Font size:
UEFA resmi menunjuk Cuneyt Cakir untuk memimpin laga final Liga Champions antara Juventus vs Barcelona. Wasit asal Turki ini mengawali karirnya sebagai juru pengadil internasional pada 2006 lalu dan sejauh ini sudah memimpin 70 laga UEFA.
Pengalamannya membuat langkah pria berusia 38 tahun itu semakin mulus. Di musim ini saja Cakir tercatat sudah memimpin tiga laga Liga Europa dan empat partai Liga Champions, termasuk di antaranya leg pertama 16 besar antara Paris St Germain dan Chelsea di Prancis. Cakir lahir di ?stanbul pada 1976. Ia merupakan mantan Wakil Ketua Komite Arbitrase. Selain itu Cakir juga bekerja sebagai agen asuransi. Cakir memulai karirnya sebagai wasit di liga yang lebih rendah di Turki pada 1994. Sejak musim 2001/2002, ketika ia memimpin di tiga pertandingan pertama di Liga Super Turki, ia pun menunjukan jika kualitasnya sangat dibutuhkan untuk liga teratas Turki. Dalam satu tahun, Cakir terkadang memimpin pertandingan sebanyak 20 kali, dan kini ia telah memimpin lebih dari 170 pertandingan di Liga Super. Tahun 2011, Cakir menjadi orang Turki pertama yang namanya tertera sebagai wasit top UEFA. Atas statusnya sebagai wasit top UEFA pun ia diundang ke sebuah kamp pelatihan internasional beberapa tahun silam. "Di pendidikan tingkat internasional, terutama dalam beberapa tahun terakhir, saya dan rekan-rekan saya mulai memajukan kualitas wasit di Turki. Saya berharap kami lebih menempatkan nama kami lagi di level yang lebih penting," Ujar Cakir seperti dikutip dari todayszaman. Hari ini ia masih bekerja untuk memajukan wasit Turki dengan kesuksesannya di Euro 2012 dan Piala Dunia 2014. Selain mempimpin pertandingan Internasional di laga besar, Cakir juga mempunyai rapor pertandingan yang mengesankan di lima pertandingan Piala Dunia U-20 tahun 2011. Bahkan hingga saat ini, Cakir bertengger di posisi keempat sebagai wasit terbaik di dunia versi worldreferee.com. Kontroversi Cakir Hingga Pencapaiannya Memimpin Laga Final Selain menuai peningkatan karir, Cakir juga pernah menjadi sorotan media dan pecinta sepakbola ketika memberi kartu merah yang dinilai sangat kontroversial kepada Luis Nani. Keputusan tersebut mendapatkan perhatian serius karena mengubah jalannya pertandingan. United yang unggul 1-0 terpaksa harus gigit jari karena Madrid berhasil memanfaatkan keunggulan jumlah pemain untuk membalikkan kedudukan menjadi 2-1 melalui gol yang dicetak oleh Luka Modric dan Cristiano Ronaldo. Tidak sampai di situ, Cakir juga dinilai sebagai wasit yang sangat mudah mengeluarkan kartu. Pada 2011, ketika Cakir memimpin laga di Liga Europa antara Manchester City dan Dynamo Kiev, ia mengeluarkan delapan kartu kuning dan satu kartu merah. Korbannya saat itu adalah striker bengal, Mario Balotelli. Yang lebih menarik lagi, Cakir tidak cukup disukai oleh suporter sepakbola Turki karena kerap mengeluarkan keputusan kontroversial. [caption id="attachment_179315" align="aligncenter" width="545"]