Alvaro Morata mendapatkan sorotan usai laga Real Madrid menghadapi Sevilla, Senin (15/5) lalu. Pada menit ke-60, saat ia ditarik keluar oleh sang pelatih Zinedine Zidane untuk digantikan Lucas Vazquez, penyerang asal Spanyol tersebut mengabaikan uluran jabat tangan Zidane. Tak pelak isu ketidakharmonisan Zidane-Morata mencuat.
Zidane sendiri menganggap bahwa apa yang dilakukan Morata itu tak ada kaitannya dengan pergantian pemain. Pelatih asal Prancis ini juga mengatakan bahwa tak ada masalah di antara keduanya, karena ia sudah bertemu langsung dengan Morata. "Dia tidak marah dengan saya," ungkap Zidane seperti yang dikutip AS. "Dia marah karena sesuatu yang lain, saya tidak tahu. Hal itu memang biasa terjadi. Kami sudah berbicara dan sudah selesai."
https://twitter.com/RM4Arab/status/864125422228975617/video/1
Morata sendiri hingga saat ini masih bungkam terkait insiden ini. Isu yang beredar, Morata mulai tak puas dengan jumlah menit bermainnya padahal jumlah golnya lebih baik dari penyerang utama Real Madrid, Karim Benzema. Kesebelasan-kesebelasan Inggris seperti Arsenal, Chelsea, dan Liverpool disebut-sebut tengah menilik kans untuk menggaet mantan penyerang Juventus tersebut.
Morata musim ini telah mencetak 15 gol dan empat asis di La Liga serta tiga gol dan satu asis di Liga Champions. Sementara itu Benzema mencetak sembilan gol dan empat asis di La Liga serta lima gol di Liga Champions. Secara torehan gol, keduanya tak jauh berbeda. Namun jika menilik menit bermain, Morata jauh lebih baik dari Benzema.
Di La Liga musim ini, Morata tampil sebanyak 25 kali, namun hanya 14 kali sebagai starter. Sisanya, 11 kali, ia bermain sebagai pemain pengganti. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibanding Benzema yang tampil 31 kali dengan hanya enam kali sebagai pemain pengganti.
Dalam 25 kali berlaga di La Liga, Morata hanya mendapatkan 1317 menit bermain, sementara Benzema 1751 menit. Jika dirinci, Morata mencetak gol setiap 88 menit, Benzema setiap 192 menit. Di Liga Champions, Benzema yang mendapatkan 875 menit bermain, memiliki rataan 175 menit per gol. Morata unggul jauh di Liga Champions dengan rataan 55 menit per gol dengan torehan tiga gol.
Sebagai super-sub, Morata memang cukup produktif. Catatan 88 menit per gol di liga yang ia peroleh ini merupakan yang terbaik ketiga di Eropa. Ia hanya kalah dari Lionel Messi yang mencatatkan 78 menit per gol (35 gol dari 2743 menit) dan Edinson Cavani dengan 82 menit per gol (35 gol dari 2888 menit). Ia melampaui pemain-pemain seperti Robert Lewandowski yang menjadi top skorer Bundesliga (89 menit per gol), Edin Dzeko top skorer Serie A Italia (102 menit per gol), atau Romelu Lukaku top skorer Liga Primer Inggris. Secara teori, jika Morata bermain lebih sering, mungkin lebih banyak gol akan ia ciptakan.
Walaupun sepakbola tidak sesederhana teori, dengan catatan yang dimilikinya, mungkin cukup wajar jika Morata gusar ketika ditarik keluar. Memang saat itu ia tidak mencetak gol, bahkan malah mendapatkan kartu kuning. Tapi jika melihat beberapa laga sebelumnya, tampaknya penyerang berusia 24 tahun ini merasa bahwa ia perlu lebih dilibatkan dalam laga-laga besar.
Bulan April lalu menjadi periode produktif bagi Morata. Dari delapan laga Real Madrid pada April, ia bermain di empat laga. Secara spektakuler ia mencetak lima gol dan dua asis dari empat laga itu. Penampilan gemilangnya itu berlanjut ke awal bulan Mei ketika ia turut menyumbang dua gol saat Real Madrid menghajar Granada.
Tapi tampaknya Zidane punya pandangan lain. Saat menghadapi pertandingan besar, ia akan lebih membangku cadangkan Morata. Gelontoran gol Morata ke gawang Leganes, Sporting Gijon, Deportivo La Coruna dan Granada pada bulan April-Mei tampaknya tak cukup untuk membuatnya menggantikan Benzema di laga besar.
Morata absen saat Real Madrid menghadapi Bayern Muenchen dua leg dan menghadapi Atletico Madrid di leg pertama. Pada leg kedua menghadapi Atletico pun Zidane hanya memberikannya kesempatan bermain selama dua menit, padahal beberapa hari sebelumnya Morata mampu mencetak dua gol. Mungkin kekecewaan itulah yang membuatnya tampil kurang maksimal saat dimainkan sejak menit pertama menghadapi Sevilla.
Sepanjang musim ini, Morata hampir selalu dibangkucadangkan saat Real Madrid menghadapi kesebelasan besar. Tercatat hanya di Copa del Rey melawan Sevilla saja Morata bermain sejak menit pertama ketika menghadapi kesebelasan besar. Sisanya, mayoritas pemain lulusan akademi Real Madrid ini diturunkan setelah menit ke-70.
Zidane sendiri memilih untuk mewajarkan apa yang dilakukan oleh Morata saat menolak jabat tangannya, tak seperti Massimilliano Allegri misalnya ketika langsung menghukum Leonardo Bonucci dengan tidak mengikutsertakannya pada laga berikutnya karena perilaku yang sama dengan Morata.
Zidane tampaknya masih membutuhkan Morata, setidaknya untuk menjadi super-sub sebagaimana yang Morata sering perankan musim ini. Yang jelas, jika Zidane ingin mempertahankan Morata, ia harus tahu bahwa Morata saat ini sedang menderita. Ia butuh lebih dihargai. Apalagi dengan gelontoran golnya, ia merasa dirinya layak mendapatkan menit bermain lebih banyak. Perlu diketahui, 15 golnya musim ini menyamai dengan torehan golnya di Juventus di Serie A yang ia bela selama dua musim.
Tugas Zidane untuk mempertahankan Morata pun akan lebih berat pada bursa transfer musim panas nanti. Dengan statistik yang cukup ciamik musim ini, tak sedikit klub yang mulai meliriknya untuk didatangkan musim depan. Mungkin memang Real Madrid harus bersiap mencari super-sub anyar untuk menggantikan Morata di musim depan.
Komentar