Para wasit yang memimpin pertandingan Piala Dunia 2018 akan dibantu oleh kehadiran teknologi bernama Video Assistant Referee (VAR). Kepastian tersebut didapat setelah Presiden FIFA, Gianni Infantino, mengumumkannya pada Maret 2018 dan sudah disahkan oleh Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB) pada awal Maret 2018.
Tujuan dari penggunaan VAR sendiri untuk membantu wasit dalam membuat keputusan ketika salah satu dari empat jenis insiden krusial terjadi di atas lapangan. Keempat jenis insiden tersebut di antaranya: gol, penalti, kartu merah langsung, dan kasus kesalahan identitas (misalnya ketika seorang pemain yang sebenarnya tak bersalah namun diganjar kartu oleh wasit).
Lantas, bagaimana prosedur seorang wasit menggunakan menggunakan teknologi ini di ajang Piala Dunia nanti?
Setiap laga di Piala Dunia akan dipantau oleh tim yang beranggotakan 13 petugas operasional VAR yang bekerja di Pusat Penyiaran Internasional, berlokasi di Kota Moscow. Tim ini terdiri dari satu orang petugas VAR yang dibantu oleh tiga orang asisten. Empat orang lainnya menjadi petugas operasional siaran ulang yang akan membantu dalam memilih dan menyediakan gambar-gambar dengan sudut pandang terbaik dari sebuah insiden di lapangan.
Total 33 layar yang masing-masing menangkap sudut pandang berbeda akan tersedia di kantor Pusat Penyiaran Internasional. Sebanyak 8 layar akan merekam setiap aksi dalam gerak super slow motion, sementara 4 di antaranya akan memutar dalam gerak ultra slow motion.
Wasit diperbolehkan menggunakan VAR ketika ada satu insiden yang dirasa perlu untuk ditinjau lebih lanjut melalui tayangan ulang. Untuk menggunakannya, wasit akan menghentikan pertandingan sejenak dengan memberi isyarat lewat gerakan kedua tangannya yang membentuk layar persegi di udara.
Wasit kemudian menghubungi langsung tim VAR menggunakan alat komunikasi yang dibawanya atau melihat sendiri tayangan ulangnya di sebuah area bernama Referee Review Area (RRA) yang terletak di sisi lapangan. Sebuah televisi yang terdapat di area RRA akan menyajikan informasi detail yang telah dibuat oleh tim VAR di ruang operasional mereka. Informasi itu tersaji dalam bentuk grafik. Dikirim melalui sebuah gawai layar sentuh oleh seorang staf FIFA yang bertugas bersama tim VAR.
Tim VAR juga dapat memantau setiap proses peninjauan yang dilakukan wasit di area RRA tersebut melalui sebuah situs yang menghimpun informasi terkait. Mereka dapat mengetahuinya lewat sebuah pesan warna yang akan tampak di situs tersebut. Jika warna kuning yang muncul, artinya pertandingan sedang dihentikan sejenak oleh wasit. Warna merah mengindikasikan bahwa wasit sedang membaca informasi yang dikirimkan oleh tim VAR. Sementara warna hijau menandakan bahwa informasi yang dikirim tim VAR diterima dan dilaksanakan oleh wasit.
Agar para pemirsa bisa melihat langsung proses peninjauan VAR yang terjadi di lapangan, FIFA akan menerapkan sistem picture in picture dalam setiap siaran resmi mereka di televisi. Nantinya, layar televisi akan dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama yang paling besar akan menampilkan tayangan ulang atas insiden yang terjadi di lapangan. Bagian kedua akan fokus menyorot setiap gerak-gerik wasit. Sementara bagian ketiga akan menampilkan ekspresi dari para pemain dan pelatih dalam jarak dekat. Khusus untuk bagian ketiga, suasana di ruang operasional tim VAR juga akan ditampilkan ketika wasit memutuskan untuk melakukan peninjauan menggunakan VAR.
Gabungan beberapa gambar dalam satu layar ini hanya akan tampil setiap kali wasit memutuskan untuk menggunakan VAR. Jika peninjauan telah dilakukan dan keputusan akhir sudah diambil wasit, maka para pemirsa akan diberitahu hasilnya lewat penjelasan teks yang muncul di layar televisi. Setelahnya, tayangan ulang yang terekam dalam VAR terkait insiden yang baru saja terjadi juga akan ditayangkan di televisi.
Setiap keputusan wasit yang dihasilkan melalui tinjauan VAR ini nantinya juga dapat dilihat melalui situs resmi FIFA dan aplikasi resmi FIFA.
Kendati akan bekerja di dalam ruangan, ke-13 petugas operasional VAR akan tetap mengenakan seragam yang sama dengan wasit yang bertugas di lapangan. Menurut Ketua Komisi Wasit FIFA, Pierluigi Collina, hal ini dikarenakan para petugas VAR mempunyai beban tugas yang sama beratnya dengan para wasit yang bertugas di lapangan.
“Karena mereka [petugas VAR] juga akan bersimbah keringat seperti halnya para wasit yang bertugas di lapangan,” ujar Collina kepada The Guardian. “Tugas mereka tidaklah seperti bermain game; di atas sofa sambil menikmati secangkir kopi. Tugas tersebut akan membuat mereka sangat tertekan sehingga tak bisa diberikan seragam seperti seorang juru tulis.”
Untuk lebih jelasnya mengenai cara dan sistem penggunaan VAR ini, silakan simak video resmi FIFA tentang VAR dalam tautan ini.
Komentar