Menimbang Maycon Calijuri atau Nicolas Vigneri?

Menimbang Maycon Calijuri atau Nicolas Vigneri?
Font size:
Belum puas akan performa yang ditampilkan Maycon Calijuri (Brasil), Persib Bandung kembali mendatangkan penyerang asing untuk diseleksi yakni Nicolas Vigneri (Uruguay). Ya, hingga saat ini, juara Indonesia Super League (ISL) 2014 tersebut belum memiliki penyerang asing setelah gagal merekrut Aron da Silva. Vigneri sendiri baru bergabung pada Senin (19/01/2014) pagi dan langsung diboyong ke Ciamis untuk mengikuti pemusatan latihan dan dua uji coba. Pada dua pertandingan tersebut, nantinya pelatih Persib, Jajang Nurjaman, akan memainkan Maycon dan Vigneri secara bergantian. Lantas bagaimana rekam jejak karir Vigneri? Vigneri memiliki rekam jejak yang cukup baik pada periode 2003 hingga 2007. Namun dalam beberapa tahun belakangan, kapasitasnya mulai patut dipertanyakan. Vigneri Penyerang Muda Potensial yang Gagal Berkembang Jika sekilas melihat rekam jejak karirnya ini, Vigneri sempat menjadi salah satu pemain muda yang digadang-gadang menjadi penyerang masa depan timnas Uruguay. Namun permainannya tak berkembang. Sehingga pasca 2007, lambat laun nama Vigneri tenggelam. Ini terlihat dengan total 10 kesebelasan yang pernah ia bela pada periode 2008 hingga 2014. Jika mengacu pada situs Transfermarkt, selama delapan tahun Vigneri hanya bermain sebanyak 136 pertandingan dengan 19 gol. Lebih rinci lagi, dari 136 pertandingan tersebut, Vigneri hanya bermain selama 7.176 menit. Maka jika dirata-ratakan, persentase gol Vigneri adalah 378 menit per satu gol. Ini artinya, Vigneri membutuhkan empat pertandingan untuk mencetak satu gol. Pada tahun 2014, laman soccerway menyebutkan bahwa Vigneri hanya tampil sebanyak delapan kali untuk Rampla Juniors (Uruguay) dan dua kali untuk Los Caimanes (Peru). Sementara menurut data transfermarkt.co.uk, total penampilan Vigneri pada 2014 adalah 16 kali. Jika data berbeda terjadi pada perihal jumlah bermain, ketiga sumber tersebut kompak menyebutkan bahwa Vigneri tak mencetak satu gol pun. Menit bermainnya sendiri hanya sekitar 44 menit per pertandingan jika mengikuti data yang dikumpulkan transfermarkt. Gol terakhir yang diciptakan Vigneri sendiri terjadi pada Maret 2013, kala masih membela CA Fenix. Melawan Nacional, Vigneri membuka keunggulan lewat sundulannya memanfaatkan servis bola mati yang dilepaskan Hernan Novick. Pertandingan ini berakhir dengan skor 2-2, di mana salah satu gol lawan diciptakan oleh legenda Uruguay, Alvaro Recoba. CA Fenix ini pun merupakan kesebelasan profesional pertama yang dibela Vigneri. Di Uruguay, Fenix merupakan salah satu kesebalasan yang memiliki nama besar. Di musim bermain, Vigneri yang kala itu masih berusia 20 tahun mencetak 29 gol dari 79 penampilan. Vigneri dan Timnas Uruguay Namun karirnya baru menanjak kala membela kesebelasan top Uruguay lainnya, Penarol. Bermain satu musim (2006-2007), pemain bertinggi 178cm ini mencetak 20 gol dari 55 kali bermain. Lewat penampilannya inilah Vigneri mendapatkan kesempatan tampil di timnas Uruguay. Ya, Vigneri pernah mencicipi seragam kesebelasan nasional Uruguay di awal karirnya. Tapi jangan dulu terlampau terkesan. Karena nyatanya, Vigneri hanya mendapatkan sedikit kesempatan bermain. Jika menurut situs Wikipedia, yang bisa kita ubah-ubah datanya, Vigneri tampil sebanyak 22 kali dan mencetak empat gol, situs data statistik lain menyebutkan bahwa jumlah penampilan Vigneri jauh lebih sedikit. Transfermarkt dan National-football-teams.com yang memiliki data Vigneri sejak 2005 mencatatkan Vigneri hanya bermain sebanyak 10 kali untuk timnas dengan rincian dua kali pada susunan pemain dan delapan kali sebagai pengganti. Dari kesempatan yang minim tersebut, dua gol berhasil diciptakannya. Kala mendapatkan panggilan dari Oscar Tabarez, pelatih Uruguay sejak 2006, ia memang mendapatkan pesaing-pesaing yang lebih senior dan lebih memiliki nama besar. Tiga diantaranya adalah Christian Rodriguez yang bermain untuk PSG, Fabian Estoyanoff (pemain Deportivo pinjaman dari Valencia) dan Diego Forlan yang masih membela Villareal. Vigneri mendapatkan kesempatan bermain di timnas kala Uruguay menjalani pertandingan uji coba seperti melawan Korea Selatan, Venezuela, dan Serbia. Namun sepertinya penampilannya kurang membuat Tabarez terkesan sehingga ia tak lagi memperkuat timnas sejak tahun 2007, ketika ia masih berusia 21 tahun.
Baca juga:

