Persib Bandung dan Persija Jakarta akan saling bersua di pekan ke-16 Liga 1 Indonesia 2017. Pertandingan yang akan berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan (GBLA), Kota Bandung, Sabtu (22/7) itu menjadi salah satu partai yang paling dinanti oleh publik sepakbola nasional.
Hal yang membuat laga tersebut menjadi salah satu partai paling bergengsi di Liga 1 adalah tensi panas rivalitas antara Jak Mania (pendukung Persija) dan Bobotoh (pendukung Persib) yang selalu menjadikan laga antara Maung Bandung dan Macan Kemayoran sengit di lapangan hijau.
Rivalitas antara kedua kelompok suporter itu juga tak jarang menimbulkan kericuhan kala keduanya bersua. Hal yang kemudian membuat pihak keamanan harus bekerja ekstra untuk bisa menjaga pertandingan pada Sabtu nanti tetap kondusif.
Berbagai upaya dilakukan, salah satunya memberikan pengawalan ketat kepada Persija sebagai tim tamu akan diberikan oleh pihak kepolisian. Kabid Humas Polda Jawa Barat, Yusri Yunus mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus mengawal para penggawa Macan Kemayoran dari mulai kedatangan hingga keluar Stadion GBLA. Hal tersebut dilakukan demi keamanan dan kenyamanan tim asuhan Stefano Cugura Teco itu selama berada di Bandung.
“Tentu kami akan melakukan pengawalan untuk tim tamu, yang dalam hal ini adalah Persija. Kami sudah menyiapkan skema pengawalan, gambarannya pengawalan itu akan mulai dilakukan sejak Persija datang, masuk ke hotel, hingga menuju stadion itu akan kami kawal penuh,” terangnya saat dihubungi, Rabu (19/7).
“Termasuk juga saat kembalinya pun sama (akan terus dikawal). Kami ingin agar tidak terjadi hal yang bisa berakibat fatal. Jadi kami antisipasi semua," sambungnya.
Selain itu, Yusri juga mengimbau kepada Jak Mania agar tidak datang ke Stadion GBLA pun dilakukan untuk menghindari bentrok langsung dengan suporter tuan rumah. "Ya demi keamanan, kami Imbau agar Jak Mania tidak datang ke GBLA. Tapi kalau dia colong-colong datang tidak menggunakan atribut ya silahkan saja tapi jika membuat ribut kita langsung tindak tegas," tegasnya.
Namun, pengamanan tentu tidak hanya soal antisipasi kericuhan antarsuporter atau menghindarkan tim tamu dari intimidasi suporter lawan. Sebab, laga antara Persib melawan Persija juga diwarnai oleh adanya isu ancaman bom. Isu tersebut mencuat setelah Tim Densus 88 bersama Kepolisian Daerah Jawa Barat berhasil menangkap seorang terduga teroris berinisial YC di Kampung Sinargalih, Desa Karya Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (17/7/2017).
YC ditangkap karena dugaan keterlibatannya dalam aksi teror yang terjadi di Bandung pada 8 Juli lalu. Saat penangkapan, pihak kepolisian berhasil menyita barang bukti berupa bom rakitan seberat lima kilogram dan daftar tempat yang menjadi sasaran peledakan. Dari daftar tersebut, tercatut nama Stadion GBLA, selain kafe-kafe yang berada di seputar Jalan Braga, Kota Bandung yang menjadi sasaran aksi tersebut.
Sebenarnya belum bisa dipastikan juga apakah laga antara Persib melawan Persija memang benar-benar menjadi sasaran teror. Namun setidaknya dengan tercantumnya nama Stadion GBLA sebagai sasaran aksi teror cukup menjadi warning bahwa kewaspadaan patut ditingkatkan.
Pihak kepolisian, yang dalam hal ini menjadi domain keamanan laga tersebut paham betul tindakan-tindakan yang harus mereka lakukan untuk menjaga jalannya laga tetap aman, nyaman, dan kondusif. Yusri menjelaskan bahwa pihaknya akan menyisir setiap barang bawaan yang dibawa penonton ke stadion. Bila ada barang-barang yang mencurigakan akan langsung disita.
“Selain itu, kami juga menyiapkan tim Penjinak Bom (Jibom) mengantisipasi, kalau-kalau terjadi ha-hal yang tidak kami inginkan. Intinya dalam pertandingan nanti kami ingin memberikan keamanan dan kenyamanan kepada para penonton dan tim yang pertandingan di pertandingan. Dalam pertandingan nanti, kami menyiapkan sekitar 2500 personil gabungan keamanan,” terangnya.
