Tiga hari yang gila tersaji di Skotlandia pada akhir pekan lalu. Pimpinan klasemen Scottish Professional Football League di hari Jumat, Sabtu, dan Minggu adalah tiga tim berbeda. Semua dimulai dengan kekalahan mengejutkan yang diderita oleh Dundee United FC dan diakhiri oleh kemenangan dramatis yang berhasil diraih oleh Celtic FC. Inverness Caledonian Thistle FC tidak ketinggalan ambil bagian penting di antara dua momen penting tersebut.
Pergantian manajer memang membuat Celtic agak kesulitan menemukan performa terbaik musim ini. Tugas pertama Ronny Deila adalah memenangi semua pertandingan yang dibutuhkan di putaran play-off untuk membawa Celtic lolos ke Champions League. Ia gagal dan Celtic musim ini hanya berkompetisis di level Europa League.
Tak hanya itu, Deila juga belum berhasil membawa Celtic menemukan konsistensi di SPFL. Dengan senang hati Dundee United (kata United harus selalu disertakan untuk menghindari kebingungan karena ada Dundee lain di divisi yang sama; Dundee FC) menguasai puncak klasemen yang sejak dahulu sudah seperti hak milik Celtic atau Rangers FC.
Pada hari Jumat (7/11) gol tunggal Iain Vigurs cukup untuk membawa Motherwell, yang duduk tepat satu posisi di atas dasar klasemen, menang melawan Dundee United dan melangkahi St Mirren yang berada di atas mereka. Tanpa manajer, The Steelmen menunjukkan semangat baja saat untuk meredam ancaman Dundee United. Namun The Terror terlalu nyaman di puncak klasemen sehingga saat kalah pun mereka masih menduduki posisi pertama.
Semuanya berubah ketika Inverness meraih kemenangan pada hari Sabtu (8/11). Menjamu Hamilton Academical FC, Inverness berhasil mencetak tiga gol di babak kedua; lewat Gary Warren, Billy McKay, dan James Vincent. Hal tersebut mengubah skor 1-1 saat turun minum menjadi 4-2 begitu laga usai. Tambahan tiga angka membawa Inverness naik posisi. Untuk sementara waktu, merekalah pimpinan klasemen, satu angka di atas Dundee United dan tiga poin didepan Celtic.
Celtic tidak tinggal diam. Mereka melihat peluang untuk kembali duduk di tempat yang sekian lama menjadi takdir mereka dan mereka berhasil merebutnya lewat sebuah pertandingan yang dramatis di Pittodrie Stadium, kandang Aberdeen FC, pada hari Minggu (9/11).
Celtic tertinggal terlebih dahulu di menit ke-26. Memanfaatkan kemelut yang tercipta dari sebuah lemparan kedalam, Adam Rooney berhasil menyarangkan bola di gawang kawalan Lukasz Zaluska. Keunggulan The Dons tidak bertahan lama. Sebelas menit berselang, Stefan Johansen berhasil menyamakan kedudukan.
Usaha Celtic untuk memutar balik keadaan nampak sulit setelah kapten Scott Brown diusir keluar oleh wasit Alan Muir di menit ke-81. Brown tidak banyak membantah. Ia memberikan ban kapten kepada Charlie Mulgrew dan langsung meninggalkan lapangan.
Bermain melawan tim yang memiliki jumlah pemain lebih banyak tidak membuat nyali Celtic ciut. Kehilangan kapten tidak membuat mereka menyerah kalah. The Bhoys berhasil menemukan apa yang mereka cari di menit ke-89.
Inisiatif Mulgrew untuk melepaskan tendangan jarak jauh membuat Celtic mendapatkan tendangan sudut. Johansen, sang eksekutor sepak pojok, gagal melaksanakan tugasnya dengan baik. Bola kirimannya ke tiang dekat dihalau keluar oleh Jonathan Hayes. Pada percobaan berikutnya, ia tidak melakukan kesalahan yang sama.
Kali ini Johansen mengincar tiang jauh. Pilihan yang tepat. Virgil van Dijk yang berhasil melepaskan diri dari kawalan pemain lawan dengan mudah menyontek bola ke gawang. Celtic menang dan dari peringkat empat mereka naik tiga posisi ke puncak klasemen.
Menyambut jeda internasional, tidak ada salam perpisahan sementara yang lebih baik dari tiga pimpinan klasemen dalam tiga hari berbeda.
Komentar