Lima Hal yang Masih Dibutuhkan Persib Bandung

Kasus Aron dan Pelajaran untuk Persib dalam Rekrutmen Pemain Asing

10 Penyerang Asing yang Layak Dijajaki Kesebelasan Indonesia

Posisi Asli Vigneri: Penyerang Sayap Selama karirnya, ia bermain sebagai penyerang yang harus memiliki tandem di lini depan. Ya, Vigneri lebih sering bermain dalam pola 4-3-3 atau pun 4-4-2. Ia bukan tipikal penyerang tengah karena dalam skema tiga penyerang, ia lebih sering bermain sebagai penyerang sayap kanan. Menjadi penyerang tengah, posisi yang nantinya ditempati Vigneri jika bergabung dengan Persib, memang bukan posisi yang asing bagi Vigneri. Pada musim lalu di Los Caimanes, ia ditempatkan sebagai penyerang tengah. Namun tak ada satu gol pun yang berhasil diciptakannya. Pada tahun 2008 pun Vigneri bermain sebagai penyerang tengah ketika membela kesebelasan Meksiko, Cruz Azul. Meskipun bermain di kesebelasan besar Meksiko, ia tetap kurang produktif. Ia hanya mencetak tujuh gol dari 27 pertandingan. Vigneri memang lebih ideal ditempatkan sebagai penyerang sayap. Oscar Tabarez pun menempatkannya sebagai penyerang sayap di timnas Uruguay. Ia sering masuk pada babak kedua menggantikan Fabian Estoyanoff. Halaman selanjutnya: Perbandingan Vigneri dengan Maycon Perbandingan dengan Maycon Lantas jika dibandingkan dengan Maycon, siapakah di antara keduanya yang lebih baik? Baik Vigneri maupun Maycon, keduanya sebenarnya kurang bermain secara reguler dalam beberapa tahun terakhir. Jika sejak 2008 Vigneri telah bermain sebanyak 136 pertandingan, Maycon bermain sebanyak 91 pertandingan dalam empat tahun. Meski bermain lebih sedikit, Maycon lebih unggul dalam perihal urusan mencetak gol. 24 gol diciptakannya dari 5.379 menit bermain. Jika dirata-ratakan, Maycon membutuhkan sekitar tiga pertandingan untuk mencetak satu gol. Yang membedakan, Vigneri selalu bermain di kesebelasan yang berlaga di kompetisi teratas negara-negara Amerika Latin selama karirnya. Sedangkan Maycon, setelah tak lagi bermain di Liga Primer Belarusia, ia bermain di divisi dua Uni Emirat Arab bersama Masafi Sports Club, dan kesebelasan divisi tiga Brasil, Inter de Limeira. Meskipun begitu, Maycon pernah mencicipi Europe League, kompetisi paling bergengsi kedua di Eropa setelah Liga Champions, bersama Bate Borisov (Belarusia). Ia pun pernah menjadi pencetak gol terbanyak di liga Polandia musim 2008-2009 bersama FC Gomel. Berbeda dengan Vigneri, penyerang tengah adalah posisi ideal bagi Maycon. Kala menjadi pencetak gol terbanyak di FC Gomel, Maycon bermain sebagai penyerang tengah dalam formasi 4-2-3-1, formasi yang juga menjadi andalan Persib. Bukan berarti, atau belum tentu, Maycon lebih pas untuk Persib dibanding Vigneri. Problem yang terlihat dari Maycon, dari beberapa ujicoba yang kami saksikan, ia kurang baik dalam penempatan posisi di dalam kotak penalti. Pada laga ujicoba melawan Persibat Batang, yang berkesudahan 2-1 untuk Persib, Maycon praktis tidak mendapatkan peluang. Padahal, cukup banyak umpan-umpan silang yang diberikan dari kedua sisi. Dalam setiap umpan silang yang dikirimkan ke dalam kotak penalti, Maycon tidak pernah berhasil mendapatkan peluang. Tiap kali bola dikirim ke dalam kotak penalti, posisinya selalu agak jauh dari jatuhnya bola. Ia terlihat kesulitan dalam positioning. Kemampuannya sebagai seorang pencetak gol tidak terlihat. Dia seringkali terlihat lumayan justru saat bermain melebar. Dengan kaki kidal dan giringan bola yang cukup cepat, Maycon malah terlihat padanan yang mirip dengan gaya main Ferdinan Sinaga yang juga kerap bergerak dari lebar lapangan dan masuk ke dalam kotak penalti dengan kecepatan dan kaki kiri dalam membawa bola. Baik Maycon ataupun Vigneri memiliki kualitas dan kemampuan yang hampir sama dengan mantan penyerang Persib musim lalu, Ferdinand Sinaga. Kecepatan menjadi atribut yang paling diunggulkan oleh tipikal penyerang seperti ini, namun kurang baik dalam hal penyelesai akhir.
Baca juga:

Lima Hal yang Masih Dibutuhkan Persib Bandung

Kasus Aron dan Pelajaran untuk Persib dalam Rekrutmen Pemain Asing

10 Penyerang Asing yang Layak Dijajaki Kesebelasan Indonesia

Statistik mengkilap dari kedua pemain, baik Maycon maupun Vigneri, yang sudah diuraikan di atas, merupakan statistik yang datang dari tahun-tahun yang sudah lama berlalu. Keduanya tidak punya rekam jejak yang meyakinkan dalam satu dua tahun terakhir. Bisakah mengandalkan pemain yang -- katakanlah -- baik lima atau enam tahun lalu tapi meragukan dalam satu atau dua tahur terakhir? Sedangkan Persib, sejatinya membutuhkan penyerang yang bisa membagi bola dan menjadi pemantul, dan memiliki kemampuan penyelesaian akhir yang klinis. Karenanya, baik Maycon maupun Vigneri sebenarnya bukan tipikal penyerang yang benar-benar dibutuhkan Persib. Namun pemusatan latihan di Ciamis akan menjadi panggung pembuktian bagi keduanya apakah layak menjadi bomber Persib untuk musim depan. Tapi tak menutup kemungkinan pula keduanya akan dicoret jika Koh Traore, penyerang yang diidam-idamkan Persib, juga mengikuti seleksi dalam waktu dekat dan lebih memukau Jajang Nurjaman. Tapi tentang Koh Traore adalah persoalan lain dan perlu dituliskan tersendiri secara terpisah jika dia sudah bergabung dengan pemusatan latihan. Yang jelas, Persib harus segera menentukan pilihannya karena mereka pun perlu berlatih dengan skuat pasti yang akan mengarungi tiga kompetisi pada musim depan. Jika salah satu dari Vigneri dan Maycon berhasil memikat pelatih, masih ada waktu sekitar satu bulan untuk mencoba skema lain agar bisa memaksimalkan permainan penyerang asing pilihannya tersebut beserta komposisi lengkap Persib untuk musim depan. foto: tenfield.com.uy
On This Day 1994, Menghormati Busby
Artikel sebelumnya On This Day 1994, Menghormati Busby
Kisah Para Pemain Sepakbola  yang Bertempur di Perang Dunia
Artikel selanjutnya Kisah Para Pemain Sepakbola yang Bertempur di Perang Dunia
Artikel Terkait