Tetap Tenang
Sementara itu Walikota Bandung, Ridwan kamil mengimbau agar Bobotoh untuk tetap tenang dan tidak terlalu memikirkan isu ancaman bom itu secara berlebih. Sebab, koordinasi pengamanan terus dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Pria yang karib sapa Emil itu menegaskan bahwa pihak Pemerintah Kota Bandung telah melakukan koordinasi dengan Kepolisian, hingga RT dan RW daerah setempat untuk dilakukan penyisiran.“Karena teroris itu pasti memilih tempat yang ramai. Mau pasar, cafe, tempat ibadah, atau stadion, itu sudah logika normal, penjahat pasti memilih tempat ramai,” ucapnya saat ditemui di Pendopo Kota Bandung.
“Antisipasi dari kami adalah, tentu standar keamanan stadion yang lebih diperketat. Selain itu, di level RT dan RW kami juga sudah deklarasikan untuk melakukan penyisiran kepada warga yang dicurigai dengan sebuah sistem, kalau mereka jarang bergaul, dan bersosialisasi maka kita tandai dan waspadai. Mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tegasnya.
Senada dengan Emil, General Coordinator Panpel pertandingan kandang Persib, Budi Bram Rachman juga meminta agar Bobotoh tidak perlu terpancing dengan isu bom di laga Persib melawan Persija. Sebab, pihaknya juga sudah melakukan koordinasi untuk mengantisipasi hal-hal tersebut.
"Bobotoh diharapkan tidak terpancing dengan isu tersebut. Kita dengan cepat sudah koordinasi dengan kepolisian dan meminta tetap jangan terpancing karena pelaku itu tertangkap dan tidak ada sangkutpautnya sama sepak bola. Tapi, bukan berarti kita lalai, tetap kita harus terus waspada,” katanya.
Teror Bom di Sepakbola
Isu ancaman bom yang merundung kekondusifitasan laga antara Persib melawan Persija sebenarnya bukan satu-satunya kasus ancaman teror yang menyasar kancah sepakbola. Beberapa kejadian pernah terjadi. Sebagai contoh, perhelatan Piala Eropa 2016 di Prancis juga pernah dirundung ancaman yang sama. Selain stadion, yang menjadi titik ancaman adalah wilayah fan zone yang kerap dijadikan para suporter sebagai tempat nonton bareng.
Ancaman teror di Piala Eropa 2016 tak terlepas dari aksi teror yang terjadi beberapa bulan sebelum turnamen empat tahunan itu digelar. Saat itu pada tahun 2015, serangkaian aksi teror terjadi di sekitar Stadion Stade de France ketika Prancis sedang menjalani laga uji tanding melawan Jerman. Akibat serangan yang terjadi di sekitar Stade de Franc, tiga orang meninggal dunia yang ketiganya merupakan pelaku bom bunuh diri.
Sempat terjadi kepanikan di dalam stadion pada saat itu, beruntung para pemain dan suporter di dalam stadion tidak menjadi korban. Tak hanya itu, dalam waktu bersamaan juga terjadi penyerangan di gedung konser Bataclan. Saat itu ribuan orang tengah menikmati konser grup rock asal Amerika Serikat, Eagle of Death Metal. Akibat aksi terencana itu, sebanyak 130 orang tewas dan 350 orang lainnya luka-luka.
Dari sana, otoritas pemerintahan Prancis kemudian melakukan langkah-langkah pengamanan ketat agar Piala Eropa 2016 tak dinodai dengan tindakan-tindakan represif teroris. Tindakan tersebut terbukti jitu, karena Piala Eropa 2016 berlangsung aman, hingga akhir penyelenggaraan,
Selain itu markas Manchester United, Old Trafford juga hampir menjadi sasaran teror. Pada tahun 2016, Sebuah benda mencurigakan yang diduga bom ditemukan di Stadion Old Trafford. Akibatnya, laga antara Manchester United berhadapan melawan AFC Bournemouth pada pertandingan terakhir Premier League 2015-2016 terpaksa ditunda. Pembatalan itu dilakukan setelah pihak otoritas Liga Inggris berkonsultasi dengan pihak polisi. Selain itu pembatalan dilakukan agar keselamatan pemain dan suporter terjamin.
Komentar