter] => 0 ) [3] => Array ( [kategori_id] => 334 [kategori_name] => Sains [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/sains-bola [status] => 1 [counter] => 183 ) [4] => Array ( [kategori_id] => 454 [kategori_name] => PanditSharing [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/pandit-sharing [status] => 1 [counter] => 613 ) [5] => Array ( [kategori_id] => 6719 [kategori_name] => Terbaru [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/terbaru [status] => 1 [counter] => 0 ) [6] => Array ( [kategori_id] => 599 [kategori_name] => Berita [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/berita [status] => 1 [counter] => 3271 ) [7] => Array ( [kategori_id] => 151 [kategori_name] => Fantasy Premier League [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/fpl-football-culture [status] => 1 [counter] => 930 ) [8] => Array ( [kategori_id] => 1385 [kategori_name] => Jadwal Siaran Televisi [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/jadwal-siaran-televisi [status] => 1 [counter] => 2 ) [9] => Array ( [kategori_id] => 3 [kategori_name] => Analisis [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/analisa-pertandingan [status] => 1 [counter] => 1270 ) [10] => Array ( [kategori_id] => 5 [kategori_name] => Football Culture [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/football-culture [status] => 1 [counter] => 31 ) [11] => Array ( [kategori_id] => 2049 [kategori_name] => Nasional [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/nasional [status] => 1 [counter] => 87 ) [12] => Array ( [kategori_id] => 392 [kategori_name] => Cerita [kategori_slug] => https://panditfootball.com/kategori/cerita [status] => 1 [counter] => 3163 ) ) [meta_title] => Praktik Public Relations dalam Sepakbola [meta_desc] => Oleh: Stefanus Tulus Hasudungan ... [meta_keyword] => Southampton,Chelsea,persib bandung,Public Relations [meta_image] => http://panditfootball.com/wp-content/uploads/2015/10/chelseaindo.png [meta_url] => https://panditfootball.com/article/show/pandit-sharing/186757/PFB/151015/assets/images/logo/pandit-logo-faveicon.ico [js_custom_page] => [socmed_facebook] => [socmed_instagram] => Array ( [id_option] => 26 [name_option] => socmed_instagram [value_option] => https://www.instagram.com/panditfootball/ [desc_option] => @panditfootball ) [socmed_youtube] => Array ( [id_option] => 25 [name_option] => socmed_youtube [value_option] => https://www.youtube.com/@pandit.football [desc_option] => @pandit.football ) [socmed_twitter] => Array ( [id_option] => 24 [name_option] => socmed_twitter [value_option] => https://x.com/panditfootball [desc_option] => @panditfootball ) ) 1
PANDIT FOOTBALL INDONESIA

Praktik Public Relations dalam Sepakbola

Praktik Public Relations dalam Sepakbola
Font size:

Oleh: Stefanus Tulus Hasudungan

“If I was down to my last dollar, I’d spent it on Public Relations," -Bill Gates. Adakah hubungan antara Public Relations dengan sepakbola? Banyak. Tanpa disadari, hal-hal seperti peluncuran situs resmi berbahasa Indonesia serta berbagai ucapan pada Hari Nasional Indonesia oleh berbagai kesebelasan Eropa, aksi Southampton FC via Twitter dalam ‘kasus’ jersey Saphir Taider, hingga pernyataan Chelsea FC yang menegaskan dukungan penuh untuk Jose Mourinho, merupakan sedikit contoh praktik Public Relations dalam dunia sepakbola. Dewasa ini, istilah Public Relations (PR) sudah bukan lagi menjadi hal yang asing. Beragam pengertian dan penjelasan tentang PR sudah hilir-mudik indera pendengaran dan penglihatan. Untuk menyamakan persepsi dan mencegah bias tentang Public Relations, izinkan saya berbagi bekal ilmu yang saya dapatkan di Tanah Padjadjaran. “Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang, atau suatu organisasi/badan.” Definisi Howard Bonham di atas memberikan kita dua poin penting untuk memahami Public Relations: seni menciptakan pengertian publik dan memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang/organisasi/badan. Senada dengan semangat Jurnalistik, hal yang menjadi landasan dasar profesi Public Relations adalah memenuhi hak publik untuk mengetahui informasi yang sebenar-benarnya tentang seseorang/organisasi/badan. Itulah mengapa wartawan media dan Public Relations Officer (PRO) sebuah perusahaan sangat sering berinteraksi, entah lewat telepon genggam, maupun konferensi pers. Tujuannya untuk memenuhi hak publik untuk mengetahui informasi yang sebenar-benarnya tentang perusahaan tersebut. Dalam sepakbola, ketika sebuah kesebelasan telah mendapatkan