Ada hal menarik dari Harry Kane, penyerang Tottenham Hotspurs, saat berlaga di ke-31 Premier League 2014/2015 melawan Burnley FC. Absennya Hugo Lloris karena cedera dan Younes Kaboul karena akumulasi kartu membuat pilihan ban kapten diberikan kepada Kane untuk pertama kalinya.
Maka dengan penunjukan Kane menjadi kapten Tottenham saat itu menjadikan dirinya sebagai kapten termuda di Premier League musim ini. Di momen itu, Kane baru berusia 21 tahun 251 hari.
Akan tetapi kepercayaan Mauricio Pochettino, manajer Tottenham, memberikan ban kapten kepada Kane rupanya agak keliru. Niat manajer asal Argentina tersebut memiliki maksud menyuntik motivasi Kane agar lebih buas dalam urusan mencetak gol melawan Burnley yang berada di peringkat 18 klasemen sementara. Nyatanya, penampilan pria kelahiran Chingford Inggris tersebut justru tidak seperti biasanya.
Pemain bernomor punggung 18 tersebut gagal menambah koleksi 19 gol yang sudah dicatatkannya sejauh musim ini. Jangankan mencetak gol, sepanjang 90 menit di atas lapangan ia bahkan tidak berhasil sekali pun melepaskan tendangan yang mengarah ke gawang. Pemain yang pernah dipinjamkan ke Millwall FC ini cuma melakukan percobaan dua kali tendangan dan keduanya melenceng dan diblok lawan.
Tidak hanya itu, Kane juga cuma berhasil melepaskan 14 umpan yang tepat sasaran, tiga antaranya menjadi umpan kunci untuk rekan-rekannya. Presentase rataan akurasi operan Kane di laga melawan Burnley menjadi paling rendah dibanding laga-laga sebelumnya yang memiliki akurasi 75% per laga. Ketika melawan Burnley ia cuma membuat rataan akurasi operan cuma 54% saja.
Padahal jika melihat kondisi Si Lili Putih (Lily Whites), julukan Tottenham, saat ini sedang membutuhkan Kane untuk mempersembahkan tiga poin agar menjaga peluang masuk ke empat besar Premier League 2014/2015. Raihan angka Tottenham hanya 54 angka, terpaut tujuh angka dari Manchester City di peringkat empat. Namun Spurs justru bermain imbang 0-0 saat Kane memimpin rekan-rekannya melawan Burnley.
Memang tidak ada yang salah dengan keputusan Pochettino menunjuk Kane menjadi kapten di Tottenham, namun rasanya memilih penyerang yang pernah menjadi bagian akademi Arsenal itu dianggap terlalu dini. Kane agaknya masih memerlukan waktu untuk menjadi seorang pemimpin dalam kondisi penuh tekanan. Mencetak gol sebanyak-banyaknya sudah menjadi tugas yang tidak mudah, memberinya beban tambahan sebagai pemimpin justru membuatnya harus menanggung beban yang belum semestinya ia pikul.
Dalam pemberitaan Daily Mail muncul beberapa pandangan jika Pochettino bisa saja lebih memilih pemain-pemain lain yang lebih memiliki jiwa kepemimpinan, seperti Kyle Walker atau Christian Eriksen. Anggapan tersebut terlihat karena ketika turun minum Kane lebih banyak diam, alih-alih berkomunikasi dengan rekan-rekannya.
Menjadi seorang kapten bukanlah hal yang mudah, seperti tanggung jawab Kapten Liverpool Steven Gerrard yang mendapatkan kartu merah ketika dikalahkan Manchester United 2-1. Bahkan kapten yang sempurna mungkin hanya ada di dalam serial komik Kapten Tsubatsa sebagai pemantik kesuksesan sepakbola Jepang. Akan tetapi bukan mustahil seorang kapten mampu mendongkrak kesebelasannya seperti yang diharapkan kepada Antonio Valencia, kapten Ekuador.
Kendati demikian Pochettino tetap membela keputusannya. Dengan nada kesal dengan pertanyaan awak media, Pocettino menegaskan bahwa menunjuk Kane sebagai kapten merupakan hal yang tepat. "Dia layak mendapatkannya," cetusnya. "Dia memiliki kualitas," singkatnya. "Jadi ya, mungkin dia bisa menjadi kapten dalam jangka panjang," sambung Pochettino.
Di sisi lain walau gagal mencetak gol untuk memberikan kemenangan Tottenham, Kane tetap bangga atas penunjukan dirinya menjadi seorang kapten. Menurutnya penunjukan menjadi kapten membuat hal itu menyempurnakan kebahagiaannya di pekan sebelumnya. Pekan sebelumnya, Kane dipanggil kesebelasan nasional Inggris, sekaligus mencetak gol ketika debut mengalahkan Lithuania di kualifikasi Euro 2016.
"Suatu kehormatan besar untuk memimpin teman-teman keluar dengan sangat membanggakan," ujar Kane.
Mungkin bisa saja keputusan Pochettino memilih Kane sebagai kapten merupakan strateginya untuk memagarinya dari incaran kesebelasan lain di musim depan. Beberapa kabar muncul jika Real Madrid dan Juventus sedang memantau pemain Kane.
Akan tetapi jauh dari urusan transfer Kane sendiri masih memiliki sisa tujuh pertandingan lagi di Premier League 2014/2015 bersama Tottenham. Tentunya dalam beberapa laga ke depan Kane harus mengambalikan konsentrasi mencetak gol. Tapi di sisi lain Pochettino enggan kejadian penjualan Gareth Bale kepada Real Madrid pada 2012 terulang, kecuali jika limpahan dana mampu dimaksimalkan untuk mendongkrak Si Lili Putih.
Komentar