Bersama Fussballschule â sekolah sepakbola SC Freiburg â akademi sepakbola FC Schalke 04 adalah yang paling terkenal di Jerman. Knappenschmiede, begitulah namanya, malah bisa saja disebut sebagai yang terbaik.
Secara rutin, ada saja pemain muda berkualitas yang lahir dari tempaan Knappenschmiede. Sewajarnya demikian, karena memang dari sanalah Schalke menambang pemain-pemain untuk tim utama.
âPengembangan bakat selalu menjadi bagian penting dari kesebelasan. Kesebelasan-kesebelasan muda sangat penting bagi kami baik di era 30an dengan Fritz Szepan dan Ernst Kuzorra maupun di era 50an dengan Berni Klodt, 60an dengan Manfred Kreuz dan Willi Koslowski, atau 90an dengan Olaf Thon, selalu saja ada pemuda berbakat yang berhasil naik ke tim utama,â ujar kepala akademi Schalke, Bodo Menze.
Empat dari dua puluh tiga orang pemain tim nasional Jerman di Piala Dunia 2014 adalah alumni Knappenschmiede. Manuel Neuer, Benedikt Höwedes, Mesut Ãzil, dan Julian Draxler, sama-sama belajar sepakbola di Gelsenkirchen. Begitu pula dengan generasi muda yang perlahan tapi pasti mulai dipercaya seperti Max Meyer, Timon Wellenreuther, dan Leroy Sané.
Permainan kata dan sejarah kesebelasan tak lepas dari pemberian nama akademi. Schalke memilih nama Knappenschmiede karena kesebelasan ini didirikan oleh para penambang. Karenanya, Schalke pun menggunakan istilah âmenambang pemainâ untuk proses pengembangan bakat pemain muda.
âNama Knappenschmiede adalah permainan kata dari julukan Schalke. Kami memilihnya untuk menekankan fokus dalam mengembangkan pemain muda menjadi pemain Schalke yang sebenarnya,â ujar Oliver Ruhnert selaku direktur Knappenschmiede.
Seperti aktivitas menambang yang berat, begitu pulalah keseharian para pemuda di Knappenschmiede. Pagi hari mereka bersekolah hingga pukul setengah dua belas. Setelahnya mereka berlatih di sekolah hingga pukul satu siang. Mereka kemudian mendapatkan jeda untuk istirahat, sebelum kembali ke kelas dan belajar selama dua jam. Sepulang sekolah, mereka menjalani sesi latihan sore selama satu setengah jam.
âBeban kerja para pemain muda lebih banyak dari para pemain profesional,â ujar eks pelatih kepala Schalke, Jens Keller. âSelama seminggu para pemain muda menjalani enam sampai delapan sesi latihan saat mereka masih memiliki kewajiban bersekolah. Belum lagi mereka harus bertanding. Mereka masih dalam masa pertumbuhan, dan mereka sudah bekerja sengat keras. Mereka berlatih lebih banyak dari anggota tim senior.â
Baca juga:Leroy Sané dan Generasi Baru dari Knappenschmiede
Barang tambang yang bagus, bagaimanapun, tak berarti tanpa penambang yang baik. Dan Schalke pantas bersyukur karena mereka memiliki Norbert Elgert; ia menjalani aktivitas sebagai pelatih kesebelasan U-19 dengan penuh dedikasi. Menjabat posisi tersebut sejak 1996, Elgert nampak masih sangat bersemangat.
Lahirnya para bintang muda Schalke tak lepas dari jasa pria peraih penghargaan pelatih terbaik untuk level U-19 versi Deutscher Fussball-Bund (federasi sepakbola Jerman) ini. Salah satu kemampuan terbaik Elgert, kata Julian Draxler, adalah kemampuannya mempersiapkan para pemain dengan baik hingga mereka, di level pribadi, siap bersaing di dunia sepakbola yang sebenarnya.
âPara pelatih di Schalke secara keseluruhan memiliki kualitas yang sangat baik, namun Norbert, pelatih U-19 kami saat ini, benar-benar pantas mendapatkan pujian khusus. Bagiku ia adalah salah satu yang terbaik di dunia di tingkatan tersebut. Ia dapat memberi banyak pemain sentuhan terakhir yang mereka butuhkan untuk mendapat tempat di tim senior,â ujar Draxler memuji Elgert.
Kombinasi tambang dan penambang yang baik melahirkan hasil akhir yang berkualitas. Draxler, Neuer, Höwedes, dan Ãzil adalah bukti nyata. Dalam waktu dekat, bukan tak mungkin Meyer, Wellenreuther, dan Sané mampu memberi pembuktian yang sama.
Komentar