dukungan dan kepercayaan publik, hal yang selanjutnya dilakukan adalah menjaga hubungan yang harmonis dengan publik melalui kegiatan External Public Relations. Saya akan menjelaskan beberapa praktik External Public Relations yang dijalankan oleh kesebelasan-kesebelasan Eropa melalui website & social media. Sebagai contoh, Juventus yang meluncurkan website resmi berbahasa Indonesia pada 8 September 2009, dan kesebelasan seperti Inter Milan (23 Juli 2011), Real Madrid (6 Februari 2012), Chelsea FC (11 Mei 2011), Barcelona (8 Mei 2013), Liverpool (10 Mei 2013), dan Manchester City (17 July 2013) seakan berlomba-lomba memuaskan penggemar mereka di Indonesia melalui asupan informasi tentang kesebelasan tersebut menggunakan bahasa ibu orang Indonesia. Tak cukup sampai di situ, kesebelasan-kesebelasan seperti Arsenal, AS Roma, Manchester United, dan Tottenham pun melahirkan akun Twitter resmi berbahasa Indonesia. Banyaknya penggemar yang ada di Indonesia tentu saja menjadi alasan utama lahirnya hal-hal 'berbau' Indonesia dari kesebelasan-kesebelasan Eropa, bahkan penggemar Juventus di Indonesia dikabarkan merupakan penggemar Juventus terbanyak di dunia dengan 26 juta penggemar. Dari sini, PR berperan besar untuk memanjakan dan menjada pasar tersebut. Dalam kacamata PR, Juventus tidak lekas puas dan membiarkan jutaan penggemar yang sudah dimiliki harus bersusah-payah menerjemahkan informasi dari laman resmi berbahasa Inggris dan Italia, ataupun menunggu akun fanbase Juventus Club Indonesia menerjemahkannya lewat kultwit. Dari situlah lahir situs resmi ataupun akun-akun social media berbahasa Indonesia lainnya. Kesadaran pentingnya memberikan informasi teraktual klub yang mudah dicerna oleh penggemar di Indonesia menjadi amat vital. Selain karena kebutuhan penggemar akan informasi aktual dan mudah dicerna terpenuhi, perasaan dihargai dan diperhatikan oleh kesebelasan kesayangan tentu menjadi kepuasan batin bagi para fans Juventus di Indonesia. Terlebih pada momen HUT RI ke 70 lalu, saat Juventus dan enam kesebelasan Eropa lainnya (beserta para pemain) turut mengucapkan selamat hari kemerdekaan bagi Indonesia lewat media sosial. Dampak hubungan harmonis yang terjalin antara kesebelasan-kesebelasan eropa dan penggemar di Indonesia, tak lain dan tak bukan adalah pertumbuhan jumlah fans, yang hampir serupa artinya dengan bertambahnya pendapatan klub, entah melalui penjualan official merchandise, hak siar, dan lain sebagainya. Setelah mampu memuaskan kebutuhan penggemar akan infromasi klub dan menjaga keharmonisan dengan publik, PRO kesebelasan sepakbola professional juga dituntut memiliki kemampuan crisis management atau manajemen krisis yang mumpuni. Dimulai dari isu maupun kasus yang tergolong ringan hingga yang bisa memecah supporter bahkan kesebelasan itu sendiri. Kasus  yang tergolong sederhana adalah peminjaman super singkat Saphir Taider dari Inter Milan di awal musim 2014/2015. Seorang fans yang telah mengeluarkan 65 poundsterling (sekitar 1,3 juta rupiah jika mengasumsikan 1 poundsterling = 20.000 rupiah) untuk jersey dengan name set “Taider” mengutarakan kekecewaannya lewat akun Twitter @JBridle2, satu jam setelah berita pembatalan kontrak peminjaman dipublikasikan Southampton. Menilik dari sudut pandang ekonomi, sebenarnya Southampton sama sekali tidak bersalah dan tidak perlu memberikan kompensasi apapun dalam hal ini. Pembatalan kontrak peminjaman Saphir Taider sah menurut aturan transfer dan merupakan keputusan terbaik bagi kesebelsan dengan tidak mengontrak pemain yang gagal menunjukkan performa sesuai standar.  Lagi pula bukankah pembelian jersey dan name set juga dilakukan sepenuhnya secara sadar oleh sang penggemar sendiri? PRO harus jeli melihat potensi dari adanya masalah. Tak cukup berpikir secara matematis dan ekonomis, PRO yang merupakan ‘wajah’ dari sebuah kesebelasan harus mampu mengambil keputusan yang membuat banyak orang melihat ‘sisi indah’ klub. Followers akun Twitter @SouthamptonFc berkisar 360ribu pada saat itu, dan hampir setiap jam puluhan bahkan ratusan mention masuk memenuhi notification. Perkara mudah untuk pura-pura tidak melihat mention fans @JBidle2 tersebut, namun seorang PRO yang handal mampu melihat peluang dan mengatasi masalah klub dengan bijaksana. Pada akhirnya Southampton memberikan refund kepada fans tersebut dengan membawa jersey miliknya ke St. Mary Megastore. Alhasil, Twitter pun heboh, komentar-komentar positif dari pecinta sepakbola diseluruh penjuru dunia pun ditujukan pada klub yang membesarkan nama Matt Le Tissier ini.  