Font size:
Laga antara Pantai Gading melawan Jepang tak hanya sekedar duel antar negara, tetapi juga persaingan dua benua. Pembuktian kekuatan Afrika melawan Asia.
Tim asal benua hitam memang belum pernah meraih pencapaian tinggi di Piala Dunia, bahkan saat diselenggarakan di tanahnya sendiri.Paling banter hanya tampil di perempat final. Menjadi salah satu unggulan kali ini, Pantai Gading tentu ingin membawa semangat Ghana yang tampil mengejutkan pada 2010 sebelum kalah secara dramatis dari Uruguay pada babak perempat final.Apalagi kali ini Pantai Gading memiliki para pemain yang sedang bersinar. Yaya Toure mampu memimpin Manchester City menjadi jawara Liga Inggris. Ada juga Gervinho yang tampil apik bersama AS Roma. Tak dapat dilupakan juga kemampuan Drogba yang masih menjadi andalan utama di lini depan. Di kubu sebrang, Jepang juga tak mau kalah.Wakil Asia ini ingin membuktikan bahwa mereka tak hanya mampu jadi penonton sepakbola,tapi bisa jadi aktor utama. Urusan pemain bintang, tim Samurai Biru juga punya deretan nama terkenal seperti Yuto Nagatomo, Keisuke Honda, hingga Shinji Kagawa. Tapi, dilihat dari kemampuan individual, skuat Jepang sebenarnya masih kalah dengan sang lawan. Tapi negara matahari terbit ini memiliki track record lebih mengandalkan kolektivitas tim dan taktik jitu untuk mengalahkan lawan. Apalagi dengan pengalaman yang dimiliki sang pelatih, Alberto Zaccheroni. Juru taktik asal Italia ini sudah malang-melintang di Serie A. Di tangannya, Jepang pun dikokohkan menjadi tim dominan di Asia.Satu gelar Piala Asia 2011 menjadi bukti kemampuannya. Perbandingan Kekuatan Kedua tim lolos ke Piala Dunia dengan langkah yang mulus, Jepang menjadi peringkat pertama babak kualifikasi grup B diatas Australia. Sementara Pantai Gading juga tak kalah mentereng dengan tampil tanpa terkalahkan dari babak grup hingga lolos ke Brasil. Dibandingkan dengan pelatih Pantai Gading, Sabri Lamouchi, sang arsitek Jepang lebih berani melakukan bongkar pasang skuatnya saat kualifikasi. Tambalan-tambalan inilah yang membuat permainannya semakin lama semakin matang. Di kubu lawan, Pantai Gading mempunyai kekuatan mumpuni di sektor penyerangan.Kehadiran Drogba dan Gervinho pun menjadi senjata yang cukup tajam untuk menjebol gawang Kawashima. Bermain menggunakan formasi 4-3-3, Lamouchi sendiri lebih mengandalkan kualitas individu pemain sebagai kekuatan besarnya. Hal ini membuat permainan Pantai Gading cenderung tidak stabil. Demikian pula dengan serangan yang lebih banyak dilakukan melalui bola panjang dan dribbling cepat. Akibatnya, Drogba dkk cenderung kesulitan menembus pertahanan lawan yang bermain rapi. Tetapi Pantai Gading punya kemampuan lebih soal serangan balik.Hal inilah yang perlu diwaspadai oleh sang lawan. Di kubu Jepang, Hasebe dan Endo dengan kemampuan membagi bola yang ciamik akan jadi kunci untuk menguasai pertandingan. Zaccheroni juga akan berharap kekompakan keduanya akan membuat aliran bola di lini tengah lancar. Hasebe sendiri akan diposisikan lebih dalam. Ia bertugas mengawali proses serangan pertama yang berasal dari lini belakang. Meski tak banyak bergerak di tengah, Endo sendiri mempunyai kemampuan untuk melakukan umpan terobosan akurat. Selain memberi bola kepada Honda maupun Osako di depan, ia juga punya pilihan lain di kedua sayap. Melalui umpan-umpan itulah skema serangan Jepang berjalan. Tapi, meski menguasai pertandingan Jepang seringkali kesulitan untuk mencetak gol. Tidak ada sosok targetman membuat bola lebih banyak hilang saat memasuki sepertiga akhir. Saat itulah kedua sayap menjadi alternatif lain dalam mencetak gol. Kagawa di sisi kiri memang dapat memberikan umpan silang ke kotak penalti. Tetapi, yang perlu diingat adalah, Jepang tak terlalu bagus untuk melakukan duel bola udara. Sehingga lebih baik mengirimkan umpan datar ataupun umpan tarik.