Bahkan media yang cukup sensasional di Inggris, Daily Mirror pun turut memberitakan tindakan Southampton. Alih-alih ‘kehilangan’ 65 pounds, Southampton justru mendapatkan keuntungan yang jumlahnya lebih berharga dari segepok uang, yaitu public awareness & public recognition. Selain dampak positif, praktik PR pun bisa menghasilkan dampak negatif. Contohnya kasus yang cukup berat, yang bahkan berpotensi memecah belah supporter, bisa kita lihat pada kasus Jose Mourinho setelah dihujam berbagai kritik dan kecaman pasca kekalahan 1-3 di kandang sendiri dari Southampton. Pemberitaan media saat itu sungguh tidak berpihak pada Chelsea. Hampir semua headline berita online memojokkan Chelsea dan The Special One seperti berikut “Jose Mourinho will Quit Chelsea if he lose trust of his players following crisis talks” yang diciptakan harian Express atau “Jose Mourinho says Chelsea can sack him if they want..” yang diwartakan Dailymail. Bersambung ke halaman berikutnya. Lanjutan artikel Praktik Public Relations dalam Sepakbola Iklim negatif seperti ini tentu akan mempengaruhi mental terutama para pemain Chelsea. Bayangkan, anda sebagai seorang pemain Chelsea yang baru saja menelan kekalahan di kandang, membuka smartphone dan melihat pemberitaan media bahwa manajer anda akan dipecat. Manajer anda akan mengundurkan diri akibat kegagalan anda dan kawan-kawan mengimpementasikan taktik dalam permainan. Pikiran anda dirundung ketidakpastian, yang berpotensi menyebabkan depresi bagi anda dan rekan satu tim lainnya. Namun Chelsea FC tidak tinggal diam dan membiarkan isu ini perlahan melunturkan kepercayaan publik dan memecah belah internal. Pihak Chelsea pun akhirnya mengambil langkah yang sangat bijak dari kaca mata Public Relations dengan mengeluarkan pernyataan dukungan penuh terhadap Jose Mourinho dan skuat Chelsea lewat situs resmi Chelsea: "Klub menaruh kepercayaan pada manajer dan skuat. Klub ingin menjelaskan bahwa Jose tetap mendapat dukungan penuh kami. Seperti yang dikatakan oleh Jose sendiri, tim tidak mendapat hasil yang cukup baik dan tim harus memperbaiki performa mereka. Namun, kami percaya bahwa kami punya manajer yang tepat untuk memperbaiki situasi yang terjadi di musim ini dan ia punya skuat untuk melakukannya." Lewat pernyataan singkat tersebut, Chelsea FC dengan tegas menyatakan dukungannya pada manajer dan skuat, sekaligus membantah berita-berita negatif tentang isu pergantian pelatih, perpecahan dalam ruang ganti, dan ketidakharmonisan antara pemilik dan manajer. Dan Crisis Management yang dijalankan tim Public Relations Chelsea FC tersebut berbuah manis. Tak sampai satu hari setelah pernyataan resmi dirilis, pemberitaan media yang semula menyudutkan, perlahan mereda. Dan tentunya menuliskan pernyataan pihak Chelsea tersebut. Dampak lebih jauh, setidaknya, kini Jose Mourinho dan skuat Chelsea bisa berlatih dengan lebih tenang, tanpa perlu lagi mengkhawatirkan rumor yang diberitakan media. Dan hal itu terjadi berkat praktik Public Relations. Sejatinya, berbagai tindakan yang bertujuan mengeratkan hubungan sebuah badan/ perusahaan dengan publik, bisa dikatakan kegiatan External Public Relations. Dari riset yang saya lakukan, baru Persib Bandung, kesebelasan Indonesia yang rutin menjalankan praktik Public Relations lewat akun resmi Twitter mereka @persib. Setiap pertandingan usai, @persib selalu mengucapkan terima kasih kepada para sponsor yang membantu pembiayaan klub. Tindakan yang terlihat sederhana itu sebenarnya berdampak luar biasa. Pihak sponsor akan sangat senang melihat brand & produk miliknya ‘dipromosikan’ dan diakui oleh Persib dan Bobotoh. Sementara bagi Bobotoh, ini merupakan hal yang membanggakan, melihat kesebelasan kesayangannya memiliki kekuatan finansial yang stabil berkat dukungan para sponsor. Dengan engagement seperti ini, Persib menurut saya pribadi telah berhasil melakukan kegiatan Public Relations yang sustain dan patut dicontoh oleh klub Indonesia lainnya. Seperti itulah bagaimana PR bekerja lewat sepakbola.
Anak muda yang mendalami dunia komunikasi konsultatif di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Rutin perform & menulis lagu untuk sebuah band alternative-rock. Beredar di dunia maya dengan akun Twitter @stefanusth92.
Bukan Keberuntungan yang Bawa Albania ke Piala Eropa
Artikel sebelumnya Bukan Keberuntungan yang Bawa Albania ke Piala Eropa
Efek Klopp: Dinanti dan Dikhawatirkan
Artikel selanjutnya Efek Klopp: Dinanti dan Dikhawatirkan
Artikel Terkait